-o0o-
PERASAAN Lara masih sangat kesal akan perkataan Angga kemarin di UKS yang sontak membuat semua orang disana mengira kalau mereka sudah resmi berpacaran.
Ya, Anggara Pradipta. Orang yang membuatnya kesal tadi pagi. Ketua geng Oxygent sekaligus anak kepala sekolah SMA Angkasa yang hari ini hangat di perbincangkan karena ulah mereka yang mendapat hukuman dari bu Widya sang guru BK.
Oh yang benar saja, bahkan ia membenci pria itu sejak pertemuan pertama mereka tadi pagi. Lara mengusap wajahnya frustasi, ia ingin menjambak rambut gondrong pria tadi namun ia juga gelisah. Bagaimana kalau-kalau Angga mengadu? Kemudian Lara di keluarkan dari sekolah? TIDAK!!!
"LARA! JADI LO BENERAN PACARAN SAMA ANGGA KETUA GENG OXYGENT ITU??" Teriak Rian histeris menghampiri Lara di ruang tamu yang sedang memijat pelipisnya.
Yah, walaupun Lara dan Rian berbeda sekolah, pasti beritanya cepat menyebar. Secara geng Oxygent itu terkenal di seluruh SMA kawasan ini.
Sontak Lara langsung membulatkan matanya. Ingin sekali ia menjahit mulut Rian. Lara lalu memberikan tatapan tajamnya pada sepupunya itu.
"Kalian ini kenapa ribut-ribut," Yuni —mama Lara langsung menghampiri Lara dan Rian di ruang tamu.
"E-enggak ma," alibi Lara gelagapan.
"Ini tante, Lara punya pacar baru. Eh, kenalin dong ke gue sama tante Yuni." Segera Lara menginjak kaki Rian dan memberikannya tatapan mengerikan.
Rian hanya bisa meringis kesakitan dan bergidik ngeri melihat sepupunya itu.
Ini bahaya! Bisa saja kan sewaktu-waktu Lara menjadi psikopat dan menggores wajah ganteng miliknya, batin Rian.
"Gue bunuh lo!" Ancam Lara berbisik pelan pada Rian. Rian meneguk ludahnya susah payah dan mengangguk saja. Setelah itu, Lara melepaskan kaki Rian dan tersenyum lebar pada mamanya.
"Kalian ini ada apa sih?" Tanya Yuni masih keheranan dengan Lara dan Rian.
“Gaada apa-apa kok, ma. Biasalah candaan anak SD di comblangin.” ucap Lara.
"Oh iya, btw kapan lo jadian sama Angga?"
Kalau saja bunuh orang itu nggak dosa, batin Lara mulai geram. Segera Rian berlari ke arah kamarnya dan menutup pintu rapat-rapat sebelum dirinya menjadi sasaran kemarahan Lara.
Kabar Lara dan Angga berpacaran menyeruak seketika dan membuat Lara mendapat banyak hujatan, namun ada juga yang memberikan dukungan. Ada yang bilang Lara kecentilan, sok cantik. Ada juga yang bilang kalau mereka cocok, ewhh.
***
Hari ini Lara berangkat ke sekolah seperti biasa, dengan pak Usman. Dia memasuki sekolah dan melihat Erika disana, mungkin sedang piket.
Tiba-tiba sekumpulan perempuan menghampiri Lara, jumlahnya sekitar 4-8 orang, mungkin.
"Lo Lara? Kelas 11 MIPA 3 itu kan?" Tanya salah satu dari mereka. Yang ini yang paling, paling banyak melanggar peraturan. Rambutnya di cat merah, bajunya yang ketat, rok pendek dan tanpa dasi.
Lara hanya mengangguk menanggapi ucapannya. Sepertinya mereka kelas 12. Seketika salah satu dari mereka yang rambutnya berwarna biru gelap itu menarik pergelangan tangan Lara, entah kemana, rasanya sakit.

KAMU SEDANG MEMBACA
[TFS;1] Clarissa (end)
Novela Juvenil[❗FOLLOW SEBELUM MEMBACA❗] "Ra, cinta itu gak bisa dipaksa. Kalau misalnya gue cinta sama lo gimana?" "Angga harus belajar dua hal. Belajar untuk mencintai dan melupakan. Nggak semua yang ada di dunia itu abadi, termasuk Lara. Dan belajar untuk memu...