"Bam, makan diluar Yuk!" ajak Kak Ella begitu jam istirahat kami telah tiba.
Aku menunjuk kotak makan dimejaku sebagai bentuk penolakanku. Mau aku apakan bekal ini kalo aku ikut dengannya.
"yah, aku mau traktir kamu padahal" ucapnya. Yaelah giliran aku bawa bekal mau ditraktir, bilang aja alasan doang.
"Dam, kamu gak ikut?" ia kemudian mengajak mas Adam, namun mas Adam juga menolak.
"gak ah mbak, aku malas keluar. Aku makan dikantin aja"
"yakin nih? Aku traktir loh yah?"
Mas Adam mengangguk. Ada apa dengannya? Biasanya orang antusias kalo mau ditraktir, kok dia malah nolak? Dan kak Ella sepertinya emang lagi berbaik hati hari ini, tumben banget? Lagi kaya banget sepertinya dia.
"aku duluan kalo gitu" pamitnya, dia kemudian pergi bersama dengan teman wanita lainnya. Melihat mereka pergi, ahh rasanya membuat duniaku damai, aku bisa makan siang tanpa gangguan mereka.
"kekantin yuk Mas" ajakku ke mas Adam. Meski aku membawa bekal makan siang, aku tetap kekantin. Gak mungkin aku makan diruang kerjaku.
"duluan aja, nanti aku nyusul" tolaknya, kenapa dia? apakah dia sedang ada masalah? Atau dia kecewa karena bukan dia jadi karyawan terbaik. Oh iya, karyawan terbaik didepartemen kami jatuh kepada ibu Ella. aku gak tahu mengapa itu bisa terjadi, kalo dibanding mas Adam, kurasa mas Adam lebih layak.
Aku kekantin sendiri, namun siapa sangka aku harus bertemu dengan teman yang paling berisik yang kumiliki.
"Babam" ia melambaikan tangan dan berlari kearahku. Satu hal yang menggangguku adalah ia menggandeng tanganku, rasanya risih. Tapi aku tetap membiarkannya, berjalan dengan tangan tergandeng olehnya.
"Babam" siapa lagi yang memanggilku sekarang? Aku mencari sumber suara, pandanganku mengitari seluruh isi kantin ini. nah disana mereka, sekelompok wanita yang melambaikan tangan kearahku.
"sini" panggilnya lagi. aku berjalan kearah mereka, bergabung dengan mereka yang semuanya sudah siap dengan makanan didepan mereka.
"bukannya kalian ditraktir kak Ella, kok disini?" tanyaku, mereka adalah teman sedertemenku, 3 orang wanita yang seharusnya makan bersama kak Ella.
"gak jadi" jawab Mbak Merry cemberut.
"kenapa?"
"dia ada urusan mendadak katanya" jawab kak Demi yang tak kalah kecewanya.
Mereka menatap kotak makan yang kubawah, apaan sih, dari tadi padahal mereka udah lihat.
"jadi anak SD sekarang Bam?" tanya mbak Merry, atau ini mungkin ia sedang mengejek.
"iya nih, mama terlalu rajin tadi buatin aku bekal" jawabku bercanda mencari alasan.
Aku tak jadi membuka kotak makanku ketika melihat apa yang ada didalam kotak makanan itu. bukan? Bukan karena aku tak suka makanannya, tapi sesuatu yang tak seharusnya orang lihat.
"kenapa Bam?" tanya mereka saat melihatku menutup kembali bekalku.
"eng..enggak. kalian makan duluan aja, aku nunggu mas Adam" jawabku kembali mencari alasan. Suhu tubuhku tiba-tiba saja meningkat, jantungku terpacu cepat, kurasa aku terserang keringat dingin sekarang, apalagi dengan datangnya kehadiran Rendy yang sangat berisik yang kini duduk didepanku.
"enggak makan Bam?" tanyanya heran menatapku.
"aku masih kenyang" jawabku membuang muka dan itu membuat dia berfikir ada yang salah denganku.