7

739 84 21
                                    

-o0o-

ANGGA berjalan santai dengan Farel ke kantin, sementara Angga sedari tadi masih berkutat dengan pikirannya sendiri. Farel yang melihat itu langsung menepuk pundak Angga.

"Lo kenapa, Ga?"

Namun, Angga tetaplah Angga. Ia tak menjawab pertanyaan Farel dan lebih memilih melanjutkan langkahnya.

"Ehh ditanya malah diem. Kebiasaan." gumam Farel yang Angga sendiri tak dapat mendengarnya.

Mereka kini sudah duduk manis di salah satu meja yang disediakan di kantin. Sementara Angga masih saja asik dengan pikirannya sendiri membuat Farel semakin penasaran.

Angga masih bingung dengan kejadian di rumah Lara tadi.

Perlahan langkah Angga memasuki pekarangan rumah Lara. Sesampainya di depan pintu, ia memencet bel disana. Keluarlah seorang wanita yang terbilang masih muda membukakan pintu untuk Angga.

"Ehh ada tamu. Cari siapa?" Tanya perempuan berambut sebahu itu.

"Lara. Tante, mamanya Lara?" Tanya Angga mengernyit bingung.

"Iyaa. Lara lagi siap-siap, masih sarapan kayaknya tuh. Kamu siapanya Lara?" Tanyanya lagi dengan senyum hangat.

"Pacarnya Lara," jawab Angga santai.

"Tante bener mamanya Lara?" Tanya Angga lagi. Seketika wajah wanita itu menatap Angga lekat dan menaikkan satu alisnya.

"Iya, memang kamu ndak percaya saya mamanya Lara? Pasti karena kamu pikir tante ini udah tua, jadi gak cocok jadi mamanya Lara?" Wanita itu terkekeh pelan.

"Ra, ada yang nyariin."

Ia tidak salah kan? Apa ia memang salah lihat? Ahh pikiran Angga sedang kacau saat ini. Tiba-tiba ia melihat Lara berjalan bersama seorang laki-laki ke kantin. Itu siapa? Bantin Angga.

Rahang Angga mengeras seketika dan tangannya mengepal kuat. Melihat itu, Farel mengikuti arah mata Angga.

"Itu Erik ya?" Tanya Farel.

"Lo kenal?"

"Dera sering cerita. Lara sering banget nangis gara-gara tu cowok." Angga mengernyit bingung.

"Lara itu super suka banget sama Erik, kata Dera 2 tahun gitu, sampe si Lara susah untuk ngelupain dia. Dan sekarang dia malah deket sama Lara." sambung Farel.

***

"Boleh nggak?" Tanya Erik memohon.

"Boleh aja. Nanti kerja kelompoknya di rumah gue aja ya pulang sekolah. Bilangin Hendra juga." jawab Lara pasrah. Sebab Erik terus meminta agar kelompok biologi, ia dan Hendra bisa bergabung dengan Lara dan Dera.

"Kalok gitu lo pulang sama gue aja gimana?" Lara langsung terkejut dan membulatkan matanya sempurna. Kembali dengan masa lalu yang lebih indah? Haruskah ia jatuh cinta lagi? Apa rasanya akan sesakit dulu?

"Enggak."

"Loh? Kenapa? Kan nanti sekalian ke rumah lo." ucap Erik bersedih.

[TFS;1] Clarissa (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang