Twelve - Indecisive

301 29 5
                                    

Ketika rindu dengan sejuta tanya yang menyatu telah membuncah, pria itu tak dapat lagi membendung asa yang terus menggerogoti hatinya. Ia ingin sekali menyeret gadis bersurai sebahu yang kini duduk dengan gusar di depannya. Membawa gadis Jung itu pergi sejauh mungkin. Merengkuhnya dengan erat sehingga gadis itu tak akan bisa lagi lari darinya.

Namun akal sehat Kyuhyun kembali menyadarkan ide gilanya. Kini ada seorang gadis lain yang harus ia jaga perasaannya. Seorang gadis yang sebentar lagi akan menjadi pendamping hidupnya.

Haneul yang sedari tadi tertunduk perlahan mulai mengangkat wajah ayunya. Gadis itu mengangguk perlahan lantas tersenyum pada Eunbin.

Seharusnya ia merasa tenang. Kini prianya telah mendapatkan seorang gadis yang sepadan dengannya. Ia bukanlah apa-apa jika dibandingkan dengan seorang Kang Eunbin.

Namun tidak dapat ia pungkiri. Hatinya masih merasa sakit yang luar biasa. Bagaimanapun Cho Kyuhyun pernah mengisi hari-harinya dengan cinta yang besar.

“Selamat dokter Kang Eunbin. Kau juga Cho Kyuhyun. Semoga pernikahan kalian lancar.” ucap Donghae.

“Selamat Eunbin-ah dan--”

Haneul memberi jeda pada ucapannya. Nafasnya tercekat untuk mengucapkan nama itu lagi.

“dan Kyuhyun-ssi, kalian pasangan yang serasi.” lanjut Haneul.

“Terimakasih oppa, unnie. Maaf untuk undangan resminya masih dalam proses pencetakan.”

Tatapan Haneul dan Kyuhyun sempat beradu namun Haneul lekas mengalihkan pandangannya pada Eunbin. Sementara Kyuhyun justru masih mengunci Haneul dengan netra pisaunya. Sungguh ia tak ingin Haneul menghilang lagi!

‘Kyuhyun-ssi? Apa sekarang kita menjadi orang asing Haneul-ah?’

“Unnie untuk buket bunga pengantinnya aku pesan padamu ya. Aku benar-benar menyukai rangkaian bungamu.”

“Rangkaian bunga?” Kyuhyun yang sedari tadi diam seribu bahasa mulai bersuara.

“Iya oppa. Aku belum bercerita padamu ya? Haneul unnie bekerja di toko bunga tidak jauh dari rumah sakit. Rangkaian bunganya sangat indah. Bahkan eommonim juga sangat menyukainya saat aku membawakan bunga untuknya.”

Hati Haneul kembali teriris untuk kesekian kalinya. Ia dapat merasakan hubungan Eunbin dan ibu Kyuhyun begitu erat. Ia masih ingat bagaimana Cho Hanna membuang dan menginjak bunga yang ia bawa untuk wanita cantik itu.

Acara makan malam empat muda-mudi itu telah selesai. Mereka berada dalam perjalanan pulang bersama pasangan masing-masing. Pikiran Kyuhyun masih tersita oleh Haneul, ia bahkan berulang kali hampir menerobos lampu merah jika saja Eunbin tidak menegurnya.

“Kyuhyun oppa? Kau yakin baik-baik saja? Perlu aku panggilkan sopir pengganti?”

Eunbin nampak khawatir, ia takut kalau Kyuhyun mengalami kecelakaan karena pria itu terlihat sangat tidak fokus.

'Mungkinkah karena mereka memiliki nama yang sama, Kyuhyun oppa kembali mengingat mantan kekasihnya? '

Kyuhyun menggeleng pelan, senyum tipis terpatri di wajah tampannya.

“Tidak apa-apa Eunbin-ah. Lagipula kita tidak minum alkohol. Aku masih cukup sehat untuk mengemudi sendiri.”

“Baiklah kalau begitu, hati-hati dijalan dan terimakasih untuk malam ini.”

“Masuk dan beristirahatlah.”

Kyuhyun berbalik untuk masuk mobil namun langkahnya terhenti ketika Eunbin kembali memanggilnya. Gadis itu mendekati Kyuhyun perlahan. Sedikit berjinjit untuk menjangkau wajah Kyuhyun. Bibir Eunbin mengecup singkat pipi putih Kyuhyun.

(Cho Kyuhyun) SHADOWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang