-o0o-
"NAY, tadi Lara gak mau pulang sama gue, kesel gue liat mukanya Angga yang sok ganteng itu," cerca Erik pada Nayla. Yah, Erik dan Nayla memang sangat dekat, sampai masalah apapun mereka tetap akan menjadi teman curhat.
"Yah, gue juga nggak tau. Mungkin emang si Lara lagi ada something sama Angga." Jelas Nayla.
"Arghh... Percuma! Lihat aja, gue akan dapetin Lara, dia akan jadi milik gue." Erik lalu memutuskan sambungannya. Kini Erik sedang gencar menarik perhatian Lara. Bagaimana agar gadis itu berpaling padanya untuk yang kedua kalinya?
Mungkin lo belum tau apa-apa soal gue, Rik. Apa ini juga yang namanya sakit kalau harus jatuh cinta sendirian?
***
Mereka tiba dirumah Lara seperti kesepakatan mereka. Sang pemilik rumah bahkan belum ada di rumah.
"Loh? Lara belum pulang, tapi kayaknya bentar lagi sampe. Kalian masuk aja dulu, biar tante buatkan minum." ucap Yuni penuh dengan senyum hangat.
Mereka lalu mengangguk kikuk dan duduk di ruang tamu menanti kedatangan Lara.
"Pasti lagi berduaan sama si Angga," gumam Hendra.
"Aduh! Gue lupa ambil buku catetan gue di mobil, bentar ya?" Erik lalu beranjak dari sana dan mengambil catatannya di mobil yang ia parkir di pekarangan rumah Lara.
Saat ia hendak mengambil benda itu, ia melihat Lara yang baru saja sampai dengan Angga menggunakan motor milik Angga.
"Makasih ya, Angga. Mau mampir?"
"Kapan-kapan aja, gue duluan." sebelum dapat memutar balikkan motornya, ia berhenti karena Lara memanggilnya.
"Angga.." Angga kembali menoleh pada Lara dan mengernyit bingung seolah bertanya 'kenapa?'.
"Boleh gak minta peluk sebelum Angga pergi?" Tanya Lara malu-malu.
"Kenapa? Takut kangen ya sama gue?" Ia terkekeh sejenak lalu kembali memarkirkan motornya dan perlahan menghampiri Lara. Sementar Lara hanya menunjukkan senyum lebarnya.
Akhirnya Lara dapat memeluk Angga. Iya, ini seseorang yang selalu membuat Lara kesal, tapi ia tak pernah sedikitpun membuat Lara menangis.
"Bukan, takut kalok Angga pergi nanti Lara nangis lagi. Nanti siapa yang nemenin Lara?" jawab Lara seadanya. Angga tersenyum simpul dan mengelus puncak kepala Lara.
"Masih ada Erik,"
"Gue gak suka sama Erik, gue maunya lo!" Pungkas Lara masih setia memeluk Angga dengan erat.
"Gue bilang masih ada Erik yang liatin kita dari rumah lo."
"Biarin! Gue gak suka sama dia, dia juga gak peduli sama gue." akhirnya Lara melepaskan pelukannya.
"Udah puas peluk ice tea?" Tanya Angga terkekeh.
"Udahh. Makasih ya Angga, hati-hati pulangnya. Jangan ngebut, nanti jatoh. Terus kalok ada apa-apa telpon Lara ya?" Angga hanya berdeham dan melajukan motornya meninggalkan kediaman Lara.
KAMU SEDANG MEMBACA
[TFS;1] Clarissa (end)
Fiksi Remaja[❗FOLLOW SEBELUM MEMBACA❗] "Ra, cinta itu gak bisa dipaksa. Kalau misalnya gue cinta sama lo gimana?" "Angga harus belajar dua hal. Belajar untuk mencintai dan melupakan. Nggak semua yang ada di dunia itu abadi, termasuk Lara. Dan belajar untuk memu...