41 - Split Up

351 32 19
                                    

Nadine menangis saat sudah masuk ke mobil Calandra, dia mencengkeram lengan Calandra keras. Tersedu-sedu dengan air mata bergelimang, Nadine sebenarnya tidak mau mengambil keputusan ini. Tapi tidak ada cara lain, dia dan James harus sama-sama berkembang.

Nadine hanya tidak ingin James merasakan apa yang dia rasakan selama ini; hidup tanpa kasih sayang dari orangtua. James masih memiliki anggota keluarga yang lengkap, bahkan punya kakak ipar yang baik dan sayang padanya. Nadine hanya tidak mau James menyesal dikemudian hari, Nadine tidak mau James jadi anak durhaka.

"Yang kuat Nad, ini semua demi kebaikan lo dan juga Kak James. Dia harus ngerti keadaan lo saat ini Nad." Ujar Calandra menguatkan.

Nadine hanya mengangguk, sambil terus menangis. Kondisi kesehatan Nadine juga menjadi alasan utama dia menyanggupi permintaan dari Miyu dan Ansel, Nadine lemah. Dia tidak mau terus-terusan membuat James khawatir dengan kondisinya saat ini, Nadine perlu ditangani segera oleh psikiater juga psikolog.

Ditambah muncul lagi masalah bahwa Nadine mengalami hilang ingatan atau amnesia. Nadine harus menyelesaikan dulu masalahnya baru setelah itu biar tuhan yang menentukan takdir mereka. Akan berlanjut atau malah berhenti sampai disini saja, karena sangat Nadine akui bahwa James adalah pria yang baik juga punya sisi penyayang dalam dirinya. Selama ini Nadine seakan merasakan kehadiran sang papa saat James merawatnya, selama ini Nadine merasa dekat dengan papanya.

Dan Nadine merasa sangat insecure jika harus bersama dengan James. Dia tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan James. Nadine gadis aneh. Nadine menderita PTSD dan selalu merepotkan orang di sekitarnya, selama ini jika amarahnya diluar batas Nadine selalu menyakiti dirinya sendiri.
Dan Nadine merasa amat sangat tidak pantas jika harus bersanding dengan James.

"Gue jahat Cal, gue udah menyia-nyiakan orang yang tulus sayang sama gue. Hiks. Gue bodoh Cal, hiks. Hiks." Racau Nadine dalam pelukannya.

"Enggak Nad, lo udah ambil keputusan yang terbaik. Lo enggak egois, lo biarkan Kak James berada pada jalan yang seharusnya." Calandra mengusap kepala Nadine lembut lalu melanjutkan kalimatnya,"gue yakin suatu saat kak James bakal mengerti kenapa elo kayak gini, sekali lagi ini demi kebaikan lo berdua Nad, gue pengen lo cepet sembuh. Hiks. Gue mau lo sembuh Nad," lirih Calandra dengan mata yang berair.

Sementara itu Nadine masih terus terisak, dia sayang sama James. Sayang banget, tapi dunia mereka benar-benar berbeda. Dunia Nadine benar-benar rumit dan dia tidak ingin membuat James semakin terseret kedalam dunianya, sudah cukup selama ini James selalu mengalah akan sikap Nadine yang terkadang kekanakan atau bahkan out of control.

Nadine tidak ingin terus-menerus merepotkan James, walau sebenarnya tanpa Nadine ketahui ... James benar-benar tulus melakukannya.

Andai Nadine tahu...

_oOo_

"Puas Papa sekarang, hah? Sekarang aku sama Nadine udah pisah. Semuanya udah berakhir Pa, semuanya udah berakhir."

Kata James seraya berlutut dihadapan Ansel, menangis tersedu-sedu. Menumpahkan segala kesedihan nya di depan Ansel.

"Aku hancur Pa, aku udah kehilangan orang yang berharga dalam hidup aku. Hiks. Ternyata sesakit ini rasanya Pa, sesakit ini. Hiks." James memukul dadanya kencang berkali-kali, membuat Miyu menghambur dan langsung memeluknya erat, tak kuasa melihat puteranya yang dirundung kesedihan.

My Happy Ending - End 2019 | Proses Revisi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang