"Rin, apakah aku benar-benar harus pergi?"
Konan berjalan mondar-mandir di kamar bernuansa putih itu, sesekali ia menggigiti jarinya untuk menyalurkan rasa gugup yang ia rasakan karena memikirkan ucapan pemuda aneh yang di teleponnya kemarin malam.
Jam menunjukkan hampir pukul delapan malam, dan Konan masih terlihat begitu bimbang. Jujur saja, ia merasa penasaran dengan lelaki aneh yang memiliki marga Uchiha itu. Tapi ia masih ragu. Kenapa ia ragu? Entahlah, Konan sendiri tidak tahu.
Ia tidak ingin pergi menemui lelaki aneh itu, tapi perkataan terakhir yang dilontarkan oleh lelaki itu membuat dirinya merasa cemas.
" Dengarkan aku, temui aku besok malam ditempatmu berdiri saat ini. Aku akan kesana dan aku tidak akan pulang sebelum kau menemuiku. Aku, ingin mengenalmu, Nona menggemaskan. "
Bagaimana jika lelaki itu menunggunya sepanjang malam? Udara diluar begitu dingin, dan mungkin lelaki itu akan membeku jika lelaki itu benar-benar nekat memunggunya.
" Rin! " Rajuknya.
Nohara Rin hanya menghela nafasnya, menatap gadis berambut ungu itu dengan pandangan datar," Aku sudah mengatakan padamu, dan kau tidak mau mendengarkanku. "
Konan mengerucutkan bibirnya, memilih untuk mendudukkan dirinya diranjang milik Rin, bergabung dengan gadis bersurai hitam yang kini bersandar pada kepala ranjang.
" Lalu aku harus bagaimana? "
" Bagaimana apanya? "Tanya Rin gemas," Tentu saja temui dia! Kau mau tanggung jawab kalau dia mati kedinginan karena menunggumu? "
Dalam hati Rin benar-benar tertawa saat ini, ia tidak menyangka jika sahabatnya itu begitu polos. Kenapa hanya dengan gertakan seperti itu wajah Konan langsung bertambah panik? Ayolah, mana mungkin seorang Uchiha Itachi yang pintar mau menunggu gadis yang Jelas-jelas belum dikenalnya diluar ruangan disaat cuaca sedang ekstreme?
"Benar! Aku harus menemuinya,"Ujar Konan panik, "aku tidak ingin dia mati kedinginan dan aku masuk penjara karenanya. " ia segera bangkit, memilih untuk mengambil pakaiannya yang masih berada di dalam koper dan berjalan menuju kamar mandi untuk mengganti pakaian.
Setelah Konan tak terlihat oleh jangkauan matanya, Rin benar-benar tertawa karenanya.
"Astaga, kenapa dia begitu polos."
***
Sakura mengetuk-ngetukkan jemarinya pada meja belajar dihadapannya, emeraldnya memandang lurus kedepan, menatap dinding yang warnanya sedikit memudar. Saat ini fikirannya tengah melanglang buana, memikirkan kembali penjelasan Uchiha Itachi kemarin malam, tentang Sasuke yang tengah menemui Rin.
Tanpa sadar, ia mendengus keras, entah karena apa. Itachi memberitahunya jika mereka bertemu untuk menyelesaikan masalah yang terjadi di antara keduanya. Namun Sakura sedikit ragu.
Kenapa ia ragu? Fikir Sakura.
Seharusnya tidak ada yang ia ragukan. Jelas saja, karena sejak awal Rin tidak mencintai Sasuke. Tapi Sasuke? Ya, itulah yang menjadi keraguan Sakura sejak awal. Ia meragukan Uchiha Sasuke.
Biar bagaimanapun dulu Sasuke sangat mencintai wanita itu. Dan wanita itu pula yang telah merubah menjadi Sasuke sepeti sekarang ini. Dan ia tidak bisa menjamin jika Sasuke akan jatuh kembali pada pesona Rin Nohara.
Ia menghela nafasnya, memejamkan sejenak matanya, menekan rasa sesak yang tiba-tiba hinggap didalam dadanya.
Tidak, ia harus mempercayai Ucapan Itachi semalam.
"Tenanglah, Sakura. Aku yakin Sasuke akan benar-benar menyelesaikan masalahnya kali ini. Kau, harus mempercayainya. "
Ya, ia harus mempercayai Sasuke. Setidaknya sekali lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
KARENA AKU, HARUNO SAKURA (Selesai)
Fiksi Penggemar18+ A Sasusaku fanfiction. Aku baik-baik saja. Bahkan ketika kau bersikap seperti itu padaku, aku masih baik-baik saja. Bukankah hatiku begitu kuat, Sasuke? Bahkan melebihi kuatnya baja sekalipun! Cover : by pinterest Story : by elinahikari