Pameran

108 19 8
                                    

Author POV

Entahlah, Mingi tidak tahu pasti apa yang membuatnya sampai harus mengajak Yuqi pergi sore ini. Biasanya dia hanya cukup ditemani Yunho, tapi semenjak dia mengenal Yuqi kebutuhan Mingi akan lelaki itu berangsur berkurang. Mingi tidak lagi merepotkan Yunho kalau itu tidak penting. Ralat, terkahir kali Mingi juga tidak membutuhkan Yunho tapi justru lelaki itu datang dengan sendirinya. Lebih tepatnya mengikutinya.

Dan lagi, kali ini Mingi hanya ingin mengajak Yuqi. Ya anggap saja semacam permintaan maafnya karena kemarin belum sampai dia menghabiskan sup buatan Yuqi tapi dia harus segera pulang. Kau tahu, Ibunya membutuhkannya karena suatu hal. Dan Mingi tidak ingin kehilangan momen apapun lagi, dengan Ibunya. Tidak lagi, setelah dia kehilangan sesuatu sedari dia lahir.

Mingi menghela napas, lalu menarik gas motornya dengan sekali tarik. Motor itu lalu melaju dengan kencang, seolah membelah jalanan. Membawa si pemilik ke satu-satunya tujuannya saat ini. Yuqi, hanya gadis itu.

Selaras dengan laju motornya, Mingi juga merutuki dirinya sendiri. Kenapa dia harus mengulang memori buruk itu di dalam otaknya. Padahal jelas-jelas itu semua akan merusak hari baiknya. Ah sungguh, kadang Mingu benci dengan dirinya sendiri kenapa dia harus berada di situasi dimana dirinya menjadi begitu benci. Oh ayolah, Mingi hanya ingin terbebas untuk hari ini saja.

Mingi memelankan tarikan tangannya pada gas begitu sampai di pelataran rumah Yuqi. Dan ya, ternyata gadis itu sudah ada di depan rumahnya. Sehebat ini ternyata, begitu melihat Yuqi senyum itu kembali berkembang di wajah pucat Mingi. Hanya karena dia melihat Yuqi yang sedang mengelus sayang kepala anak kucing di depan rumahnya.

Mingi melepas helmnya, lalu berjalan ke arah Yuqi. Dan Yuqi yang sadar dengan kehadiran Mingi langsung melepaskan tangannya dari kepala si kucing dan berdiri tegak seperti sebelum Mingi datang. Dia tersenyum, begitupun dengan Mingi.

"Udah siap?" tanya Mingi kepada Yuqi. Anggukan kepala Yuqi sebagai jawabannya atas pertanyaan Mingi.

Mingi juga menganggukan kepalanya, tapi begitu dia sadar akan sesuatu dia segera menolehkan kepalanya ke arah pintu rumah Yuqi. Dia merasa ada yang kurang.

"Abang lo di rumah? Gue mau ijin sekalian." ucap Mingi ketika dia sama sekali tidak melihat sosok Kakak Yuqi dari tempatnya berdiri.

Mulut Yuqi seakan kaku, dia benar-benar tidak tahu harus bilang apa kepada Mingi. Masa iya, dia bilang tentang syaratnya kemarin. Tentu saja dia akan malu sendiri jika mengatakan itu. Jadi lebih baik dia diam saja. Eh tapi ini kan hanya ijin bukan berkenalan? Ah Yuqi kembali menggeleng, itu sama saja. Pasti Abangnya itu akan bertanya yang tidak-tidak.

"Hmm Bang Yuvin belum pulang deh Kak," bohong Yuqi.

Padahal sedari tadi Yuvin ada di belakang pintu. Mendengarkan semua percakapan dua orang itu sambil menahan senyum. Ternyata adiknya itu belum bisa mengenalkan Mingi kepadanya. Bahkan sekedar mempertemukan mereka berdua saja adiknya itu ragu.

"Oh gitu, yaudah deh ayo jalan sekarang." final Mingi. Waktu juga semakin berjalan bukan. Jadi dia harus menggunakan waktu itu sebaik-baiknya.

"Yuk Kak," Yuvin benar-benar mengulum senyum di balik pintu itu. Semoga Mingi betah bersama adiknya yang terlampau rese itu. Hanya itu yang ingin dipastikan nya.

Thank You

Mata Yuqi tidak hentinya menatap kagum kepada apa yang kini ada di depan matanya. Mingi membawanya ke sebuah pameran ragam yang begitu ramai. Hampir seperti pasar malam, tapi ini dibuka mulai sore hari, jadi silahkan namakan sendiri apa sebutannya.

Meninggalkan Mingi yang masih sibuk memarkirkan motornya, Yuqi bermaksud ingin masuk duluan ke dalam. Tapi dengan sigap tangan besar Mingi menahan tangannya. Lelaki itu menggeleng, tidak mengijinkan Yuqi masuk terlebih dulu tanpanya. Yuqi mengerucutkan bibirnya, dia terpaksa harus menunggu Mingi. Padahal Yuqi itu sudah besar lho, jadi dia tidak mungkin hilang. Tapi tetap saja Mingi menahannya.

❝𝐓𝐡𝐚𝐧𝐤 𝐘𝐨𝐮❞ - 𝐌𝐢𝐧𝐠𝐢 [𝐀𝐓𝐄𝐄𝐙]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang