"By aku laper huhu," rengek Lucas tak tahu malu. Ia bergelayutan di lengan milik Rei. Membuat seisi kelas menatap keduanya dengan intens.
"Apaan lu deket-deket sama Rei! Minggir sana nyet." Dorong Kookie dengan sengaja hingga Lucas terjungkal ke belakang.
"Aduh pantat gua," ringisnya sambil mengusap bagian belakangnya seraya berusaha berdiri.
"Lu itu ngapain sih segala pindah kesini juga, hah?" cerocos Lucas yang tak terima.
"Harusnya yang nanya kek gitu itu gua, bukan lu! Lagian lu juga ngapain pindah segala? Nah, gua tau pasti lu ngefans sama gua kan." Bacot Kookie tak mau kalah dengan sangat pedenya.
"Kepedean lu njir, ogah banget gua ngikutin uke cem lu gini." Lucas bergidik ngeri saat membayangkan dirinya dengan Kookie, amit-amit.
"Anjeng gua bukan uke, lu kali yang uke suka main sama daddy kan? kan?" Belum tuntas Kookie menyelesaikan ucapannya, tiba-tiba ada yang menoyor palanya dan Lucas secara bersamaan.
"Anji—" umpat mereka berdua secara bersamaan tertahan, ketika melihat siapa yang menoyor dan sedang menatap mereka.
"Ngapain?" tanya Taeyong santai dengan tatapan mautnya.
"Ngajak Rei ke kantin bang, tapi dianya gamau." Cemberut Lucas membuat dirinya justru dijitak oleh teman-temannya itu.
"Gimana dia mau kalo lu aja malah bacot di sini sama si kookie," sahut Jaehyun membuatnya tambah cemberut.
"Udah, sekarang sana lu semuanya balik kelas masing-masing," perintah Taeil yang langsung dituruti oleh teman-temannya.
"Kalian?" bingung Rei ketika ia masuk ke dalam kelas dan melihat sahabatnya berkumpul di sana.
"Lah lu darimana? Bukannya tadi lu lagi tidur ya?" tanya Kookie.
"Iya, kalian bacot jadi gua keluar," jawab Rei dengan santai melewati kerumunan lelaki itu.
"Yaudah, kita balik dulu ya Rei." Ten mengacak-acak rambut Rei gemas membuat sang empunya menatapnya kesal.
Bingung kan? Kenapa anak NCT bisa ada di sekolahnya Rei? Itu karena mereka juga ikut pindah kesana atas dasar perintah dari ke sembilan kakak mereka yang sedang pergi ke luar negeri. Sesuai dengan ucapan Lucas saat di club, bahwa mereka akan sekolah bersama Rei.
-
"Akhirnya sampe rumah juga," gumam Renjun ketika memasuki mansion besar milik Rei.
"MISI ANJENG GUA MAU BERAK! MINGGIR MINGGIR." Haechan berteriak sambil berlari dan mengibaskan tangannya agar tak ada yang mengahalangi jalannya menuju tempat haqiqi seluruh umat manusia.
"Punya abang ko autis," ucap Chenle mengelengkan kepalanya.
"Yauda sana, kalian istirahat dulu." Tarik berjalan ke atas menuju kamarnya begitupun dengan yang lainnya.
Bahkan, sebagian besar dari mereka langsung tidur dengan pulas ketika masuk kamar, tanpa berganti pakaian.
Berbeda dengan mereka semua. Rei kini telah berganti pakaian santainya. Ia langsung disibukan dengan komputer di hadapannya.
( Rei : bold - Ka Mawar : biasa )
"Halo ka, apa terjadi sesuatu di sana?"
"Tidak ada semuanya aman, tapi kakak dapat kabar Death eyes akan menyerang perusahaan"
"Ka Mawar ga usah takut, hal itu biar Eca yang urus"
"Ya udah, kakak lanjut kerja lagi ya banyak berkas yang harus dibaca, kamu juga kesini bantu kakak"
"Eca lagi males mikirin berkas nanti aja hehe"
"Iyain aja iyain, yauda pai pai"
"Hmm"
Rei menghempaskan tubuh mungilnya itu ke kasurnya yang besar. Ia sedang berpikir apakah dirinya harus berhenti menjadi seorang bartender? Sebab sekarang Rei sangat sibuk dengan bisnisnya sendiri, dan bermacam hal lainnya. Membuatnya harus membagi waktu hingga harganya lelah.
Jika dipikirkan mustahil seorang gadis remaja berusia 15 tahun mempunyai perusahaan, cafe, serta tergabung dalam organisasi gelap. Tapi itulah Rei. Baginya tak ada yang mustahil selagi tuhan berkehendak dan dirinya mau berusaha.
Hingga usahanya selama empat tahun membuahkan hasil. Namun, anehnya meskipun Rei bisa dibilang sukses di usia mudanya, dengan memiliki banyak usaha, tapi dirinya masih saja bekerja sebagai seorang bartender dan model.
Katanya dia, jadi model itukan awal dari dia menuju sukses jadi sayang kalo ga diterusin. Nah, kalo jadi bartender itu sebenarnya ga sengaja. Rei yang saat itu ada misi di club milik dubu harus menyamar sebagai seorang bartender. Dan lama-lama dia malah mencalonkan diri untuk bekerja di sana.
Tapi tenang saja, identitasnya masih tertutup dengan aman dan sangat rahasia. Karena, ia punya panggilan berbeda sesuai waktunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HALU [Mintzu]
Teen Fiction(( cerita ini sedang hiat )) Kau adalah candu bagiku. Yang dapat membuatku gila. Walau hanya melihat bayangmu. Tapi, aku tau diri. Aku sadar. Bahwa Aku tak pantas bersamamu. Walau hanya sementara. Karena sampai kapan pun kau hanyalah bagian dari kha...