Tiga belas

4.6K 238 4
                                    

“Mas, makanan kesukaan Mbak Diba apa?"
tanya Neza dalam perjalanan pulang.

"Semua juga suka, Za."

"Masa, sih?"

"Iya, tapi dia paling suka sama buah-buahan."

"Kita nanti berhenti beli buah dulu ya," pinta Neza.

"Buat Adiba?"

"He em."

Arga mengangguk tanda setuju. Ia berharap bukan hanya kali ini Neza peduli dengan kakak madunya.

🏞🏞🏞

"Assalamu'alaikum ...!"
ucapan salam bersamaan dari Arga dan Neza saat sampai di rumah.

Tergopoh-gopoh Mbok Darmi membukakan pintu setelah menjawab salam.

"Mbak Diba mana, Mbok?"

"Itu, Non, ada di dapur,"

Neza membawa dua kantong plastik buah mangga dan jeruk mengampiri Adiba.

"Mbak!"
Panggilan Neza sontak membuat Adiba yang tengah berkalung celemek dan mengaduk adonan terperanjat.

"Astaghfirullah. Neza, wa'alaikum salam." Adiba menyindir.

Neza meringis.
"Udah salam tadi, Mbak, di depan."

"Kan di depan, di dalam belum."

"Iya ... assalamu'alaikum Mbak Adiba, yang cantik dan baik hati juga pinter nyenengin suamiii,"
Adiba mengernyit, mendengar buntut dari salam Neza.

"Wa'alaikum salam, Neza, yang dulu jutek sekarang jadi manja, ribut dan bawel." jawaban Adiba tak kalah berentet.

"Dih, kok balesannya jelek banget,"

Adiba tertawa, baru dua hari bersama ia sudah merasa nyaman dengan Neza. Sejak awal, ia sudah berniat akan menganggap Neza seperti adik kandungnya. Semua akan terasa lebih mudah dalam mengontrol kecemburuan, meski untuk membuat itu menjadi nyata, butuh perjuangan melawan rasa memiliki Arga yang tadinya hanya miliknya seorang.

"Mbak lagi buat apa?" tanya Neza melihat tangan Adiba yang tengah mengaduk-aduk adonan.

"Bikin puding,"

"Ooh, Mbak suka puding? Neza juga suka."

"Kesukaan Mas Arga, Za. Mbak kurang suka. Gimana, pertemuan dengan Ferdi tadi?" tanya Adiba.

"Nanti, Neza ceritain kalau pudingnya udah jadi."

Adiba terkekeh.
Lagi-lagi, Neza melihat sisi 'wow' dari Adiba dalam melayani Arga.
Neza menarik kursi untuk duduk, lalu meletakkan buah yang ia bawa di sebelah kompor.

"Apa itu, Za?"

"Buah, buat Mbak. Kata Mas Arga, Mbak Diba suka buah. Jadi Neza beliin tadi di jalan."

Adiba mengulas senyum. Hal sederhana itu mampu membuatnya bahagia. Merasa di perhatikan.

"Makasih, ya!" Adiba membuka kantong plastik berwarna putih susu itu. "Wah, buah mangga. Pas banget, Za. Tadinya Mbak mau buat puding coklat. Tapi puding buah mangga kesukaan Mas Arga. Pas banget ini." tutur Adiba.

Neza menghela nafas. Bahkan Arga tidak bilang jika itu buah kesukaanya. "Tau gitu, kan tadi beli banyak." batin Neza.
Sekali lagi. Neza merasa belum di terima di keluarga kecil mereka. Hal sekecil itu terasa besar, karena sudah menyangkut tentang perasaan. Arga belum terbuka akan dirinya.

🍮🍮🍮
🍮🍮🍮

Pov Adiba.
-----------------

Antara cinta dan bakti. Keduanya saling berkaitan. Ketika seseorang sudah merasa mencintai, rasa ingin membahagiakan pasti akan timbul kemudian.
Cinta karena Allah tidak bisa di samakan dengan cinta karena nafsu semata.

Dilamar Jadi Adik Madu [Terbit]✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang