17

1.4K 152 26
                                    

Warning ⚠️
chapter ini mungkin akan sedikit tidak jelas, bahasa amburadul, alur berantakan and typo everywhere.

nih gue kasi double update sebagai hadiah karena kalian udh nunggu book ini dengan sabar 😄

.

.

.

.

.

Suasana ruang latihan red velvet terasa suram malam itu, tidak ada yang berani membuka suara padahal ini sudah lewat tiga puluh menit mereka berkumpul.

Sooyoung menggaruk tengkuknya, melirik kearah sang kekasih dan Jimin yang masih saja menunduk, sedangkan di sofa sana tiga orang lainnya duduk dengan wajah serius.

Niatnya untuk membuat perhitungan dengan Jimin harus urung, karena sepertinya lelaki Park itu harus berhadapan dengan Irene lebih dulu.

"tidak bisakah kita pulang saja unnie ? disini menyeramkan" bisik Yeri pelan.

Sooyoung hanya menggumam dan menepuk punggung tangan gadis itu lembut.

Helaan nafas keras dari arah sofa membuat yang lain mengangkat kepala, menatap takut-takut kearah pemimpin red velvet yang sejak tadi memasang wajah dingin.

Helaan nafas keras dari arah sofa membuat yang lain mengangkat kepala, menatap takut-takut kearah pemimpin red velvet yang sejak tadi memasang wajah dingin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"jadi.. tidak ada yang ingin bicara ?" tanya gadis cantik itu.

"kalian menghalangiku pulang hanya untuk melihat kalian duduk diam disana ?" lanjutnya.

Seokjin yang duduk disebelah gadis itu meremas lembut jemari sang kekasih, beralih menatap kedua adiknya yang duduk bersandar di kaca besar dalam ruangan itu.

"ada apa sebenarnya ? kenapa Seulgi menangis ?"

Tidak ada yang bersuara, lagi-lagi hanya hening yang menjawab pertanyaan lelaki Kim itu.

"Jimin-ah, ada apa sebenarnya oeh ? kami tidak bisa membantu kalau kau hanya diam seperti ini" lanjut Seokjin sedikit keras.

"sudahlah hyung, berhenti menanyakan hal itu.. ini masalah kami, kalian tidak perlu ambil pusing, aku akan menyelesaikannya sendiri" jawab Jimin sedikit kesal.

Setelah sejak tadi berdiam diri, lelaki Park itu akhirnya buka suara dan memberanikan diri membalas tatapan dingin Irene.

Taehyung yang duduk disebelah lelaki itu berdecak dan menatap Jimin dengan wajah aneh; "bisa-bisanya kau bicara seperti itu setelah membuat anak orang menangis" bisiknya geram.

Tapi Jimin menulikan telinganya dan menatap Irene dengan pandangan tidak kalah dingin.. ini bukan masalah besar, yang lain tidak perlu ikut campur dalam masalahnya dengan sang kekasih, begitu pikirnya.

BEHIND THE STAGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang