Engga mau tau, pokonya kalian harus komen yang banyak, mau ngeluarin sumpah serapah juga boleh. Mau ngehujat si ayam ato si Rin juga boleh, asal hangan aku aja yang dihujat :D
Soalnya aku nulis chapter ini bener2 penuh pengorbanan. Weekkk lebay! Biarin :p
Enjoy!!
" Rin... Kenapa dia menemuimu? "
Tubuh Sakura terasa seperti disengat jutaan volt listrik ketika Sasuke mengajukan pertanyaan itu, pertanyaan yang paling ia hindari pagi ini.
Kenapa? Dari mana Sasuke mengetahuinya?
Ia bisa melihat mata hitam yang tampak sayu itu menatap kearahnya dengan jutaan emosi yang terkandung didalamnya serta sarat akan keputus asaan.
Sakura sudah menduga ini sebelumnya, Sasuke akan kembali hancur.
Ia ingin menjawabnya, namun lidahnya terasa kelu, seluruh suara yang ingin dikeluarkannya seolah tersangkut ditenggorokannya. Emeraldnya berguling kearah Sasori, memberikan tatapan memohon agar sang kakak mebantunya. Sasuke tidak boleh mengetahui fakta itu, tidak boleh. Atau, pria itu mungkin akan terpuruk dan malah membenci kakaknya.
Sasori yang mengerti tatapan memelas adiknya berdeham pelan, mencoba menarik perhatian dari pemuda disampingnya, "Sasuke, dengarkan aku." pria berambut merah itu mulai bersuara, hazelnya menatap hati-hati kearah pemuda bersurai gelap itu, "Rin, dia....." ia mencoba mencari kalimat yang pas untuk diucapkan dengan cara menggulirkan maniknya ke segala arah, "Dia hanya mampir untuk memesan makan. Ya, memesan makanan."
Sakura mengangguk ragu untuk meyakinkan pria itu. Namun, Sasuke tetap bergeming, masih menampilkan tatapan yang membuat Sakura harus menelan ludahnya dengan susah payah.
"Lalu, kenapa dia berada diruangan Kerjamu? " Sasuke berkata tajam, onyxnya beralih menghunus hazel Sasori.
Lagi, perkataan pemuda itu membuat tubuh kakak beradik itu menegang.
" Itu——"
"Katakan padaku, Sakura. Aku tau kalian menyembunyikan sesuatu hal yang tidak kuketahui tentang wanita jalang itu. "
Kenapa Sasuke bisa mengetahuinya secepat ini. Bukan—dia mengetahuinya terlalu cepat. Sakura bingung, haruskah ia menceritakan kebenarannya?
Tapi, bukankah pemuda itu berhak tau? Setidaknya dengan ia menceritakan kebenarannya, secara pelan-pelan, tentang Nohara Rin yang bersedia menjadi kekasih pemuda itu hanya karena Sasori, mungkin saja Sasuke tidak akan membenci kakaknya. Mungkin saja.
Sakura menghela nafasnya pelan, balas menatap jelaga hitam yang tampak sayu dihadapannya dengan tatapan yakin, lalu beralih pada hazel sang kakak yang kini menatap dirinya khawatir serta menggeleng pelan. Menyuruh Sakura untuk menutup mulutnya rapat-rapat.
"Tidak, kakak. Aku harus menceritakannya. " Sakura membalas tatapan memohon Sasori penuh keyakinan, memberikan tatapan mata yang mengatakan bahwa semuanya akan baik-baik saja pada sang kakak.
Dan Sasuke hanya bisa memandang keduanya dengan tatapan bingung dan juga penasaran yang kentara.
" Sasuke dengarkan aku. " Sakura mulai bersuara. Jemarinya yang berada diatas paha saling bertaut untuk menghalau rasa sesak didadanya. " Aku akan menjelaskan semuanya, apa yang aku dengar dari Rin kemarin malam. Jangan menyela ucapanku sampai aku selesai bicara. Dan juga.... Kau harus berjanji satu hal padaku. "
" Apa itu? "
"Setelah kau mendengar ini, aku mohon kau jangan membenci kakakku. Karena aku tau itu semua bukan salahnya. Kakakku tidak mengetahui apapun tentang hal ini. "
KAMU SEDANG MEMBACA
KARENA AKU, HARUNO SAKURA (Selesai)
Fanfic18+ A Sasusaku fanfiction. Aku baik-baik saja. Bahkan ketika kau bersikap seperti itu padaku, aku masih baik-baik saja. Bukankah hatiku begitu kuat, Sasuke? Bahkan melebihi kuatnya baja sekalipun! Cover : by pinterest Story : by elinahikari