Ulang Tahun

4.5K 239 8
                                    

Lama gak up ya hihi ... maaf😅 saya sangat fokus sama cerita lain jadi terabaikan cerita ini.

Jangan lupa votenya dulu sebelum lanjut baca.




Alya tersenyum manis menatap wajah sang suami yang masih terlelap. Tangannya terulur mengusap pipi Fakhri lalu menyentuh alis tebal dan turun hingga hidung mancungnya.

Gerakan tangannya terhenti ketika Fakhri  mencekal pergelangan tangannya. Pria itu membuka matanya dan menatap istrinya yang menampilkan senyum manis.

Alya mendekatkan tubuhnya ke arah sang suami, lalu mengecup pipi pria itu. "Barakallah fii umrik, Mas suami," bisiknya.

Fakhri terkekeh pelan. "Terima kasih, Sayang. Padahal mas lupa kalau hari ini ulang tahun mas."

"Selamat bertambah tua, suamiku. Jangan khawatir, meski kamu semakin tua, aku justru semakin cinta. Semoga Allah selalu melimpahkan rezeki dan kebahagiaan untuk Mas dan untuk keluarga kita. Semoga Allah menjadikan Mas sebagai imam rumah tangga yang penuh tanggung jawab. Aku mencintaimu ..."

Fakhri tersenyum lebar mendengar doa dan ucapan dari Alya. "Aamiin, terima kasih doanya. Mas juga mencintaimu, sangat mencintaimu." Fakhri mengecup singkat bibir Alya. Sungguh ia dibuat bahagia pagi ini, karena saat bangun tidur ia sudah mendapatkan doa dan ucapan dari istri yang ia cintai.

"Sekarang Mas mandi, sebentar lagi adzan subuh. Shalat di masjid, 'kan?" Alya mengambil ikat rambutnya, lalu mengikat rambut panjangnya.

"Iya." Bukannya menuruti perintah Alya, Fakhri malah melingkarkan tangannya di perut Alya yang duduk di sisi kasur.

"Ayo mandi, aku mau nyiapin pakaian kamu."

"Jangan pergi, sebentar saja."

"Tapi tangannya jangan nakal!" Alya mencubit lengan Fakhri. "Bukannya mandi, malah yang ada Mas gak jadi shalat di masjid karena telat."

"Masih ada beberapa menit lagi."

"Gak, nanti Mas telat ke masjid." Alya berusaha melepaskan tangan suaminya yang ada di perutnya. Setelah berhasil, ia pun langsung menjauh dari Fakhri sambil tersenyum penuh kemenangan karena sudah berhasil lolos dari dekapannya.

Alya mengambil pakaian Fakhri di lemari, menyiapkan pakaian termasuk tugas yang ia lakukan setiap harinya. Tidak setiap hari juga, terkadang Fakhri menolak istrinya menyiapkan pakainya. Bukan tidak suka, hanya saja ia tidak terlalu suka membuat Alya kerepotan, Alya mempunyai banyak tugas yang harus ia lakukan setiap paginya.

Setelah menyiapkan pakaian, Alya beranjak keluar kamar. Ia ingin memasak nasi terlebih dahulu, sambil menunggu waktu shalat subuh.

***


Pagi ini, langit terlihat mendung. Angin berhembus kencang, nampaknya sebentar lagi kemungkinan akan turun hujan. Fakhri baru saja sampai di rumah sakit tempat ia bekerja. Setelah memarkirkan mobilnya, ia langsung melangkah menuju ruangannya. Seperti itulah setiap paginya, sebelum jam delapan Fakhri sudah berada di rumah sakit.

"Pagi Dokter Fakhri," sapa seorang perawat saat berpapasan dengannya.

"Pagi juga."

"Pagi, Dok."

"Selamat pagi Dokter."

"Selamat pagi," jawab Fakhri ramah.

Semua orang tahu siapa dia, selain seorang dokter Fakhri juga adalah anak dari pemilik rumah sakit itu. Tentu saja semua orang mengenalnya.

Ting

Pintu lift terbuka, Fakhri langsung masuk diikuti oleh orang-orang yang juga ingin ke lantai atas.

Kamu Bukan JodohkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang