Part 27

1.5K 90 8
                                    

Dikamar Ara
Sedari tadi Ara belum keluar dari kamarnya. Berkali-kali bibi mengetuk pintu namun tidak dibuka oleh Ara.

Allahu akbar allahu akbar

Ara terbangun ketika mendengar suara adzan berkumandang. Dilihatnya jam didinding menunjukan pukul 15.30 wib. Ternyata sudah masuk ashar. Ya tadi Ara sempat ketiduran, makanya waktu bibi mengetuk pintu. Tidak dibuka oleh Ara.

Skip

Langsung Acara makan malam..

"Bi.. makanan nya sudah siap semua?" Tanya pak sean yang baru keluar dari kamarnya diikuti sang istri

"Sudah tuan" ucap bibi dari dapur

Suara mobil terdengar diluar rumah. Keluarga Pak james telah sampai dirumah Pak sean. Pak Sean dan istrinya mulai menyambut tamunya.

Mereka sudah berkumpul dimeja makan. Tinggal Ara yang belum ada.
"Sebentar saya panggil Ara dulu dikamarnya" ucap mama zevy

"Sayangggg.. buka pintunya, tamu nya sudah datang" ucap mama zevy sambil mengetuk pintu kamar Ara. Tak lama Ara membuka pintu kamar nya.

"Yuk sayangg" mama zevy merangkul putrinya

"Ohh jadi dia yang akan dijodohkan sama gue. Dari pakaian nya saja pasti dia orang alim. Dia terlalu baik buat gue, pasti dia bakalan menolak perjodohan ini" Batin steven sambil tersenyum bahagia.

Tanpa steven sadari, mereka melihat steven dengan tatapan bingung.
"Kenalin gue Steven" ucap steven mengulurkan tangannya untuk salaman

"Maaf bukan mahram. Ara" ucap Ara singkat

"Maaf hehe" ucap steven menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

Kurang lebih 20 menit mereka telah selesai makan malam. Sekarang sedang mengobrol diruang keluarga.

"Ehm Ra ngobrol yuk disana" tanya Steven menunjuk kearah halaman belakang rumah Ara, disana ada kolam renang dan tempat santai.

"Ngobrol tentang apa? Ga bisa disini aja" ucap Ara membuat lelaki itu menggeleng. Kemudian Steven berjalan ke arah Ara dan berbisik "ini penting Ra, gue tau Ra kalo lo pasti gamau dijodohin kan? Makanya gue mau bicara empat mata sama lo" bisik steven. Ara kemudian mengangguk.

"Pa Ara sama Steven mau ngobrol berdua disana ya" ucap steven

"Iya. Jangan macem-macem. Belum sah" teriak pak james, steven hanya mengacungkan jempol.

Dihalaman belakang rumah

"Oke.. gue sebenarnya ga setuju sama perjodohan ini" Ucap steven melihat ke arah kolam renang.

"Trus kenapa kamu terima ini?" Ucap Ara menunduk

"Karena papa ngancem gue, papa bakal cabut semua fasilitas gue. Ini juga terpaksa" ucap steven.

"Aku juga terpaksa, karena papa ngancem aku dengan memberikan 2 pilihan yang korbannya adalah seseorang yang ku cintai" Ucapan Ara Membuat Steven terkejut.

"Ohh gitu. Berati kita berdua sama - sama tidak setuju dengan perjodohan ini. Oke gue punya rencana" ucap steven sambil tersenyum.

"Beneran?? Apa rencananya?" Tanya Ara penasaran.

"Gatau hehe" ucap steven membuat Ara kesal.

"Ehh gue akan kasih tau rencana nya besok. Gue minta nomer lo dong? Biar gampang gue ngasih taunya" Ucap steven kemudian ara memberi nomer teleponnya kepada steven.

-
-

Seminggu setelah acara makan malam itu. Ara hanya berdiam diri dirumah. Itu sangat membuatnya bosan karena orang tua Ara yang melarang Ara keluar rumah. Disaat bosan Ara selalu membaca Al-Quran nya, mendengarkan sholawat dan kajian live diyoutube.

"Aish ini acara TV kok ga ada yang bagus sih. Kenapa waktu itu aku ga minta nomer Ara" ucap Ara tiduran di sofa sambil memakan cemilan.

Ting (anggap suara notif)

Ara membuka ponsel nya dan melihat siapa yang mengirim pesan.

"Steven? Ada apa dia chat aku?" Monolog Ara

Steven
Ra..
Araa.. ?

Arabella
Iya, knp?

Steven
Gawat Ra, gue tadi ga sengaja denger obrolan papa sama pak sean..

What? Mereka bicara apa ya? Jangan - jangan..

Arabella
Obrolan apa?? Langsung To the point!

Steven
Mereka bilang pernikahan kita dipercepat jadi lusa.

Arabella
Whatt!!! Gimana dong :( kenapa dipercepat sih.

Lusa? Berati hari minggu dong. Huwaaa tolong Ara.

Steven
Gatau. Lo tenang ya. Gue udah ada rencana.

Arabella
Serius?

Steven
Iya. Pacar gue yang punya rencananya. Nanti malam minggu, lo nginep dirumah pacar gue. Lo nginep sampe acara pernikahan itu benar - benar dibatalkan karena salah satu mempelai tidak ada. Gimana?

Arabella
Aku setuju. Thank u ya

Steven
Oke

-
-

Steven Pov

"Sial. Ini game ga mau bersahabat sama gue napa ya. Dari tadi main ga menang menang." Ucap steven melempar ponselnya kekasur. Steven keluar kamarnya berniat mengambil minum ke dapur.

Namun sebelum itu, steven mendengar percakapan seseorang diruang kerja papa nya. Awalnya steven acuh namun, dirinya mendengar "pernikahan" maka dari itu steven tetap berdiri disitu dan menguping pembicaraan tersebut.

"Pak Sean, bagaimana kalo pernikahan ini kita percepat?" Ucap pak james

"Sepertinya Lebih cepat lebih baik pak james. Mau dilaksanakan dihari apa?" Tanya pak sean.

"Lebih baik. Lusa"

"Baik saya setuju" kemudian mereka berdua tertawa lepas.

"What! Gue ga salah denger! Dipercepat. Gue harus kasih tau Ara" monolog Steven. Tiba - tiba

"Siapa disana?!" Tanya pak james berjalan kearah pintu, karena james melihat bayangan seseorang.

"Bodoh steven lo bodoh. Aish ngapa harus ketauan sih bayangan gue" umpat Steven sambil cengengesan waktu papa nya menepuk bahunya.

"Steven, ngapain kamu? Menguping pembicaraan papa ya? " Tanya pak james sambil tersenyum

"Iya pa hehe, yasudah Steven mau lanjut main game" ucap steven kemudian berlari ke arah kamarnya.

Sebenarnya pak james tidak marah jika anaknya menguping pembicaraannya. Cuma steven nya aja yang panik.

Steven Pov end

-
-

Yap segini dulu wkwk jangan lupa vote nye ya
See u

Restui Aku Menikah Dengan Ustadz [TAHAP REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang