Kini, Rei harus kembali bersekolah lagi seperti biasanya. Tentu tidak ada yang berbeda dari biasanya. Sama membosankan baginya.
Hanya saja ada sedikit yang berbeda sekarang. Yaitu, ia sudah tidak tinggal sendirian lagi. Namun, bersama dengan para sahabat sekaligus abangnya itu.
Siapa lagi kalau bukan, NCT?
Hanya mereka dan abangnya yang lain lagi yang diperbolehkan untuk menginap bahkan tinggal disana.
Bukannya, Rei tidak mau. Hanya saja banyak rahasia yang terdapat dalam rumah itu. Yang tidak sembarang orag tau.
Termasuk Ray dan keluarganya. Belum saatnya mereka tau tentang siapa sebenarnya seorang Rei itu.
"Selamat pagi anak-anak," sapa guru yang masuk kelasnya.
"Pagi buuuuuuuuu"
"Baiklah sekarang ibu ingin memberitahu kalian, bahwa kita kedatangan murid baru, silahkan"
Seorang remaja laki-laki masuk ke dalam kelas dengan seragamnya yang berbeda. Seketika kelas yang tadinya sepi langsung berisik. Dengan decakan kagum bahkan teriakan dari para kaum hawa.
"Selamat pagi semuanya, kenalkan saya Arzkook." Kookie? Iya, murid baru itu adalah Kookie. Entah bagaimana dan mengapa ia pindah sekolah di sini. Apa dia di drop out?
"Baiklah nak, kamu bisa duduk di kursi kosong sebelah Rei"
Dengan santai, Kookie berjalan menuju meja di paling pojok. Sedari tadi matanya tak bisa lepas dari Rei. Ia terus memandangnya sejak masuk kelas.
Dan sebuah keberuntungan baginya dapat duduk bersama Rei.
Kookie Pov
"Ssst Rei," bisiknya agak erotis. Membuat Rei langsung duduk dengan tegak.
"Lu!" Rei menengok kanan-kirinya. Tidak ada yang berbeda. Ini masih tetap kelasnya yang sama. Tapi . . .
"Why? Kaget? Mulai hari ini gua dan yang lain akan sekolah di sini." Gua tersenyum sinis membuatnya menatap gua nyalang.
Gua yakin. Pasti dia udah kesal setengah mati. Menahan gejolaknya untuk menghajar gua. Tapi, siapa yang peduli? Intinya sekarang gua bisa lebih dekat lagi dengannya. Cewek dingin yang bisa buat gua tergila-gila.
-
Akhirnya setelah tiga jam pelajaran, bel istirahat pun berdering dengan sangat kencang. Membuat seluruh murid tak sabar untuk segera pergi ke kantin dan mengisi perut mereka.
"Rei kantin yuk!" tarik Kookie dengan paksa membuat Rei meronta.
"Apasi kook, gua ga mau ke kantin!" Rei terus berontak di sepanjang lorong. Membuat dirinya dan Kookie kini menjadi perhatian.
Eh itu murid barunya kan?
Setau gua sih ada 2 murid barunya
Ganteng banget yampun
Jodoh gua itu woy
Eh si Rei ko bisa sama dia?
Rei cantik banget huhu
Rei dingin tapi imut
Gila sih mereka goals banget
Kita mah apa, cuma remahan kerupuk doang:(
"Rei tumben lu ke kantin? Dan siapa mereka?" tanya Ray yang tiba-tiba duduk di sebelahnya.
"Ah, Ray ayo kita pergi." Tarik Rei membuat Ray mau tidak mau mengikutinya.
"Lah lu mau kemana anjir. . .REI!" teriak Kookie membuat Rei kini menjadi perhatian lagi dan lagi.
Hosh...Hosh..Hosh...
Sekarang mereka berdua, Rei dan Ray. Berada di rooftop. Tempat biasa mereka untuk bersantai jika sedang bosan dengan sekolah.
"Mereka siapa? Terus tadi siapa yang teriak manggil² kamu ha?" cerocos Ray yang sangat penasaran.
"Aku gabisa jelasin secara detail, tapi intinya mereka cuma temen ga lebih," jelas Rei panjang lebar.
"Iya aku ngerti ko, entahlah aku cuma ga suka aja kalo kamu deket sama cowok lain." Ray mengelus rambut Rei dengan lembut. Membuat sang empunya tersenyum tipis.
Tringg..tringg...
"Udah bel tuh, kamu ga masuk?"
"Nanti aja masih mau sama kamu." Ray memeluk sahabatnya itu dari samping membuat ia terkekeh.
"Ingat dah kelas 12, dan jangan gombal mulu ga mempan." Jitak Rei cukup keras membuat Ray meringis.
Entah apa hubungan mereka berdua. Sahabat? Atau lebih? Intinya Rei tidak mau berharap terlalu lebih.
Ia masih ingat dengan sahabatnya yang kini sedang terbaring di rumah sakit, Ava. Tentu dengan kondisi Ava yang seperti itu, tak tega jika Rei harus mengkhianatinya. Lebih baik Rei sakit hati dibanding ia harus menyakiti sahabatnya
KAMU SEDANG MEMBACA
HALU [Mintzu]
Teen Fiction(( cerita ini sedang hiat )) Kau adalah candu bagiku. Yang dapat membuatku gila. Walau hanya melihat bayangmu. Tapi, aku tau diri. Aku sadar. Bahwa Aku tak pantas bersamamu. Walau hanya sementara. Karena sampai kapan pun kau hanyalah bagian dari kha...