11

580 67 10
                                    

-o0o-

NAYLA duduk di taman belakang sekolah dan terus menangis tanpa henti. Entah kenapa, tapi rasanya begitu sakit, sangat menyakitkan. Sepertinya keputusannya untuk menyerah sudah sangat tepat.

Lo bodoh Nayla! Mana mungkin Erik anggap lo lebih dari sekedar temen curhat selama ini? batin Nayla.

Ahh, pikirannya sangat kacau hari ini. Ia benar-benar merasakan sakit yang amat dalam. Ia hancur, sangat hancur.

Harusnya lo emang nyadar dari dulu, kalau lo ga pantes buat lo! batin Nayla.

"Ngapain lo nangis disini? Percuma kan nggak ada yang lihat?"

Nayla pun mendongak seketika. Itu Angga, yang selama ini ia kenal sebagai pacar Lara.

"Emang kalau gue nangis di lapangan ada yang peduli? Nggak kan?" Nayla lalu tersenyum kecut dan membuang wajahnya dari Angga. Pria itu lalu duduk disebelah Nayla.

"Lo suka sama Erik?"

"Harus banget ya gue jawab? Lagian ngapain sih lo disini? Biarin gue sendiri! Pergi lo!" Ketus Nayla. Air matanya tak berhenti mengalir sedari tadi.

"Erik suka sama lo,"

"Bodo amat! Gue rasa gue udah bisa nerima kekalahan gue, emang siapa sih gue? Gue bukan Lara yang cantik, atau Tia yang selalu bisa buat Erik ketawa. Gue bukan Feby yang selalu bantuin Erik kerjain tugasnya atau Cindy yang selalu tampil imut dan lucu. Selamanya gue akan pernah jadi mereka. Emangnya apa yang Erik suka dari gue?"

"Nayla,"

Kali ini bukan Angga yang bicara. Ia kenal betul suara itu, iya itu Erik. Angga dan Nayla pun menoleh ke belakang mereka dan melihat Lara juga Erik disana.

"Congrats?" ucap Nayla tertawa hambar.

"Atas hari jadian kalian." Nayla menghembuskan nafas pelan dan menghapus semua air matanya, ia harus terlihat bahagia di depan Erik.

"Gue turut seneng." gadis itu kembali mengembangkan senyum terbaiknya, sementara hati Lara terasa tersayat melihat Nayla merekahkan senyum atas tindakan terpaksa, itu pasti sangat menyakitkan baginya.

Mengapa langkah kakinya hari ini terasa berat, seperti ada paku yang menancap di kakinya setiap langkah. Nayla menahan air matanya dan masih melanjutkan langkahnya meninggalkan tempat itu.

"Dia suka cara lo buat dia jatuh cinta."

Mendengar ucapan Erik, membuat Nayla menghentikan langkahnya sejenak.

"Dia suka cara lo buat dia bertahan dan nyaman sama lo." kini Nayla mengernyit bingung dan berbalik menatap Erik kembali.

"Dia suka lo, karena lo jadi diri lo sendiri."

"Dia suka lo, karena lo udah menjadikan dia orang spesial dalam hidup lo."

"Dia suka lo, karena lo selalu ada buat dia."

"Dia suka lo, karena dia emang suka sama lo. Banyak hal yang dia suka dari lo."

Erik lalu mendekat ke arah Nayla yang sudah hampir menangis. Pandangan gadis itu memburam karena air mata yang memenuhi pelupuk matanya.

[TFS;1] Clarissa (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang