Seven - Sudden proposal

340 31 2
                                    


Seorang gadis nampak tergesa-gesa saat memasuki sebuah restoran yang terletak di daerah Apgeujong. Ia benar-benar mengutuk peralihan jalan yang justru membuat lalu lintas menjadi padat. Gadis itu melambaikan tangan saat seseorang yang ia kenal tak sengaja beradu pandang dengannya.

"Eonni maafkan aku. Jalanan benar-benar macet. Kau pasti sudah lama menungguku. Mianhae" ucap Eunbin pada Haneul saat ia telah meraih tempat duduknya.

Haneul tersenyum lembut. Menunggu selama duapuluh menit bukanlah hal yang berat untuknya.

"Aniya, aku juga belum lama tiba" ucapnya mencoba untuk tidak membuat Eunbin merasa bersalah.

"Aaah kau benar-benar memiliki jiwa malaikat eonni. Ayo kita memesan makanan. Aku sudah sangat sangat lapar" ujarnya bersemangat seperti biasa.

Eunbin dan Haneul berbincang layaknya saudara kandung atau teman yang sudah benar-benar akrab disela-sela makan mereka. Bahkan topik mengenai Donghae tidak mereka tinggalkan.

Bagaimana mereka bisa saling mengenal?

Mereka bertemu tatkala Eunbin membeli bunga di toko bunga tempat Haneul bekerja. Eunbin yang masih mengingat wajah Haneul langsung mengenali gadis yang beberapa tahun lebih tua darinya itu. Pada akhirnya Eunbin memaksa Haneul untuk makan siang bersama sebagai tanda terima kasih atas jasa Haneul membawa Donghae ke Seoul.

"Aku tidak menyangka. Dari cerita eonni, Donghae oppa sepertinya namja yang romantis tapi ia benar-benar namja yang menjengkelkan saat bersamaku. Aku bahkan ingin menjambak rambutnya itu" ucap Eunbin berdecak sebal.

"Mungkin ia butuh waktu untuk mengenalmu."

Drrt drrtt..
Ponsel Eunbin yang ia letakkan di atas meja bergetar. Kyuhyun memanggilnya.

"Mianhae eonni, ada yang menelfonku"

"Gwenchana" ucap Haneul mempersilahkan.

'Yeoboseo? Kyuhyun oppa? Malam ini? Arraseo.'

Wajah Haneul menegang saat Eunbin menyebutkan sebuah nama yang sudah lama tak ia dengar.

Kyuhyun. Apa ia Kyuhyun yang ia kenal? Kyuhyun yang membuatnya kesulitan untuk bernafas? Cho Kyuhyun?

Eunbin memasukkan ponsel yang ia genggam ke dalam tas selempangnya. Namun Haneul menatapnya tanpa berkedip. Eunbinpun mengibas-ibaskan telapak tangannya di depan wajah Haneul.

"Eonni? Gwencana? Haneul eonni?"

Haneul kembali pada kesadarannya dan tersenyum tipis. Menghilangkan jejak bayangan Cho Kyuhyun yang selalu memenuhi pikirannya.

"Ah ne gwenchana. Setelah kulihat kau mirip dengan seseorang yang kukenal" gurau Haneul dusta.

"Aih wajahku benar-benar pasaran ya? Pasienku juga sering berkata seperti itu"

Pertemuan Eunbin dan Haneul ditutup dengan candaan Eunbin. Haneul tak bisa tertawa lepas karena sebuah nama itu kembali mengusik dirinya. Eunbin pun kembali memaksa Haneul untuk mengantarkan gadis itu.

Eunbin benar-benar gadis keras kepala yang suka memaksa.

Mobil Eunbin berhenti di depan apartemen sederhana yang di sewa Haneul. Gadis itu mempersilakan Eunbin untuk mampir namun ia terpaksa menolak karena sudah memiliki janji lain.

"Aku janji akan mampir kapan-kapan eonni. Aku akan menghubungimu lagi lain waktu." ucap Eunbin riang.

"Baiklah kalau begitu. Hati-hati di jalan"

Haneul berbalik setelah mobil Eunbin melaju meninggalkannya. Ia menatap apartemen murah yang ia sewa dengan tatapan sendu. Ia kembali mengingat ucapan demi ucapan ibu Kyuhyun. Ia sadar bahwa ia adalah gadis miskin yang tidak akan mungkin bisa bersanding dengan seorang Cho Kyuhyun. Hanya satu hal yang ia miliki untuk Kyuhyun, rasa cinta yang begitu besar dan dalam.

(Cho Kyuhyun) SHADOWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang