6th Dream

1.8K 152 19
                                    

"nyenyak tidurnya Bam?" tanya mas Adam ketika aku kembali ke kubikelku. Ini bukan ngeledek kan yah? Tunggu, darimana mereka tahu kalo aku habis tidur? Apa mereka melihatku?

"hehehe, aku ketiduran tadi kak didalam" jawabku terkekeh garing.

"udah kenyang Bam?" tanya kak Ella. yah, kalo ini mah, udah pasti ngeledek.

"ada cerita apa lagi yang aku gak tau?" tanya mas Adam dengan kekepoannya.

Aduh....mulai lagi deh mereka. benar-benar pengorbananku begadang semalam tak ada artinya sama sekali.

"mereka habis lunch berdua Dam. Makan hadap-hadapan, suap-suapan. Duhh romantisnya!!!" Terang kak Ella dengan ekspresi lebainya.

"Oh Yah?" tanggap kedua rekan kerjaku lainnya, mas Adam dan mbak Merry yang kini ikut-ikutan juga. mata mereka terbelalak seolah tak percaya apa yang mereka dengar barusan.

"CKCKCKCK" mereka kembali kompak berdecak.

"heh....gak ada suap-suapan yah" protesku, siapa juga suap-suapan. Tapi, jika diingat-ingat, mungkin itu ada benarnya. Saat Kak Ella masuk, pak Adrian memindahkan daging ke makanan aku. Tapi itu bukan suap-suapan kan?

"tapi benar kan, kalian makan berdua?" tanya mas Adam kembali.

Kalo itu tak bisa kusangkali, aku gak menyangka, kak Ella memergoki kami. lagian apa salahnya sih makan berdua?

"tadi pas bangun, aku laper banget kak. Siapa coba yang mau nolak makanan kalo lagi laper?" dalihku, semoga saja mereka mengerti, dan tidak berspekulasi lebih.

"intinya kalian makan berdua kan?" yakin mas Adam kembali, dan apa yang bisa kulakukan selain mengangguk mengiyakan.

"lunch yang romantis" tegas kak Ella dengan ekspresi yang belum juga berubah. Yang makan siapa, kok malah yang senang siapa?

"gak romantic. Apaan sih kak, masa makan berdua aja romantis? Kita kan sering makan berdua juga. itu romantic juga namanya?" protesku.

"beda Bam, dari cara kalian saling pandang, WOW....aku bisa liat kilatan-kilatan asmara disana" ucap kak Ella dengan mata berbinar.

"Astaga, mulai lagi deh. Udah ah, kalian urus urusan kalian sendiri, sudah cukup ngurusin hidup aku" ucapku ngambek mengabaikan mereka dan fokus dengan komputer yang ada didepanku. Aku benar-benar marah, kurasa mereka makin hari makin keterlaluan.

"cieeh...marah. Makan-makan tetap jadi kan?" bukannya mereka berhenti, mereka makin mengusikku dan satu hal yang kubenci dari diriku adalah aku tak bisa benar-benar marah kepada mereka.

"Ella....mana berkasnya tadi?" teriak pak Adrian dari depan ruangannya.

"aku dipanggil pacar kamu tuh, aku pergi dulu yah" ucapnya lalu masuk keruangan pak Adrian.

Meski ia sudah pergi, rasa kesal ini masih saja belum hilang. Aku melanjutkan kerjaanku sambil mulut komat kamit. Berbagai cacian terlontar dalam hatiku, terutama ke pak Adrian. ahhh mengapa sih dia tidak menjadi pak Adrian yang kemarin saja, pak Adrian yang menjengkelkan. Aku membenturkan kepalaku di meja hingga menimbulkan suara keras yang sontak membuat rekan-rekan kerjaku kaget dan kemudian tawa mereka pecah setelah melihat kebodohanku. Yah aku bodoh, bodoh dalam pikiranku sendiri.

--------------------

Aku masih berada ditempat yang kemarin, di dalam kastil tua, di negeri anta beranta. Aku tak menemui siapapun selain diriku dikastil ini, hanya seorang diri, bahkan makhluk kecil pun tak mau berkawan denganku.

"PANGERAN" aku meneriakkan nama itu, pelan kemudian lantang, seolah aku ingin segera menemukannya.

Suaraku seperti pengundang mala petaka bagiku, setiap gelombang suara yang keluar dari mulutku akan mengundang makhluk aneh yang belum pernah kutemui sebelumnya.

The Man Came From My DreamWhere stories live. Discover now