Four - Just a Shadow

417 43 0
                                    

Satu minggu sudah Kyuhyun yang menyedihkan kembali menjadi Cho Kyuhyun yang penuh semangat. Eunbin juga sudah mengetahui hal ini karena Nyonya Cho selalu mengabarinya mengenai keadaan Kyuhyun.

Wanita paruh baya itu selalu memintanya untuk berkunjung ke rumahnya namun dokter muda itu belum dapat menyanggupinya karena pekerjaan di rumah sakit yang semakin sibuk.

Akhir pekan ini Kyuhyun terlihat tampan dengan pakaian santainya. Ia tetap terlihat begitu menawan meskipun mengenakan pakaian apapun. Dengan tubuhnya yang sempurna dan tinggi, mungkin ia tidak akan ditolak  jika melamar untuk menjadi model.

“Kyuhyun-nie kau mau kemana?” tanya Nyonya Cho yang tengah bermain dengan Yera.

“Aku ingin pergi ke suatu tempat eomma” ucap Kyuhyun dan mengecup kedua pipi ibunya sebelum melangkah pergi.

“Aah.. samchon ingin menemui jageum eomma Yera-ya” bisik Nyonya Cho yang seolah-olah berbincang dengan Yera.

“Eomma!” ucap Kyuhyun setengah berteriak karena ia masih dapat mendengar bisikan ibunya itu.

“Sampaikan salam eomma pada Eunbin ya?” pesan Nyonya Cho dan terkikik senang.

***
Kyuhyun melangkahkan kaki menuju ruangan salah satu dokter yang ada di Rumah Sakit Sohwa. Ia menatap pintu dengan tag ‘dr. Kang Eunbin’ dan berdehem sebelum membuka pintu.

Seorang gadis bersurai hitam panjang yang ia lihat saat membuka pintu. Mungkin sapaan dokter lebih cocok saat ini untuk sahabat masa kecilnya itu.

“Bukankah ini sudah waktumu untuk pulang dokter Kang?” ucap Kyuhyun yang masih di ambang pintu.

Eunbin mendongak dan mendapati Kyuhyun berjalan menghampiri mejanya. Gadis itu menutup buku yang tengah ia baca dan menanggalkan kacamata yang ia gunakan.

“Wah wah ternyata rumor mengenai ‘kebangkitan’ tuan muda Cho memang benar” ejek Eunbin.

Kyuhyun mendengus kesal namun sedetik kemudian ia tersenyum dan memberikan buah tangan yang ia bawa untuk Eunbin. Yoghurt kesukaan Eunbin.

“Sudah diam. Makan ini cepat. Aku ingin mengajakmu kesuatu tempat”

Eunbin terlihat senang dengan pemberian Kyuhyun dan langsung memakan yoghurt itu tanpa mengucapkan sepatah katapun. Yoghurt memang bisa membuat rasa lelahnya hilang dan melupakan apapun.

“Kau bahkan tidak mengucapkan terimakasih? Dasar kau ini” cibir Kyuhyun namun gadis itu masih tak bergeming.

***
Seorang gadis tak henti-hentinya bertanya pada namja yang kini tengah menyetir mobil yang mereka kendarai. Namja itu menyeretnya dengan paksa setelah ia menghabiskan yoghurt-yoghurt yang dibawa si namja.

“Kyuhyun oppa kau mau membawaku kemana sih?” protes Eunbin.

“Diam saja Haneul-ah, nanti kau juga tahu”

Eunbin terdiam. Kyuhyun salah mengucapkan nama. Namun gadis itu tidak ingin memprotesnya. Ia tidak ingin memulai pembicaraan yang pastinya akan merubah mood Kyuhyun berubah. Kyuhyunpun tidak menyadari kalau ia mengucapkan nama orang lain.

‘Sepertinya kau belum melupakan gadis itu sepenuhnya oppa’

Kyuhyun dan Eunbin telah tiba di suatu tempat yang jauh dari hiruk-pikuk keramaian kota. Sebuah padang rumput yang luas di atas bukit yang hijau. Dari atas bukit itu gedung-gedung pencakar langit yang ada di Seoul terlihat begitu kecil. Angin sore yang berhembus membuat sensasi sejuk di kulit mereka.

“Waah cantik sekali!!!” ucap Kyuhyun dengan nada seperti seorang gadis.

Eunbin melirik Kyuhyun karena namja itu seolah-seolah tahu apa yang akan Eunbin ucapkan.

“Kau pasti akan bilang seperti itu? Bagaimana? Tebakanku benar kan?” tanya Kyuhyun percaya diri.

Eunbin mendecih dan berjalan mendahului Kyuhyun, gadis itu merebahkan diri di rerumputan yang hijau. Kyuhyun mengikuti jejak Eunbin dan mendudukkan diri di samping Eunbin.

“Bagaimana oppa bisa menemukan tempat seperti ini?” tanya Eunbin dan mulai memejamkan matanya. Meresakan hembusan angin yang menerpa wajahnya.

“Seseorang yang memberitahuku tempat indah ini” ucap Kyuhyun dan ikut merebahkan tubuhnya disamping Eunbin.

Eunbin membuka matanya dan mendapati Kyuhyun yang ikut memejamkan mata disampingnya. Eunbin memperhatikan wajah Kyuhyun dengan seksama. Meskipun namja itu mencoba untuk terlihat bahagia, namun jauh didalam hatinya Kyuhyun benar-benar memiliki luka yang begitu dalam.

‘Kau masih saja membicarakannya, entah sadar atau tidak sadar. Kau jadikan aku sebagai bayangannya oppa’

***
Suasana duka menyelimuti keluarga kecil Jung Haneul. Ia hanya bisa menatap nanar pada foto ayahnya yang kini telah tiada. Orang-orang mulai berdatangan dengan pakaian hitam mereka. Adik bungsunya tak henti-hentinya terisak disampingnya meskipun bibinya telah mencoba untuk menenangkannya.

Ayah yang mereka cintai pergi meninggalkan mereka untuk selama-lamanya. Menyusul ibu mereka yang telah pergi beberapa tahun silam.

Seorang namja yang sedari tadi hanya memperhatikan Haneul, kini mencoba mendekati gadis itu.

Pertama ia memberikan salam pada almarhum ayah Haneul dan Eunji. Lalu ia menepuk kecil pundak Eunji seakan memberikan isyarat ‘Relakan ayahmu, kau harus tetap tabah

Perlahan namja itu mendekati Haneul dan memberikan pelukan padanya sebagai tempat Haneul bersandar.

Namja yang bernama Lee Donghae itu merasa iba pada Haneul. Pasalnya gadis itu terlihat begitu terluka hingga tak mampu menitikkan air mata.

“Menangislah Haneul-ah, menangislah seperti Eunji. Menangislah jika kau merasa sedih. Menangislah hari ini dan bangkitlah hari esok Haneul-ah. Kuatkan dirimu. Jangan kau tahan segala emosimu. Menangislah supaya kau tidak merasakan sesak. Jadikan airmatamu untuk menghilangkan kesedihanmu”

Ucapan Donghae mulai membuat Haneul terisak. Sesak yang ia rasakan mulai mengalir seiring air mata yang ia tumpahkan. Donghae yang mendengar isakan pilu Haneul tanpa sadar mulai menitikkan air mata.

“Oppa.. kenapa- kenapa mereka tak menyayangi kami? Kenapa appa meninggalkan kami? Appa- appa lebih menyayangi eomma daripada putri-putrinya.. oppaaa.. hiks hiks”

“Haneul-ah paman sangat menyayangi kalian, hanya saja Tuhan lebih menyayangi paman. Biarkan paman beristirahat bersama bibi”

Donghae mencoba menenangkan gadis yang ada dipelukannya kini. Kehilangan orangtua memang begitu menyakitkan. Meskipun ia belum pernah mengalaminya dan ia tak ingin mengalaminya. Ia masih menyayangi orangtuanya meskipun saat ini orangtuanya tak berada disampingnya.

***
Rumah sakit bukanlah tempat yang orang ingin kunjungi. Orang-orang berdatangan ke tempat itu jika ada yang bermasalah dengan kesehatan mereka namun para dokter selalu datang ke rumah sakit dengan penuh semangat. Bagai pesulap mereka ingin segera menyembuhkan segala macam penyakit yang diderita oleh pasien mereka.

Seperti doktet muda yang kini berjalan dengan senyum diwajahnya. Ia tak segan untuk menyapa semua pasien yang masih kecil dan semua pegawai rumah sakit itu.

Eunbin berjalan menuju salah satu ruangan salah satu dokter senior yang ada di Sohwa. Ia mengetuk pintu dan menunggu untuk dipersilahkan.

“Selamat pagi pam- maksudku dr. Lee” sapa Eunbin pada pria yang seumuran dengan ayahnya itu. Ia hampir saja memanggilnya -paman- karena ia sering memanggilnya dengan sebutan paman sewaktu ia kecil.

“Selamat pagi dr. Kang” balas dr. Lee lengkap dengan senyum hangatnya.

Eunbin memberikan dokumen yang diminta oleh dr. Lee beberapa hari yang lalu. Saat Eunbin ingin kembali ke ruangannya. Dokter itu mencegahnya.

“dr. Kang bisakah aku meminta bantuanmu?”

***

(Cho Kyuhyun) SHADOWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang