Rei Pov
"Ah..shit gua ketiduran." Dengan cepat gua bangun dan bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya.
Akhirnya setelah 10 menit menghabiskan waktu di dalam kamar mandi. Gua keluar. Membuka lemari pakaian yang terbilang besar. Dan memilih pakaian terbaik yang akan gua pakai malam ini.
Setelah selesai merias diri dengan sangat natural. Dengan segera gua ambil kunci motor. Membawanya ke tempat biasanya orang bersenang-senang. Club. Tempat itulah yang selama ini selalu gua datangin setiap malam.
"Sorry gua telat." Gua membungkukan badan di depan pemilik sekaligus manager di club ini. Dubu. Sebenarnya ga jauh umur gua sama dia. Hanya berbeda setahun.
Yang seharusnya dia itu masih sma kelas sebelas. Tapi, dia malah berhenti sekolah. Lebih memilih untuk mengembangkan usaha clubnya itu.
Karena, hidupnya bisa dibilang hampir mirip kek gua. Bedanya dia masih ada ayah yang udah nikah dengan wanita lain.
Sedangkan gua? Ya gitulah.
"Sans aja kali Rei, gua juga tau pasti lu capek sekolah kan, haha." Dubu tertawa sambil asik menyiapkan minuman bagi pelanggannya.
"Yaudah minggir, biar gua yang jaga," ucap Rei yang segera menggantikan posisi Dubu.
Jika kalian berpikir bahwa Rei bekerja sebagai kupu-kupu malam. Maka kalian salah besar.
Rei memang yatim piatu sejak berusia tujuh tahun. Membuat dirinya harus mandiri sejak kecil. Saat itu ia dirawat oleh keluarga sahabat ibunya setelah terjadi suatu peristiwa yang membuat mentalnya terganggu hingga sekarang. Keluarga sahabat ibunya itu adalah keluarga Ray. Makanya mereka berdua itu sangat dekat.
Tapi sejak umur 10 tahun, Rei yang memang senang bela diri mulai mengikuti banyak lomba yang menghasilkan uang baginya. Selain itu ia juga menjadi seorang model cilik. Namun, semua itu ia lakukan secara diam-diam. Sebab dirinya tak mau selalu merepotkan keluarga Ray.
Sehingga saat usianya 13 tahun, ia memutuskan untuk tinggal sendiri. Di rumah peninggalan ibunya dulu. Memang tidak besar, namun cukup untuk tidur dirinya. Sedangkan, rumah ayahnya itu disita. Karena katanya istrinya itu terlalu banyak menggunakan kartu kredit. Haha.
Oke, back to topic
Nah, jadi Rei ga sebodoh dan ga semurahan yang kalian kira. Hingga dirinya menjadi kupu-kupu malam. Yang berarti harus menjual dirinya secara sukarela kepada para lelaki di luar sana. BIG NO.
"Hai, Rei! Sibuk banget nih," ucap seorang laki-laki yang duduk di depan mejanya bekerja.
Rei berdecak malas, "Punya mata kan?" Acuh Rei yang tak peduli dengan cowok yang selalu saja datang ketika jamnya bekerja.
Karena, malas meladeninya. Rei terus sibuk dengan para pelanggannya. Yang membeli minuman keras dengan harga selangit. Sayang banget duit gua buat beli minuman setan ini, mending gua tabung njir. Itulah yang selalu ada di pikiran Rei, ketika melihat bahwa pelanggannya itu masih remaja. Tapi beli minumannya ga kira-kira.
"Rei, mulai lusa gua dan lainnya akan pindah ke sekolah lu itu." Lucas mulai menyalakan rokoknya dengan sangat santai.
"Hah! Tapi kenapa?" kaget Rei yang langsung memfokuskan dirinya kepada lucas.
"Karena, kita disuruh sama bang Chanyeol dan kawan-kawan buat jagain lu, ketika mereka lagi pergi ke Korea buat ngurus yang di sana," jelas Lucas yang masih asik dengan rokoknya, hingga tiba-tiba ia ingat akan sesuatu.
"Ah iya! Hari ini lu ditantangin sama si Kookie buat balapan," ucapnya yang hanya dibalas deheman oleh Rei yang segera berlalu ke dalam.
Selang beberapa menit, Rei keluar dari ruangan itu dengan pakaian santainya. Ia segera menarik sahabatnya untuk segera keluar dari tempat terkutuk itu.
Kalo bukan karena si dubu sahabat gua yang mau kasih gaji lumayan besar cuma buat tiga jam kerja sebagai bartender, gua sih ogah. Misuh dirinya sendiri setiap selesai kerja dan keluar dari "Moonlight club"
Memang benar sih gajinya itu lumayan banget. Bagaimana ga? Gua cuma kerja tiga jam perharinya dimulai dari jam sembilan malam. Tapi, gajinya itu tujuh juta perbulan. Katanya sih banyak pelanggan yang suka sama gua, eww.
Author Pov
Rei dan Lucas sampai di arena tempat balap mereka setelah 10 menit.
"Hai Rei!" sapa sekumpulan cowok yang langsung menghampirinya.
"Hai," balas Rei yang sangat singkat dengan wajah datarnya.
"Akhirnya lu dateng juga, kita udah nunggu lu selama 5 menit tau," cerocos cowok berkulit tan. Echan.
"Terus?"
"Y-ya ya gitu," gugup dirinya saat ditatap sinis oleh Rei.
"Udah ga usah dengerin si echan, mending sekarang kita mulai aja!" Sahut Yuta yang disetujui oleh semuanya.
"Udah siap kalah dan jadi milik gua sayang?" bisik kookie dengan erotis yang membuat Rei justru merasa sangat geli.
"Lihat nanti"
"Okay guys! Are you ready?" teriak seorang perempuan dengan baju setengah bahan miliknya.
1
2
3
Brummm
Dengan kecepatan maksimal Rei melajukan motornya itu tetap santai seakan tak ada beban.
Beberapa kali motornya itu dihimpit oleh Kookie hingga hampir terjatuh. Namun, karena refleknya sejak dulu sangat bagus ia berhasil menyeimbangkan tubuh dan motornya.
Akhirnya, setelah 15 menit mereka berdua balapan dengan jarak yang cukup jauh. Lagi lagi dan sudah pasti Rei yang akan menang.
"Mana?" tagih Rei yang sekarang menggunakan wajah angkuhnya.
"Ini kunci motor serta mobil yang gua janjiin tadi." Kookie memberikan dua buah kunci dengan tak rela kepada Rei yang sedang menatapnya angkuh.
Setelah mendapatkannya. Rei segera berjalan menghampiri NCT. Sorak suara riuh menyambut kedatangannya.
"Woy intinya malam minggu kita wajib party!" ucap Ten seenaknya yang tentu diiyakan oleh yang lainnya.
Sebenarnya Rei mau nolak. Tapi, melihat sahabatnya senang seperti ini ia jadi tak tega. Serta mengingat bahwa dirinya hanya bisa bertahan lima bulan.
KAMU SEDANG MEMBACA
HALU [Mintzu]
Teen Fiction(( cerita ini sedang hiat )) Kau adalah candu bagiku. Yang dapat membuatku gila. Walau hanya melihat bayangmu. Tapi, aku tau diri. Aku sadar. Bahwa Aku tak pantas bersamamu. Walau hanya sementara. Karena sampai kapan pun kau hanyalah bagian dari kha...