Duduk di kursi kerjanya, dengan selembar kertas yang penuh coret - coretan tidak beraturan. Gadis itu beberapa kali menghela napas, sedari tadi ia benar - benar tidak berkonsentrasi dengan pekerjaannya. Ucapan Taehyung masih mengusiknya, sungguh.
Jepang?
"Jepang," gumam gadis itu.
Lalu bagaimana dengan pekerjaannya? Apakah dia perlu mengambil cuti? Kembali gadis itu menghela napas. Lamunannya berakhir kala suara Seulgi mengucapkan marga milik sekertaris pribadi Kim Taehyung.
"Sekertaris Hong?" Gumam Nayeon lalu beranjak.
Iya, setidaknya, dia bisa bertanya pada pria itu.
"Kau mau kemana?" Kakinya berhenti mendadak, sedikit menggeser tubuhnya menatap Seulgi Nayeon berucap pelan.
"Toilet." Sahut gadis itu berharap Seulgi tidak ikut ke toilet juga.
"Oke baiklah." Nayeon menarik ujung bibirnya ke atas lalu segera berjalan ke ruangan direktur.
Keluar dari lift ia bisa melihat meja Hong Jisoo dan pria itu tengah sibuk dengan layar komputer miliknya.
"Permisi, bisa kita bicara sebentar?"
Sekertaris Hong sedikit terkejut, memicingkan matanya menatap gadis yang bosnya cintai itu.
"Aku?" Joshua mempertegas.
Nayeon mengangguk yakin.
Kini keduanya berdiri di rooftop kantor dengan Joshua sedikit menatap selidik pada Nayeon.
"Boleh aku bertanya kenapa bos Kim mengajakku ke Jepang?"
Joshua menarik napas panjang,"ini bukan kapasitasku untuk menjawab, bukankah ada baiknya kau bertanya sendiri kepada beliau?"
Nayeon memejamkan matanya sejenak, iya Joshua memang benar.
"Aku permisi dahulu, karena sebentar lagi tuan Kim ada janji dengan beberapa klien." Joshua membungkukkan badannya.
Sebelum benar - benar pergi, Joshua menghentikan langkahnya. "Aku belum pernah melihatnya menyukai seseorang seperti dirimu, sebagai seseorang yang berada di sisinya selama ini. Kau harus kuat menghadapi apapun untuknya."
:::
Taehyung mengetuk - ketukkan telunjuknya di kemudi mobilnya, lalu beberapa kali melirik ke arah Nayeon yang nampak terdiam menatap keluar jendela.
"Ada yang menggangu pikiranmu?"
Pertanyaan itu cukup membuat Nayeon mengubah posisi duduknya sedikit ke mengarah Taehyung.
"Apa kau tidak ingin ikut aku ke Jepang?"
Nayeon menarik napas, bukan seperti itu sebenarnya.
"Ayahku mengajak ke Jepang-" tatapannya Taehyung nampak fokus ke jalan. "Tetapi aku punya sedikit kenangan buruk di sana." Tuntas Taehyung melirik sebentar ke arah Nayeon.
"Kenangan buruk?" Lirih Nayeon.
Taehyung sedikit tersenyum, namun Nayeon bisa melihat ada luka di senyuman itu.
"Jepang, adalah kota favorit ibuku, namun tempat favoritnya justru yang menghancurkannya-" Taehyung menarik napas dalam-dalam mencoba berupaya berdamai dari masa lalunya.
"Bagiku, Jepang kembali mengingatkan kenapa aku begitu membenci ayahku." Lirih Taehyung.
"Jadi, maukah kau sedikit membuat kenangan indah bersamaku di sana?"
:::
Di depannya sudah ada koper, menyiapkan beberapa lembar pakaian Nayeon sudah bertekad akan membuat bermacam - macam kenangan indah dengan Kim Taehyung. Gadis itu bahkan rela meluangkan waktunya untuk mencari beberapa destinasi romantis untuk berkencan. Baiklah, dia akan membuat Taehyung hanya mengingat bahwa Jepang adalah kota mereka berdua.
"Kau mau ke mana?" Jungyeon melemparkan tubuhnya di tempat tidur Nayeon lalu tangan kanannya ia buat tumpuan kepala miliknya.
"Jepang."
"Jepang?!" Jungyeon terlihat terkejut, bahkan kini dia langsung memposisikan tubuhnya untuk duduk.
Nayeon mengangguk lalu tersenyum,"tentu."
"Bagaimana bisa?"
"Kim Taehyung mengajakku." Sahut Nayeon tersenyum.
"Dasar! Jangan sampai kau pulang dari sana mengandung ya!" Cibir Jungyeon.
"Yak! Yak! Mulut!" Nayeon mencoba memukul bibir Jungyeon tapi sayangnya Jungyeon dengan sigap menghindar.
:::
Nayeon sedang duduk di kursi airport menunggu kedatangan Taehyung. Lima menit yang lalu sekertaris Hong yang mengantarkannya ke bandara. Dia bilang Taehyung sedang ada keperluan. Nayeon pun hanya mengiyakan saja, sejak percakapan terakhir mereka di rooftop Nayeon jadi segan dengan sekertaris Hong ini. Gadis itu mengayun - ayunkan kakinya. Tangannya sibuk berseluncur di dunia Maya mencari referensi tempat menyenangkan di Jepang. Benar - benar terlalu banyak tempat dan Nayeon jadi kebingungan sendiri.
"Menunggu lama?"
Suara itu berhasil membuat Nayeon mengangkat kepalanya.
Nayeon tersenyum, bangkit berdiri kini secara refleks gadis itu berjinjit lalu merapikan surai Taehyung yang nampak berantakan. Taehyung tersenyum, meraih pergelangan Nayeon lalu mengecup singkat pipi ranum di depannya. Memindahkan jemarinya membungkus jemari Nayeon. Nayeon sedikit terkejut ketika telapak tangan Taehyung begitu dingin menyentuh kulit jemarinya. Jika orang lain melihatnya tentu saja keduanya sangat membuat iri siapa saja.
"Kau tidak apa - apa?"
Tentu saja tidak, ini perjalanan Taehyung setelah sepuluh tahun lamanya kembali ke Jepang. Namun, Taehyung memilih tersenyum, sangat tidak ingin membuat Nayeon khawatir.
"Sudah lama?" Taehyung kembali mengulang pertanyaannya.
"Tidak." Sahut Nayeon sembari menggeleng
Nayeon mengangkat tangannya yang ada digenggaman Taehyung, melepaskan sebenarnya menggosokkan ke dua jemarinya, setelah merasa sedikit hangat kini menangkup jemari Taehyung yang terasa dingin.
"Lebih baik bukan?" Pipi Nayeon menyembul lucu, sangat menggemaskan batin Taehyung. Pria itu kemudian mengangguk, sepertinya ia akan memulai kenangan indah ke Jepang mulai dari detik ini.
Melihat gadis itu tersenyum, merasa gemas dengan pipi gembulnya lalu pelukan hangatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Heartbeat
FanfictionDia pikir, setelah itu keduanya tidak akan bertemu lagi. Jadi ketika pria itu menawarkan sebuah kesepakatan malam itu, ia menerimanya tanpa pikir panjang.