13 - A Night With

607 42 14
                                    

Calandra bilang Nadine ijin untuk beberapa hari ke depan, entah kemana.


Intinya sekarang James sedang galau dan tak ingin di ganggu, malam ini dia pergi ke club lagi.

James merindukan Nadine, itu yang dia rasakan sekarang.

"Lo udah minum banyak James, udah berhenti." Kata Bian kasian.

James menggeleng, dirinya masih setengah sadar. "Panggilin Nadine, Yan. Gue mau ngomong sama dia." Racau James.

Sementara Bian hanya menggeleng, "Gila nih anak." Bian pun mengguncang tubuh James.

"Udah bego, lo udah mabuk. Gue gak mau ya di salahin sama tante Miyu kalau sampai lo kenapa-kenapa." Kata Bian kesal.

James lalu bangkit, dia mendorong Bian kesal. "Gak asik lo."

James pun pergi meninggalkan Bian, berniat ke toilet. Namun dia malah menemukan sesuatu.

Matanya ia sipitkan, James masih cukup sadar untuk memastikan jika gadis di depannya adalah Nadine.

James mengikuti Nadine yang tampak tergesa berjalan keluar, saat sampai parkiran James berhasil meraih lengan Nadine.

"Nadine?"

Dia menoleh, terkejut melihat penampakan di depannya.

"Kak James?"

Namun James malah merasakan pusing pada kepalanya, mungkin efek minum tadi.

"Eh eh..., Kakak mabuk ya?" Nadine menahan James dalam pelukannya, sembari terus menyadarkan James.

Sementara James nampak sudah tak kuat. "Kak sadar dulu, Kak. Kunci mobil nya mana?" Tanya Nadine seraya menepuk-nepuk pipi James.

"Ya ampun berat banget lagi."

Nadine pun merogoh-rogoh saku James, namun tak ada. Nadine pun berpindah ke saku celananya.

"Shit!" Umpatnya.

Dengan susah payah Nadine pun terpaksa mengambil kunci mobil James dari dalam sana, dan berhasil.

Nadine menekan tombolnya, salah satu mobil yang ada di dekatnya berbunyi.

"Huft, untung deket." Ucapnya.

Nadine pun membawa tubuh berat James ke mobil, walau dengan susah payah.

Bruk!

Nadine menghembuskan napas kasar, akhirnya dia berhasil membawa James ke dalam mobil.

"Nadine." Lirih James.

"Iya Kak, aku di sini." Sahut Nadine seraya meraih lengan James.

Seniornya itu dengan enaknya menyenderkan kepalanya di bahu Nadine, sambil tangannya menggenggam tangan Nadine.

"Jangan pergi lagi Nadz, gue kangen sama lo." Racaunya.

Nadine terdiam, mencerna ucapan James. "Eh Kak! Ya ampun." Nadine meringis geli kala hidung James menyentuh lehernya.

Nadine pun cepat-cepat menyalakan mesin mobil, sebelum James makin menjadi.

🕊️🕊️🕊️

Untung saja Nadine hapal jalan menuju apartemen James, jadi dia tidak perlu bingung mau membawa James kemana.

Saat sampai di depan pintu apartemen nya Nadine berkata.

"Mana kartunya Kak." Tanya Nadine pada James yang sepertinya sudah mulai tepar.

"Ck. Kak, kartunya Kak."

My Happy Ending - End 2019 | Proses Revisi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang