Aku tengah duduk di salah satu gazebo yang ada di taman depan kelasku. Di depanku seperti biasa ada sebuah novel dan sekotak makanan berisi sandwitch. Hari ini entah kenapa aku sangat malas untuk pergi ke kantin, dan hanya menghabiskan waktu di gazebo ini sendirian.
Oh jangan tanya kemana Wooyoung, karena aku sendiri tidak tahu. Tadi lelaki cerewet itu hanya berpamitan padaku kalau ia ingin menemui seseorang. Entah siapa aku juga tidak tahu. Dan yang penting aku tidak peduli.
"Yuqi?" aku mendongakkan kepalaku dari novel yang kubaca ketika mendengar ada sebuah suara yang memanggil namaku.
Aku melihat sosok lelaki tinggi berdiri di depan gazebo yang aku duduki. Sepertinya aku tak asing dengan wajahnya, tapi siapa?
"Iya?" ucapku kembali bertanya padanya.
"Bener ternyata kalo lo Yuqi."
Aku semakin mengerutkan dahi begitu mendengar ucapan lelaki itu padaku. Tak lama, lelaki itu kemudian ikut duduk disebelahku. Lelaki itu mengulurkan tangan kanannya, sedangkan aku yang masih kebingungan hanya menatap uluran tangan itu tanpa berniat menyambutnya.
Lelaki itu semakin menyodorkan tangannya, barulah aku nenerimanya.
"Gue Yunho." ucap lelaki itu menyebutkan namanya.
"Yuqi,"
Otakku berputar dua kali lebih keras untuk menemukan siapa itu Yunho. Tapi nihil, aku belum menenukan jawaban atas siapa itu Yunho.
"Ada apa ya?" tanyaku lagi. Aku penasaran, itu pasti. Pasalnya pasti ada hal penting kalau lelaki yang tak kenal ini tiba-tiba menemuiku kan?
Lelaki itu tersenyum.
"Lo beneran gak tahu gue ya?" tanyanya kepadaku. Sedangkan kepalaku hanya menggeleng merespon ucapannya.
"Gue temennya Mingi, temennya Wooyoung juga." ucap lelaki bernama Yunho itu.
Barulah aku menyadari kalau sebenarnya lelaki ini adalah orang yang sering aku lihat bersama Kak Mingi. Kakak kelasku juga, dan bukankah aku juga melihatnya waktu tanding futsal kemarin. Tapi jangan salahkan aku, ingatanku benar-benar payah soal ini.
"Ada apa ya Kak?" tanyaku lagi. Kali ini barulah aku menggunakan embel-embel 'Kak' ketika berbicara kepadanya.
"Lo kemarin yang obatin Mingi?" mendengar pertanyaan yang kelewat to the point itu membuatku sedikit terkejut. Tapi sesegera mungkin aku mengembalikkan ekspresi wajahku agar terlihat seperti biasa.
"Maksudnya, kemarin pas Kak Mingi luka?" tanyaku polos.
Seketika aku merutuki mulutku yang tak tahu bagaimana caranya menjawab pertanyaan itu. Kalau yang namanya mengobati sudah pasti luka kan? Lalu kenapa aku masih bertanya? Dasar Yuqi.
Kulihat Kak Yunho terkekeh, dan saat itu juga aku menutup wajahku dengan cara menunduk. Yuqi bodoh.
"Makasih udah mau obatin dia ya, tuh anak emang kalo dibilangin gak pernah nurut sama gue. Makanya lo nemuin dia dikeroyok orang." ucap Kak Yunho panjang lebar.
Aku hanya tersenyum tipis begitu mendengar penuturan Kak Yunho barusan. Jadi, kenapa Kak Yunho yang bilang makasih dan bukan Kak Mingi?. Dan tunggu dulu, aku kan tidak perlu tahu masalah Kak Mingi. Jadi ya sudah, aku tak peduli. Lagian aku juga tidak mengharapkan ucapan terima kasih, lagipula aku ikhlas menolong Kak Mingi kemarin.
"Yaudah kalo gitu gue pergi dulu." ucap Kak Yunho.
Aku mengangguk, lalu Kak Yunho mulai meninggalkanku sendirian di gazebo. Entah kenapa aku merasa akan ada sesuatu. Tapi dengan cepat aku menggelengkan kepalaku, tidak mungkin.
KAMU SEDANG MEMBACA
❝𝐓𝐡𝐚𝐧𝐤 𝐘𝐨𝐮❞ - 𝐌𝐢𝐧𝐠𝐢 [𝐀𝐓𝐄𝐄𝐙]
FanfictionSong Mingi, lelaki itu punya keluarga lengkap. Tapi tetap merasakan arti tak dianggap. Memang benar, kadang yang terlihat baik-baik saja tidak selalu seperti kelihatannya. Song Yuqi, gadis biasa yang mencoba memahami apa itu kebahagiaan bagi seoran...