-18

67 5 1
                                    

Rei Pov

Sekarang gua lagi ada di apartement Dubu, biasalah main sambil ngacak ngacak.

Dan seperti biasa juga, kita bakal mainan ps dengan hebohnya.

"KO LU MENANG MULU SI SETAN!" teriak Dubu sambil melemparkan popcornnya ke wajah gua.

"EH BEGO SAYANG TU POPCORN MENDING GUA MAKAN!"

"HALAH BACOT LU, PASTI LU PAKE JAMPI JAMPI KAN MAKANYA MENANG MULU!"

"GA LEVEL AMA DUKUN"

"AAANJIng—ah udahlah serah lu aja ga duli gua anj, eh btw auranya lu lagi ribut ni ya," sindir Dulu yang langsung terbahak.

"Bacot bangsat." Dubu oleng dan jatuh saat gua noyor kepala dia dengan keras membuanya meringis kesakitan.

Sedangkan gua? ya ketawa lah anjing

-

"Wah, luar negeri keren ya bun," ungkap kagum seorang gadis dengan senyum merekahnya

"Iya dong sayang, gimana kamu suka kan?" Gadis itu mengangguk dengan antusias

"Yaudah kamu istirahat dulu ya, bunda mau ke bawah." Gadis itu menatap kepergian bundanya dengan senyum manis yang tiba-tiba saja berubah menjadi sebuah senyum sinis.

"Dengan begini, gua bakal mudah mendapatkan apa yang gua mau," dia menggelengkan kepalanya, "Dasar orang orang bodoh, mau aja gua jadiin pembokat"

Gadis itu tersenyum puas menatap pantulan dirinya di cermin, lalu berbalik dan membaringkan tubuhnya di kasur.

-

NCT Pov

Sekarang kita udah sampai dirumah dengan keadaan alhamdulillah. Rumah juga kaya biasanya, ga pernah sunyi dan selalu berantakan, tentu saja itu karena ga ada Rei disini yang biasanya ngomel kalo ga rapih.

Tapi, kita masih bener-bener kaget sama kejadian yang tadi. Kita tau ko Rei itu suka beladiri dan balapan, cuma kita belum pernah liat langsung rei baku hantam sama orang.

Apalagi dia tadi kelihatan marah banget. Sekarang kita paham, kenapa selama kenal rei ga pernah mau cerita  tentang keluarganya, padahal kita bukan kenal sebulan duabulan, tapi udah bertahun-tahun.

"Malam semuanya!" spontan kami semua nengok ke sumber suara.

Itu Rei.

Kita kira dia bakalan tinggal di apartnya lagi karena masalah tadi, tapi syukurlah dia balik.

Jisung berlari dan segera memeluk adik kecilnya itu. Ya, mereka hanya berbeda beberapa bulan saja sih, tapi si bocah bernama Jisung itu memaksa Rei itu memanggilnya abang.

"Kenapa lu jis?" tanya Rei spontan ketika Hidung memeluknya erat.

"La lu la lu. Heh, bocah! lu itu harus sopan sama yang lebih tua dan jangan  ngomong lu-gua kalo di rumah," omel Jisung seraya menyentil kening adiknya.

Rei memutar bola matanya malas, lalu mendecih dan berjalan meninggalkan bocah menyebalkan itu.

Dirinya menghampiri kita semua dengan senyum manisnya. Aneh, senyum itu terasa begitu tulus, tapi mengapa kami merasa akan ada sesuatu hal yang buruk?

Author Pov

Malam ini semuanya tiba-tiba berubah, begitu pula dengan Rei yang menjadi ceria dan sangat ramah.

Bahkan, kalian akan terkejut tak percaya melihatnya tertawa dengan recehan dari sang kakak.

"Wah, lihatlah ratu kecil kita ini tertidur pulas," ucap Chanyeol sambil mengusap kepala adiknya dengan sayang

"Dasar anak itu. Bawa gih ke kamarnya sana." Suho memerintah sambil menyeruput kopinya.

Chanyeol pun bangkit seraya menggendong Rei ala pengantin, lalu naik ke atas meninggalkan segerombolan laki-laki tampan di bawah sana.

"Dia aneh"

Sekejap semua mata mengarah pada Renjun. Menyadari hal itu, lantas Renjun hanya tersenyum dan mengedikan bahunya, lalu segera bangkit menuju kamarnya.

Semuanya langsung menatap satu sama lain dengan pandangan seakan bertanya apa yang sedang terjadi.

Namun, tentu tidak akan ada yang tau jawabannya jika sang pemilik jawaban itu enggan memberikannya

HALU [Mintzu] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang