-o0o-
"LO kan yang nyuruh Angga untuk jauhin Lara? Gue benci sama lo!" mendengar itu, Celin hanya menaikkan sebelah alisnya seolah meremehkan Fero dihadapannya.
"Kalok iya, kenapa? Harus banget ya gue peduli? Mau lo benci atau enggak, itu bukan masalah buat gue."
"Lo tau mereka itu sahabat dari kecil. Angga suka sama Lara dan Lara pun sebaliknya. Tapi kenapa lo tega ngerebut Angga dari Lara?"
"Lo tau darimana? Lo nggak tau kan kisah sebenarnya? Lara udah rebut Angga dari gue! Semenjak kenal Lara, Angga jadi benci sama gue dan lupa siapa gue."
"Angga sayang sama lo dan Lara, tapi posisinya berbeda. Lo sebagai sahabat yang selalu ada dan Lara sebagai cinta pertamanya." ucap Fero sendu.
"Lo liat gue peduli?" Celin lalu tersenyum hambar dan meninggalkan Fero.
***
"Ini siapa? Yang di tengah mirip gue sih, tapi dua lagi siapa?"
Rian yang penasaran pun langsung menghampiri Lara dan melihat foto itu. Memang benar ada sebuah foto yang isinya tiga bocah yang sedang tersenyum manis menghadap kamera. Satu anak perempuan di tengah mirip dengan Lara.
"Iya, yang tengah mirip lo. Ni cowok siapa?" tanya Rian menunjuk anak laki-laki di foto itu.
"Lo bukan? Gue kan main pasti sama lo pas kecil."
"Nggak mungkin lah. Gue dari kecil tinggal Australia sama mama papa, pertama kali gue kesini juga pas umur 9 tahun itu."
"Terus satu lagi siapa? Ini kenapa gue gak inget sama sekali pas difoto. Harusnya gue inget dan kenal siapa mereka."
Rian mengendikkan bahunya berusaha tak peduli, lalu ia kembali naik ke atas kasur dan melanjutkan game online di handphone-nya.
Tiba-tiba saja, rasa sakit di kepala Lara kembali muncul. Kali ini lebih sakit hingga membuat Lara harus menjerit dan menangis. Rian yang melihat itu langsung menghampiri Lara panik.
"Ra, lo kenapa?"
Sementara Lara terus memegangi kepalanya dan berteriak kesakitan. Mendengar itu, Yuni langsung pergi ke kamar Rian untuk menemui Lara.
"Mamaaaaa.. sakitttt.."
"Sayang kamu kenapa? Rian cepet telpon rumah sakit. Cepettt."
Setelah itu, Lara langsung dilarikan ke rumah sakit. Sampai sekarang pun kepalanya masih terasa sangat sakit dan ia masih menjerit kesakitan.
***
"Lo jahat, Ra. Sejauh ini gue berusaha buat lo inget siapa gue sebenarnya, tapi apa? Lo sama sekali gak pernah mau tau gue ini siapa."
Angga masih menatap foto itu, foto kecilnya dan Lara saat mereka masih bermain bersama dulu.
"Kak Angga, ada kak Yohan sama kak Farel nyariin."
Angga lalu menghembuskan nafasnya kasar dan segera keluar menemui Yohan dan Farel.
"Kenapa lo kesini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
[TFS;1] Clarissa (end)
Teen Fiction[❗FOLLOW SEBELUM MEMBACA❗] "Ra, cinta itu gak bisa dipaksa. Kalau misalnya gue cinta sama lo gimana?" "Angga harus belajar dua hal. Belajar untuk mencintai dan melupakan. Nggak semua yang ada di dunia itu abadi, termasuk Lara. Dan belajar untuk memu...