Part dua

5.7K 288 10
                                    


Rasa cinta yang dulu menggebu, kini telah terbakar habis dan menjadi abu. Kasih sayang yang pernah membuatku candu, kini justru terasa begitu asing bagiku. Maafkanlah ... egoku memang begitu besar, hingga hatiku dan hatimu, kini tak lagi dapat bersatu. Sejujurnya, masih ada cinta di hati ini. Namun, rasa kecewa dan sakit hati, kini lebih mendominasi. Dan kini, rasa itulah yang setia besemayam di dalam relung hati.

Setelah selesai mengemasi barang-barangnya, Ferdi berpamitan pada Neza. Seperti masih tidak percaya, wanita yang berdiri tepat di hadapannya, kini sudah bukan lagi miliknya.

"Za, aku pamit. Maaf, jika selama menjadi suamimu, aku tidak bisa menjalankan kewajiban serta tanggung jawab. Dan aku berharap, suatu saat nanti kamu akan memintaku kembali, entah sampai kapan pun itu. Aku akan menunggu."

Neza tidak berani menatap Ferdi. Ada rasa tak menentu yang kini tengah ia rasakan, ada air mata yang ingin luruh, namun masih mampu ia tahan. Sakit, benci, marah, dan kecewa. Rasa itu kini menjadi satu. Neza menarik napas dan mengembuskannya perlahan.

"Aku memaafkanmu, Mas. Tapi, hanya jika kamu berjanji akan menjauhi Salsa untuk selama-lamanya. Kami ingin hidup tenang tanpa kehadiranmu lagi."
Entah dari mana ide itu berasal. Namun, Neza hanya tidak ingin terus hidup dalam bayang- bayang Ferdi. Neza takut, jika ia 'tak mampu melupakannya, namun untuk kembali bersamanya? Sepertinya itu tidaklah mungkin. Neza tidak akan pernah bisa lupa dengan peristiwa itu, di mana saat ranjang miliknya digunakan sepasang anak manusia untuk melakukan hal yang hanya pantas dilakukan oleh hewan.

"Tidak bisa begitu dong, Za! Aku adalah ayah kandungnya Salsa, dan aku berhak untuk mengunjunginya. Ini juga sudah diputuskan dalam pengadilan," ucap Ferdi tidak terima dengan permintaan Neza.

"Baiklah, Mas boleh terus menemuinya, tapi Mas juga harus siap jika Salsa sudah besar nanti, dia akan mengetahui apa yang sudah papanya lakukan, sehingga kedua orangtuanya berpisah."

Ferdi hanya terdiam mendengar apa yang Neza katakan, dia tidak mampu memberi pembelaan. Haruskah ditinggalkannya putri semata wayangnya itu? Neza benar, bagaimana jika Salsa besar nanti dan menyadari jika kedua orang tuanya hidup terpisah? Serapat-rapatnya menyimpan bangkai pasti akan tercium baunya. Bagaimana jika saat Salsa dewasa nanti dan mengetahui apa yang sudah papanya perbuat di masa lalu. Bagaimana jika putrinya tahu bahwa papanya yang sudah mengkhianati mamanya, Salsa pasti akan sangat membencinya.

"Mungkin, saat ini memang aku harus menjauh dulu. Kelak, jika Neza sudah sedikit luluh aku akan datang dan menemui mereka," kata Ferdi dalam hati.

"Baiklah, Za. Aku akan menjauhi kalian, tapi bila suatu hari nanti aku merasa rindu dengan kalian, izinkan aku datang dan melihat kalian dari kejauhan. Aku akan ke luar negeri. Mungkin dengan berada jauh, aku lebih bisa menahan diri untuk tidak mengganggumu."

Sejak saat itu, Ferdi tidak pernah lagi menemui Neza dan Salsa. Ataukah sebenarnya Ferdi datang dan hanya melihat mereka dari kejauhan? Entahlah ... yang jelas, Neza sudah mantap untuk mengasuh Salsa tanpa bantuan apa pun dari Ferdi. Sejak perpisahan itu juga, ibu Neza yang hanya seorang diri pasca sepeninggal suaminya beberapa tahun silam, memilih untuk pindah ke rumah Neza. Biar ada teman, katanya. Dan keinginan sang Ibu disambut gembira oleh Neza, anak semata wayangnya.

****

"Ma!" Panggilan Salsa mengejutkan Neza dari lamunannya.

"Sayang ... kamu sudah bangun?"

"Mama, kenapa nangis?" Salsa mendekati mamanya. Tangan mungil itu menghapus air mata yang tanpa sadar Neza jatuhkan.

"Nggak pa-pa, Sayang ... Mama cuma sedih. Kata oma, Salsa tadi ngambek dan tidak mau makan," jawab Neza berbohong. Seketika Salsa yang tadinya di pangkuan sang mama, kembali duduk ke tempat tidurnya. Disilangkan kedua tangannya di depan dada, serta bibir mungilnya dibuat manyun mengerucut seperti pucuk teko. Neza tersenyum gemas melihat tingkah lucu bidadari kecilnya itu. Dia mencubit lembut pipi anaknya yang masih gembul sejak lahir dulu.

Dilamar Jadi Adik Madu [Terbit]✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang