-20

111 9 1
                                    

Sekarang, Rei sedang berkumpul bersama seluruh kakak kakanya itu.

Mereka tengah merayakan kelulusan bagi Nct, kecuali untuk yang masih seusia dengan Rei.

"Akhirnya kita bisa kumpul kaya gini lagi ya," seru Xiumin sebagai yang paling tua di antara mereka.

"Iya anjir kangen banget gua," lanjut Chanyeol

"Makanya kita harus kenang ni hari baik baik, jarang banget kek gini kita."  Rei sedikit tertegun dengan ucapan Baekhyun.

Ia hanya tersenyum tipis untuk menanggapi ucapan kakaknya itu. Berbeda dengan kakak kakaknya yang justru tambah heboh.

"Ya, pastilah ! Tapi seterusnya kita harus kaya gini terus, ga boleh pisah pisah apalagi si adek nakal ini." Suho mencubit pipi Rei membuat sang empunya mendengus kesal.

"Apasi, ko adek yang dibawa-bawa"

"Emang kamu dek, nakal !" sorak semua kakaknya tanda setuju dengan ucapan Sehun.

"Nyenyenyenyenye, bacot"

Rei memilih fokus memakan marshmellow bakarnya dibanding harus menanggapi kecengan kakak kakaknya.

Ga penting.


Akhirnya pesta kecil kecilan mereka pun telah usai, kini waktu telah menunjukan pukul 12 malam. Pertanda waktu untuk mereka istirahat.

Semua telah kembali ke kamarnya masing-masing. Termasuk dengan Rei.

Tapi, sedari tadi Rei terus merasa gelisah tak jelas. Bahkan tadi sesekali di otaknya seperti ada sebuah kilasan masa lalu yang tiba-tiba saja terlintas.

Aneh, emangnya dia pernah amnesia ya? Kayaknya ga deh. gumamnya

Namun, dirinya teringat akan sesuatu.  Lantas, ia segera mencari barang tersebut, barang yang sedari dulu di larang dibuka oleh keluarga Ray.

Ya, pada saat itu Rei menurut saja, tapi ia teringat akan perkataan bundanya Ray.

"Nak, kamu boleh buka ini di saat kamu udah bisa mengingat sedikit masa lalu kamu yang sebenarnya"

Rei tentu saja merasa ada yang janggal dari kata kata itu. Apa sebenarnya yang dimaksud dengan masa lalunya?

Dan semua terjawab ketika ia mulai mencoba membuka dan membaca satu persatu halaman buku berwarna baby blue itu. Terutama saat ia menemukan sebuah foto dua orang anak kecil yang terlihat bahagia dan ada sebuah foto anak kecil laki-laki dengan wajah cemberutnya.

Rei mencoba mengingat siapa laki-laki di kedua foto ini, namun sayangnya ia justru mendapat rasa sakit yang begitu teramat di kepalanya.

Beberapa kilasan masa lalunya kembali, di sana terdapat kedua anak kecil yang sedang bermain di taman dengan bahagia tak lama datang seorang wanita yang menyuruh mereka untuk istirahat sejenak, lalu setelah itu keduanya diminta untuk berfoto bersama olehnya.

Kemudian, tiba-tiba saja kilasan itu berpindah pada suatu masa yang amat di benci oleh Rei.

Bau amis darah begitu menyeruak indra penciumannya, seorang gadis kecil yang begitu penasaranpun mencoba mencari tau apa yang terjadi. Betapa terkejutnya ia saat melihat ibunya telah di siksa oleh orang yang dianggap sebagai superheronya.

Gadis itu menangis dalam diam, lalu memutuskan berlari ke kamarnya diam diam agar ayahnya tak mengetahui perbuatan mengintipnya itu. Ia terus menangis sampai akhirnya tertidur karena kelelahan.

Semakin lama kepala Rei terasa begitu sakit, bahkan tak sadar darah segar telah menurun dari hidungnya itu.

Rei berusaha bangun untuk mencari obatnya, namun ia langsung tergeletak di lantai saat dadanya mulai ikutan sesak dan darah yang turun semakin deras.

-

Pranggg

"Kenapa firasat gua ga enak gini sih?" tanyanya pada diri sendiri.

Tapi tak ingin terlalu overthingking, ia memutuskan untuk membersihkan pecahan gelas tersebut dan kembali ke kamarnya, sebelum sebuah ucapan membuatnya terhenti.

"Ayah, aku ingin menagih janji ayah yang bilang akan menuruti apa saja kalo aku mau berobat"

"Tentu saja sayang, memangnya apa yang kamu inginkan?" tanya sang ayah yang diangguki ibunya.

"Aku ingin ayah menjodohkan aku dengan—"

BLAMMM

dasar perempuan licik, lihat saja jika kau berani mengganggu adikku.

HALU [Mintzu] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang