Setelah mendapat telepon itu, aku dan Shuhua langsung menuju ke rumah sakit. Banyak hal yang berkecamuk dalam pikiranku ketika mendengar polisi menemukan Kak Yunho dan Kak Mingi dengan keadaan yang bisa dibilang tidak baik-baik saja di dekat persawahan. Entahlah, aku merasa begitu khawatir sekarang. Rasanya aku takut terjadi sesuatu kepada kedua Kakak kelasku yang juga temannya Wooyoung itu. Terutama Kak Mingi, aku begitu mengkhawatirkan lelaki itu sekarang.
Saat ini aku tengah berusaha mencari taksi di dekat jalanan dengan Shuhua di sampingku. Shuhua juga sama, raut wajahnya terlihat khawatir. Sama sepertiku, mana mungkin setelah mendapat kabar itu kami tidak akan khawatir. Rumah sakit, dan Kak Yunho bersama Kak Mingi tengah berada disana.
"Bisa lo kabarin Wooyoung sekalian gak?!" tanyaku kepada Shuhua. Sebenarnya ucapanku itu lebih mirip perintah jika dibandingkan pertanyaan. Sudah tidak ada waktu, aku yakin Wooyoung juga perlu tahu mengenai keadaan kedua temannya itu.
Shuhua mengangguk lalu mengeluarkan ponselnya. Berusaha menghubungi Wooyoung, sedangkan aku tetap menatap jalanan mencoba mencari taksi yang lewat. Entah sudah berapa lama aku dan Shuhua berdiri disini. Kakiku sudah terasa pegal, dan sepertinya jalanan ini begitu sepi.
"Ini kemana taksinya sih?!" geramku sambil menghentak kaki ke dinginnya aspal. Kenapa di saat-saat seperti ini malah tidak ada taksi?. Dan itu membuatku bertambah kesal dua kali lipat.
"Gue udah hubungin Wooyoung, katanya dia langsung kesana tapi mau ke rumah Kak Seonghwa dulu gitu." ucap Shuhua.
Berulang kali aku melihat kanan dan kiri, masih berusaha mencari kendaraan yang sekiranya bisa membawaku dan Shuhua menuju ke rumah sakit. Sampai tak sadar aku mengabaikan ucapan Shuhua. Entahlah aku seperti tidak bisa berpikir dengan benar sekarang.
Tin!
Aku dan Shuhua kompak menoleh. Melihat sebuah mobil putih berhenti tepat di depanku dan Shuhua. Aku mengerutkan kening, kurasakan Shuhua juga merapat kepadaku. Jujur, aku takut kalau ini semacam kejahatan di pinggir jalan.
Orang yang mengemudikan mobil itu menurunkan kaca mobilnya. Dan menyembulkan kepalanya melewati jendela seperti ingin berbicara. Aku menyipit memperhatikan orang itu.
"Yuqi, Shuhua kalian mau kemana?"
Aku menghela napas lega, ternyata itu adalah San. Shuhua melepaskan tangannya dari tanganku dan berdiri seperti sebelumnya. Gadis itu juga pasti sama leganya sepertiku. Karena yang ada di dalam mobil bukanlah penjahat atau apapun melainkan seorang Choi San.
"Mau ke Rumah Sakit, lo sendiri mau kemana?" tanyaku balik kepada San.
San menggeleng, "Gue mau balik, kalian ke rumah sakit mana siapa tahu searah."
"Rumah Sakit Harapan." ucap Shuhua yang kemudian ku setujui dengan anggukan.
Kulihat San berseru lalu membukakan pintu mobilnya. "Bareng aja, kita searah." ucapnya.
Aku masih menimbang-nimbang tawaran San, haruskah aku ikut dengannya atau tidak. Aku dan San hanya pernah bertemu sekali, dan itu tidak bisa menjamin San tidak akan macam-macam kan. Kulihat Shuhua, dia hanya mengangguk. Menyuruhku cepat masuk agar bisa secepatnya melihat keadaan Kak Mingi. Masa bodoh kalau nanti San macam-macam, ilmu bela diriku sedari SD masih bisa kugunakan nanti.
"Boleh nih?" ulangku. Mencoba memastikan apakah tidak apa-apa jika aku dan Shuhua menebeng di mobil San. Tapi sekali lagi lelaki itu mengangguk.
Aku tersenyum senang, lalu menyuruh Shuhua untuk duduk di depan bersama San sedangkan aku di kursi belakang. Semua kejadian itu ada hikmahnya, nyatanya dari kejadian Kak Mingi kali ini Shuhua bisa kembali bertemu dengan San.
KAMU SEDANG MEMBACA
❝𝐓𝐡𝐚𝐧𝐤 𝐘𝐨𝐮❞ - 𝐌𝐢𝐧𝐠𝐢 [𝐀𝐓𝐄𝐄𝐙]
FanfictionSong Mingi, lelaki itu punya keluarga lengkap. Tapi tetap merasakan arti tak dianggap. Memang benar, kadang yang terlihat baik-baik saja tidak selalu seperti kelihatannya. Song Yuqi, gadis biasa yang mencoba memahami apa itu kebahagiaan bagi seoran...