04 - Nothing happened | Revised

772 52 13
                                    

Hari ini sangat cerah, Nadine membuka mata dengan berat, lantas tangannya memastikan tidak ada belek di sana. Setelah itu, Nadine meregangkan otot-ototnya, dan berbalik menghadap Calandra.

"Cal, semalem pulang jam berapa deh. Kok gue gak ingat, ya?" tanya Nadine dengan mata menyipit.

Tak mendengar sahutan dari sang sahabat, mengguncang tubuh Calandra, hingga saat dia menoleh, Nadine langsung melotot dan teriak histeris, "Oh my ghost! Who are you!"

Orang yang Nadine anggap Calandra ternyata adalah James, pria itu terkejut ketika mendengar teriakkan darinya. "Huh? What? What happens?" tanyanya bingung dan kaget.

Di hadapannya, Nadine tampak menarik selimut untuk menutupi tubuhnya dengan wajah panik. "We're not doing ... something right? You ..., and me?"

James menatap Nadine dengan mata membola. "N-no, gue gak ngapa-ngapain lo kok, gue cuma tidur doang, kamarnya cuma satu," jelasnya.

"Terus kenapa aku ada di sini? Di mana Cal? Dan ini ..., ini di mana?" cecar Nadine.

"You're at my apartment, semalem lo tiba-tiba aja pingsan, dan gue gak bisa nemuin Calandra, jadi gue bawa lo ke sini karena gak tahu mau bawa ke mana. Gak mungkin juga gue taro lo di salah satu kamar yang ada di sana, too risky," jelas James, "lo tenang aja, gue gak ngapa-ngapain lo kok, gue cuma ikut tidur di sini karena gak bisa kalo tidur di sofa. Sorry."

Nadine terdiam, mencoba menetralkan pikiran dan hatinya. Dia lntas mengingat pertemuannya dengan Luna, jangan-jangan wanita itu memasukkan sesuatu ke minumannya. "Makasih, makasih udah nolongin," ucapnya kemudian.

"My pleasure, maaf kalo bikin lo kaget dan gak nyaman," kata James masih merasa tak enak, dia lalu beranjak dari kasur, "gue keluar dulu, lo boleh pake kamar mandinya dan kalo mau pinjam baju ada di lemari."

Kemudian, James pergi dan menutup pintunya, membuat Nadine menggigit selimutnya dengan kencang.

🕊️🕊️🕊️

James tersenyum ke arah Nadine saat Calandra membawa gadis itu masuk ke dalam mobil. Tak ada balasan untuk senyum yang James berikan, Nadine hanya diam dengan ekspresi yang tak bisa ia tebak, sedangkan Calandra sebelum masuk ke mobil memberinya tatapan tajam.

"Urusan kita belum selesai ya, Kak. Awas aja kalo sampe gue tahu lo macem-macem ke Nadine," ancam Calandra, setelahnya masuk ke mobil dan segera mengendarai sedan mewahnya.

🕊️🕊️🕊️

"Nih minum, mumpung masih anget," titah Calandra seraya menyodorkan teh manis buatannya kepada Nadine, lalu mengambil duduk di bibir kasur.

Saat ini tatapan Calandra benar-benar sangat intens, membuat Nadine meminum teh manis itu dengan gugup. "Cal, biasa aja dong ngeliatnya," tegur Nadine, sebab ia betulan takut.

"Udah?" Calandra bertanya.

"Kenapa? Lo mau-"

"Mau marah gue sama lo!" potong Calandra seraya menjewer telinga Nadine, membuat gadis itu mengaduh.

"Aduh, Cal! Sakit kuping gue!" keluhnya seraya menarih mug yang dipegangnya ke nakas, dan mencoba melepaskan tangan Calandra dari telinganya.

Calandra benar-benar murka, dia lalu melepaskan tangannya dan bersilang dada. "Kenapa sih gak ngasih tahu gue kalo lo pingsan?! Kalo lo diapa-apain sama cowok-cowok sange gimana?!"

"Tadi Kak James udah jelasin kan, Cal? Gue juga keburu pingsan," balas Nadine, "lagian, ini kayaknya ulah Luna, dia pasti naruh sesuatu di minuman gue."

"Hah? Luna ada di sana?" pekik Calandra.

Nadine mengangguk. "Gue gak tahu kalau dia kerja di situ, kita juga sempet adu mulut kemarin, sebelum akhirnya Kak James dateng, dan setelah itu kepala gue mendadak sakit," tuturnya.

"Luna brengsek! Gue bakal kasih dia pelajaran!" hardiknya, lalu dia menatap Nadine, "maaf ya, gara-gara gue lo begini, harusnya gue gak asik sendiri di sana.

"Gak usah minta maaf, ini bukan salah lo. Lagian, gue bersyukur karena ditolong Kak James, coba kalo sama yang lain?" Nadine memasang tampak ngeri saat menayangkan dirinya dibawa oleh lelaki hidung belang.

"Gue beneran bakal kasih pelajaran ke dia, Nad! Dia hampir bikin lo celaka!" sergah Calandra.

"Enggak! Jangan ngelakuin apa pun, gue mau lo terlibat!" tolak Nadine, "ini masalah gue, Cal. Lo gak perlu ikut campur."

"Tapi ini udah yang ke berapa kalinya, Nad? Mereka terus ganggu hidup lo!" Calandra menatap kesal.

"Selama gue masih baik-baik aja, gue gak mau bales, Cal," ucap Nadine, sebab dia lelah dengan semua drama ini.

"Jadi lo bakal bales mereka kalau lo udah berdarah-darah gitu, hah? Orang sabar juga ada batasnya, Nad! Please, sadar dong!" kelakar Calandra.

"Ya, terus gue harus gimana, Cal? Lo mau gue berontak lawan mereka? Buat mereka semua jadi makin benci sama gue, iya? Terus bikin gue diusir dan gak punya tempat tinggal, lo mau gue-"

"Stop!" potong Calandra, "gue bakal bales dia tanpa ngelibatin lo."

🕊️🕊️🕊️

"Ma, Pa," panggil James.

Ansel dan Miyu yang sedang sibuk dengan pekerjaan masing-masing pun menoleh ketika mendengar panggilan dari putranya. "James? Ada apa, tumben ke sini?" tanya Miyu heran.

James yang tengah bersandar sembari bersilang dada, langsung berjalan menghampiri kedua orang tuanya.

"Kenapa, uang jajan kamu habis? Atau mobil kamu rusak?" tebak Ansel.

James tak membalas, hanya memasang tampang sebal, lantas menghampiri kedua orangtuanya dan menyalimi mereka berdua. Mereka sedang berada di ruang tengah, Ansel sedang fokus di laptop, sementara Miyu tengah berkutat dengan iPadnya-mengamati omzet yang didapat dari penghasilan restoran Jepang miliknya bulan ini.

Orang tua James memang bekerja semua, dan selalu sibuk, membuat James tak ingin tinggal serumah dan memilih tinggal di apartemen menikmati kesendiriannya. Sebenarnya James punya kakak, tapi dia tinggal di Dubai bersama istrinya, dan James jadi benar-benar sendirian.

"Kenapa? Perlu sesuatu?" tanya Miyu saat melihat James hanya diam saja.

Sementara, James yang tadinya ingin bertemu papa dan mamanya karena jadi urung, dan memutuskan pergi dengan kawan-kawan. "Gak kenapa-napa, cuma mampir aja, kalo gitu James pergi dulu, ada janji sama Galen."

My Happy Ending - End 2019 | Proses Revisi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang