Eight - What should I do?

343 29 0
                                    

Suara heels dan sepatu vantovel pria terdengar begitu jelas di tengah-tengah keheningan diantara si pemilik sepatu-sepatu branded itu. Jika biasanya Eunbin yang terlampau banyak bicara, kali ini bibirnya terkunci rapat-rapat. Otaknya terlalu lamban untuk memikirkan serangkaian kata-kata.

Begitu pula dengann seorang pria yang mengiringi langkah kaki Eunbin, Cho Kyuhyun. Setelah 'menculik' Eunbin dari Tuan Kang dengan alasan mencari udara segar, ia kini tidak berbicara sedikitpun.

"Oppa"

Eunbin meghentikan langkah kakinya dan menghadap namja dengan tinggi 180 cm itu. Ia harus mendongak untuk menatap Kyuhyun dengan jelas.

"Se-sebenarnya, kenapa kau- kenapa.."

Eunbin merutuki diri sendiri karena mendadak lidahnya terlalu kaku untuk bersuara. Ia terdengar seperti seseorang yang datang dari permukaan bumi yang lain.

Ia tidak menyangka acara yang ia kira makan malam biasa akan berubah menjadi pinangan untuknya.

"Maaf karena aku melakukan ini semua tanpa meminta ijin darimu terlebih dahulu"

Akhirnya Kyuhyun bersuara. Eunbin tak ingin menyela perkataan Kyuhyun. Kali ini menjadi pendengar terasa lebih menguntungkan untuknya.

"Aku benar-benar ingin menjadikanmu sebagai istriku. Kuharap besok malam kau memberikan jawaban yang ingin kudengar"

Kyuhyun merengkuh tubuh ramping Eunbin ke dalam pelukannya. Ia dapat menghirup feromon dan aroma surai Eunbin yang menenangkannya. Satu harapan besar milik Kyuhyun, semoga ia tidak menyesal dengan keputusannya hari ini.

'Aku ingin melupakan Haneul. Menghapus bayangan Haneul dari pikiranku. Eunbin-ah tolong aku. Jangan menolakku' ucap Kyuhyun dalam hati.

Kedua tangan Eunbin terulur untuk membalas pelukan Kyuhyun yang begitu hangat. Sejujurnya ia memiliki perasaan lebih untuk pria yang mendekapnya kini. Pangeran berkuda putih masa kecil Eunbin yang selalu ada untuknya saat ia merasa senang maupun sedih.

Pepatah mengatakan insting seorang wanita lebih tajam daripada seekor singa. Eunbin pandai membaca perasaan orang lain melalui sorot matanya. Gadis itu menangkap hal lain dari sorot mata indah milik Kyuhyun. Sorot mata yang penuh luka dan keraguan.

'Bagaimana aku akan menerimamu oppa? Kau bahkan tidak pernah mengatakan jika kau mencintaiku'

***

Seorang dokter muda bermarga Lee memasuki area rumah sakit dengan lamgkah kaki yang tenang. Ada yang berbeda dengan dirinya hari ini. Ia mulai menyapa pasien-pasien yang rata-rata berusia sangat muda itu. Donghae juga mengenakan kemeja berwarna soft pink dengan sebuah dasi berwarna putih senada dengan jas kedokteran miliknya. Warna yang mampu menarik perhatian anak-anak.

Selama setengah hari menangani pasien, Donghae benar-benar menjadi dokter yang ramah. Meskipun pada awalnya senyum yang tercipta dari bibirnya terkesan kaku dan dipaksakan. Kini ia mulai tersenyum dengan alami. Sifat asli milik Donghae sudah mulai terlihat.

Jarum pada jam dinding ruangan Donghae menunjuk pada angka dua belas. Waktunya untuk beristirahat. Ia melepas jas kedokterannya dan melangkahkan kaki menuju ruangan Eunbin. Terlintas percakapannya dengan Haneul yang terus membujuk untuk berbaikan dengan Eunbin.

'Oppa, jangan bersikap kasar pada Eunbin lagi'

'Aku tidak mau. Dia yang membuatmu untuk membujukku kembali kesini. Kau kan tahu aku tidak bisa menolak apa yang kau ucapkan'

'Ayolah oppa. Dia gadis yang baik. Ia tidak bersalah. Eunbin melakukannya karena ia membutuhkan tangan penyembuhmu ini.'

'Aku tetap tidak mau'

(Cho Kyuhyun) SHADOWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang