-o0o-
ANGGA melangkahkan kakinya tak sabaran menuju ke kelasnya. Dengan di dampingi beberapa orang dari gengnya tentu saja. Wajah Angga terlihat menahan emosi.
"Ga, lo kenapa? Tiba-tiba gitu lo ngebet pen ketemu ratu kampret itu," tanya Farel, namun Angga tak menjawab dan meneruskan langkahnya.
Sampailah mereka di tujuannya. Bukan untuk tawuran, tapi untuk memberikan pelajaran penting pada seseorang. Angga, Farel, Deni dan Gavin tiba disana.
Angga menggebrak meja dan membuat Fero yang duduk disana terkesiap dan kaget bukan main. Dia lalu menoleh dan menemukan sang pujaan hatinya itu. Iya, Fero dan Angga berada di kelas yang sama, 12 MIPA 1.
"Angga? Kamu bikin aku kaget tau! Kenapa sih pake gebrak-gebrak meja segala, kan bisa panggil aku, sayang."
Mendengar perkataan Fero, Farel Deni dan Gavin memberikan tatapan jijik, sedangkan Angga semakin tak tertahan emosinya.
"Gue gak suka cara main lo!" Bentak Angga.
"Ohh jadi harus lebih ganas?" Tanya Fero menaik-turunkan alisnya.
"Gue gak mau lo ganggu Lara lagi! Kalau sampe gue liat lo kayak gitu lagi, gue bunuh lo!" Ancam Angga dengan tatapan yang benar-benar mengerikan pada Fero.
"Ck! Siapa sih Lara itu? Peduli banget kayaknya kamu sama dia!" Ucap Fero tak terima.
"Dia lebih berharga dari lo! Jauhin dia!" Angga lalu pergi begitu saja dengan Farel, Deni dan Gavin mengekor dibelakangnya.
Sial! Kalau gue gak bisa dapetin Angga, lo juga gak akan bisa, LARA.
***
Lara terbangun dari tidurnya. Ahh, dia benar-benar lelah, sangat lelah. Lara mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan UKS, tidak ada seorang pun disana.
Ia sadar, tadi ia tertidur pulas di pelukan Angga. Entah kemana perginya pria menyebalkan itu, Lara tidak peduli. Tiba-tiba suara pintu terdengar nyaring dan terbuka.
"Nih, gue bawain makanan. Dimakan habis itu gue anterin pulang." ucapnya lalu memberikan sebungkus nasi dan air mineral pada Lara.
Mata Lara membulat sempurna menatap Angga dihadapannya. Bagaimana kalau Fero melukainya lagi besok? Ia tidak ingin lagi terlibat masalah dengan ratu jahat itu.
"Tapi gue pulangnya sama pak Usman, kata mama nanti pak Usman yang jemput." Alibi Lara.
"Ntar gue yang bilang sama si Usman biar gak jemput lo kesini." jawab Angga santai. Lara berdecak kesal, alasan yang ia berikan tak dihiraukan.
"Pak Usman, Angga." Ralat Lara. Mendengar itu Angga hanya terkekeh.
"Dimakan, gue mau bersihin sekolah dulu. Nanti kalau udah selesai, gue jemput kesini." Lara mengangguk saja. Pria itu lantas meninggalkan Lara di UKS sendirian.
***
"Mau mampir dulu?" Tanya Lara pada si pemilik mobil berwarna merah menyala itu.
"Enggak." jawabnya singkat.
"Yaudah, kalau gitu ma.." dengan cepat Angga memutar balik mobilnya dan pergi secepat kilat meninggalkan kediaman Lara.
KAMU SEDANG MEMBACA
[TFS;1] Clarissa (end)
Подростковая литература[❗FOLLOW SEBELUM MEMBACA❗] "Ra, cinta itu gak bisa dipaksa. Kalau misalnya gue cinta sama lo gimana?" "Angga harus belajar dua hal. Belajar untuk mencintai dan melupakan. Nggak semua yang ada di dunia itu abadi, termasuk Lara. Dan belajar untuk memu...