dream

7.3K 188 10
                                    

Aku duduk ditepian pantai berpasir sembari tersenyum menatap jauh ke ufuk barat, menyaksikan sebuah pemandangan langit yang sangat indah memanjakan mata. Senyumku makin lebar ketika aku memalingkan wajahku kesamping, disampingku duduk seorang pria yang juga tersenyum lebar kepadaku. Aku harus mengakui bahwa aku terbuai dengan senyuman itu, aku terpaku melihat ke indahan wajahnya, bahkan jauh lebih indah daripada sunset sore itu.

Aku menatapnya lebih lekat, makin dalam kutatap, makin dalam rasanya aku terbuai. Hingga aku tak menyadari apa yang menggerakkanku akhirnya ciuman kami bertautan. Rasanya waktuku berhenti sejenak ketika pertama kali bibir itu menyentuh bibirku, rasanya terjadi lonjakan dijantungku hingga terpacu lebih cepat berkali kali lipat. manis bibirnya, lembut bibirnya, seksi bibirnya, Oh ciuman akan selalu berbekas dihatiku. Ahhh bagaimana ini, rasanya aku tak ingin melepaskan bibirku, ingin menikmati lebih lama ciuman ini.

"BABAMMM" teriakan mama membangunkanku pagi ini, aku terbangun mendapati diriku yang sedang gila menciumi bantal guling.

Segera kutepis dan kulempar bantal guling itu jauh dariku. Astaga, apa yang telah kulakukan? Dan aku menyeka bibirku berkali-kali berharap tak ada bekas ciuman itu lagi yang tersisa dibibirku. Tubuhku tiba-tiba merinding ketika mengingat mimpi yang membuatku gila pagi ini, aku bergidik, bangsattt aku ciuman sama pria? Shittt mimpi apaan itu.

"BABAM BANGUN" suara mama makin keras, suara yang selalu menjadi alarm pagiku.

"iya mah, Babam udah bangun" jawabku, kalo gak dijawab, mama gak berhenti tuh berteriak.

Aku menyadarkan diriku, untungnya hanya mimpi. aku tak bisa bayangin seandainya itu benar-benar terjadi. Tubuhku tiba-tiba bergidik kembali hanya mengingat sepenggal memori mimpi itu. amit-ami dah.

Aku menatap jam diatas nakas, lalu tertunduk lesu. I hate Monday. Dengan perasaan enggan, aku masuk kekamar mandi, membersihkan tubuhku dibawah guyuran dari kran shower. Aku mengingat kembali potongan mimpi tadi, dan seketika itu juga bulu kudukku berdiri, rasanya aku baru saja aku baru keluar dari wahana rumah hantu. Aku mengetuk-ngetukkan telunjukku dikedua keningku, menyugesti diriku untuk tidak mengingat mimpi terbangsat itu.

Akupun keluar dari kamar mandi, mengeringkan tubuhku lalu mengenakan pakaianku. Kemeja band collar bercorak garis vertical berwarna biru dipadukan dengan chino berwarna khaki. Senyumku terkembang setelah menata rambutku dengan sentuhan pomade yang membuatku harus mengatakan "perfect".

Aku keluar dari kamarku, menemui mama yang tengah sibuk menyiapkan sarapan untuk kami berdua.

"pagi ma" sapaku sambil menarik kursi meja makan.

"pagi sayang" balasnya membawa piring yang berisi nasi goreng.

Aku kemudian meneguk susu uht yang sebelumnya telah tersedia diatas meja, lalu menyantap nasi goreng yang telah dibuatkan mama plus telor ceplok sunny side up.

"kamu kenapa?" tanya mama yang melihatku tidak semangat pagi ini.

"engg...enggak apa-apa" jawabku sambil membuat senyuman palsu. Meski aku selalu terbuka sama mama, tapi kali ini enggak deh, aku malu.

Setelah menghabiskan sarapanku, aku kemudian pamit kepadanya, bergegas ke kantor dan memulai aktifitasku sebagai budak kapitalis hari ini.

"aku berangkat ya mah" ucapku mengecup pipinya.

Aku hanya tinggal berdua dengan mama, dia sudah lama menjadi orang tua tunggal buatku atau bahkan sejak aku lahir, ia sudah menjadi orang tua tunggal.

"hati-hati sayang" balasnya, ia kemudian mengantarku hingga ke ambang pintu.

Didepan rumah sudah menunggu driver ojek online yang siap mengantarku kekantor hari ini. sungguh, aku tak henti-hentinya berterima kasih karena kehadiran mereka yang benar-benar telah membantuku selama ini.

The Man Came From My DreamWhere stories live. Discover now