Baru saja Reixa sampai di mansion miliknya ia langsung bergegas naik dan menuju kamarnya untuk istirahat.
Masa bodo dengan ia yang belum izin ke seluruh abangnya bahwa dirinya tidur di mansion pribadinya.
Fisik dan batinnya sangatlah lelah, seharian ini dirinya harus berusaha terlihat ceria dan senang di hadapan semuanya, termasuk saat bertemu dengan keluarga angkatnya tadi.
Ia memang senang bisa bertemu, hanya saja mengingat detik detik terakhir hidupnya membuatnya jadi kepikiran.
"Ah, aku ngantuk sekali hoammm. . ."
Reixa langsung tertidur usai merebahkan dirinya ke kasur. Sekarang hanya satu tujuannya, yaitu tidur dengan tenang sebelum dering ponsel mahal miliknya berbunyi nyaring mengganggunya.
"Ma-ma. . maaf nona sudah mengganggu malam-malam ss-saya hanya ingin memberi tahu bahwa markas utama diserang oleh Black Rose." Rei mengeraskan rahangnya dan segera mematikan telepon itu sepihak.
Rei Pov
Usai telepon tadi gua langsung ambil jaket kulit berlambang bulan sabit dan mahkota kecil di atasnya.
Dengan kecepatan penuh gua menjalankan buggati terbaru yang belum sama sekali gua gunakan.
Tidak perlu waktu lama akhirnya gua udah sampai di markas, dengan keadaan yang sedikit kacau.
Tanpa rasa takut, gua menghampiri semua orang itu dan tanpa mereka sadar gua memulai aksi kejam gua.
Sebenernya gua males banget kalo udah sampe harus ngebunuh orang kaya gini, tapi inilah pekerjaan asli gua mau gimana lagi? Bego kan.
Dengan cekatan dan tepat sasaran gua mulai menembak ke segala arah tanpa memberi sedikitpun peluang bagi lawan, tidak perlu waktu lama tentunya banyak lawan yang sudah tumbang hanya karena sebuah peluru kecil? lebay sekali bukan, padahal gua saat ini ga pake peluru dengan racun berbahaya yang bisa bikin cepet mati, tapi mereka udah mati duluan? yah ga seru ah balik balik.
mana ada mafia lemah, goblok.
Dor!
Dor!
Dor!
Ini siapa si anjir yang mau nembak gua, daritadi meleset mulu najis. Dengan santainya gua malah ngegumam ga jelas dan saat melihat ke depan gua tersenyum sangat manis.
Tak peduli dengan tatapan intimidasi dan aura gelap disekitar, gua tetap tersenyum manis. Hingga saat sudah berada dijangkauan, gua langsung menusukan belati ke perutnya.
Membuat cowok itu terkejut dan langsung jatuh sambil memohon.
Author Pov
Dengan sekali tepukan banyak anak buah MB berkumpul mengelilingi sang ketua mereka.
Mereka semua tampak takut melihat kedatangan ketuanya dengan aura yang sangat tidak bersahabat, apalagi saat melihat di belakangnya banyak mayat yang pasti habis dibunuh olehnya itu.
Salah satunya adalah orang yang sangat dekat dengan sang ketua itu, Taeyong. Dia ada disana sejak satu jam yang lalu saat ada kabar markas mereka diserang tiba-tiba. Ia menatap sendu ke arah perempuan bertopeng hitam emas itu, masih ada perasaan tak rela mengetahui adiknya adalah seorang ratu mafia di dunia.
Mengapa tidak rela? Bukankah hebat memiliki seorang yang ditakuti di seluruh dunia? Mungkin sebagian orang akan berpikir beruntung seperti itu, tapi tidak dengan Taeyong.
Tidak masalah baginya jika ketuanya itu adalah laki-laki atau setidaknya bukan orang terdekatnya, tapi faktanya ketua itu adalah orang yang paling disayang dan sangat dekat dengannya, Reixa.
KAMU SEDANG MEMBACA
HALU [Mintzu]
أدب المراهقين(( cerita ini sedang hiat )) Kau adalah candu bagiku. Yang dapat membuatku gila. Walau hanya melihat bayangmu. Tapi, aku tau diri. Aku sadar. Bahwa Aku tak pantas bersamamu. Walau hanya sementara. Karena sampai kapan pun kau hanyalah bagian dari kha...