Part 17

3.8K 160 8
                                    

"Yas sebenarnya ada apa? Apa yang telah diucapkan orang tuaku kepada kalian? Aku tahu yas, kamu tersenyum seperti itu kepadaku untuk menutupi kesedihanmu. Iya kan? " batin araa..

-
-

Ayyas sudah keluar dari rumah ara dan ara masih mematung diruang tamu.

"Pa.. apa yang papa katakan kepada mereka?" Tanya ara

"Papa cuma bilang yang sejujurnya"ucap papa

"Papa bilang apa sama mereka?"tanya ara sekali lagi

"Papa hanya menolak lamaran dia"ucap pak sean sambil baca koran

"Kenapa papa tolak" tanya ara kembali

"Kenapa? Ya.. papa berhak lah menolak. Ara.. melihat penampilannya saja sudah bisa ditebak kalo mereka itu bukan orang seperti kita. Jika papa menyetujuinya, bagaimana tanggapan orang kepada keluarga kita. "Hey lihat anak seorang konglomerat menikahi ustadz kampungan" ucap pak sean

Emosi ara sudah memuncak lantaran papanya menghina orang yang ia cinta.

"Pa.. bisa nggak sih pa... papa melihat orang bukan dari harta. Kenapa ?" Ucap ara

"Karena uang semua dapat terwujud, karena uang papa bisa kaya raya, karena uang papa bisa memiliki semuanya yang papa inginkan. Sekarang kamu taukan alasan papa sangat menyayangi harta"ucap papa

"Pa inget.. harta bisa saja hilang sewaktu waktu. Uang itu... " ucapan ara terpotong papanya

"Ara kalo kamu ingin ceramah, silahkan ke masjid jangan disini" ucap papa

Ara memutuskan untuk kekamarnya, karena sia sia saja jika berdebat dengan orang yang masih tertutup hatinya

Tapi sebelum ara meninggalkan ruang tamu. Papa mulai pembicaraan.

"Dan satu lagi, kau akan papa jodohkan dengan anak dari rekan papa" ucap pak sean sambil membaca koran

"APAAA!! Nggak ara nggak mau" ucap ara

"Kenapa?"

"Ara nggak mau dijodohkan dengan orang yang ara gak cintai " ucap ara

"Mau gak mau kamu harus terima!!!" ucap pak sean

"Pa.. papa lupa sama pembicaraan papa waktu itu?.. papa bilang sendiri kalo ara bukan lagi anak dikeluarga ini. Tapi, mengapa papa sekarang ingin menjodohkan ara dengan anak rekan papa" ucap ara sambil menangis

"Papa tidak lupa dengan semua ucapan papa waktu itu. Ingat!! Papa menjodohkan kamu hanya sebatas kontrak bisnis. Ingat itu!! Anak tak tau diuntung" ucap pak sean langsung meninggalkan ara sendirian di ruang tamu..

Bibi yang tak tega melihat ara pun menghampirinya.

"Ara kamu yang sabar ya" ucap bibi memeluk ara

"Bi.. hiks.. hiks.. ara gak mau dijodohkan sama dia bi.. hiks .. hiks.. ara cinta sama ustadz ayyas" ucap ara

"Ara dengar bibi.. jodoh itu takkan kemana.. jika ayyas memang jodohmu dia akan menjadi milikmu percaya itu" ucap bibi

"Bi ara mau kepesantren lagi aja. Ara nggak betah dirumah ini." Ucap ara

"Yaudah habis ashar kita kesana ya" ucapan bibi hanya diangguki ara.

-
-
-

Ayyas masih tak percaya jika niat baiknya ditolak oleh Papa nya ara. Ayyas memang sadar jika ia tak pantas bersanding dengan ara. Umi melihat anaknya melamun daritadi, umi tahu apa yang dipikirkan ayyas sejak tadi.

"Nak.. lupakan saja kejadian tadi ya.." ucap umi sambil mengelus pundak anaknya

"Umi.. sebenernya ayyas masih ga percaya ini terjadi. Tapi.. apa yang dibilang oleh papa nya ara ada benarnya umi. Ara anak satu satunya dikeluarganya,pasti beliau menginginkan yang terbaik buat anak semata wayangnya." Ucap ayyas

"Yas.. percayalah jodoh itu tak akan kemana. Anggap saja ini sebuah rintangan yang harus kamu lalui satu per satu." Ucap abi

"Iya abi.." ucap ayyas sambil tersenyum

"Ehmm aisyah nggak nyangka pak sean segitunya dengan harta. Apa apa harta.. " ucap aisyah

"Dek kamu gak boleh gitu. Lebih baik kita doakan supaya pak sean mendapatkan hidayah dan mau mengenal allah" ucap ayyas

"Aisyah beruntung banget jadi adiknya bang ayyas. Abang ayyas tuh udah baik, perhatian, penyabar, pokoknya paket komplit deh" ucap aisyah membuat keheningan menjadi gelak tawa. "Bang teruslah tersenyum seperti ini karena aku pun bahagia melihat abang tertawa.." ucap aisyah menengok ke arah ayyas.

-
-
-

Segini dulu yakkk wkwk
Maaff lama ya ...
Oh iya jangan lupa vote and comment nya
Kalo bisa sih di share ya.. hehehe

사랑해❤❤

Restui Aku Menikah Dengan Ustadz [TAHAP REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang