Yuqi POV
Berkali-kali aku melirik ke arah ponsel yang ada di genggaman tanganku. Layarnya menampilkan display panggilan. Ya, aku tengah melakukan panggilan telepon. Lebih tepatnya kepada Bang Yuvin. Hari ini karena aku harus membersihkan pepustakaan-ya karena itu piketku-jadi aku harus pulang telat seperti sekarang.
Di sekelilingku sepertinya sudah tidak ada angkot maupun bis yang biasanya aku naiki untuk sampai ke rumah. Shuhua? Sudah kusuruh pulang duluan, ya dia kan tidak melalukan piket jadi untuk apa dia menungguku hanya untuk memberiku tumpangan. Aku merasa tidak enak padanya.
"Ck," aku tidak tahu ini sudah panggilan keberapa yang kulakukan kepada Abangku itu. Rasanya sudah sangat lama sampai langit yang sudah mendung ini malah meneteskan airnya.
Aku berdecak, lalu segera berlari menuju ke koridor depan kelas terdekat. Karena saat ini aku tengah berada di dekat parkiran, itu membuatku agak sedikit basah. Maklum, terkena air hujan.
"Kemana sih Bang?!" kesal, berulang kali aku berusaha menelepon Bang Yuvin. Tapi selalu saja operator yang mengambil alih. Memberikan kabar kalau saat inu nomor Abangkun itu tidak bisa di hubungi.
Bahkan hari sudah semakin sore, langit juga menggelap. Ditambah hujan yang mengguyur cukup deras. Tidak terlalu deras sih, tapi konstan.
"Yuqi?" aku menoleh, menatap heran orang yang barusan bertanya ragu kepadaku.
"Kak, kenapa masih disini?" tanyaku.
Kak Mingi, membenarkan letak ransel hitam di kiri bahunya. Dia tersenyum, tapi itu malah membuatku bingung. Sejak kapan, kakak kelasnya ini gampang tersenyum?. Oh ya, Kak Mingi sudah keluar dari rumah sakit. Ya, sekitar dua hari yang lalu. Ini adalah hari pertamanya kembali ke sekolah kalau aku tidak salah.
Author POV
"Kebetulan tadi gue ada urusan. Lo sendiri kenapa gak pulang?" sebenarnya Mingi tahu Yuqi tidak pulang, ah atau lebih tepatnya belum pulang. Karena sedari tadi, lelaki itu sendiri melihat Yuqi dari dekat tangga di ujung koridor.
"Tadi piket di perpus, dan malah Bang Yuvin gak bisa jemput." jawab Yuqi sambil tetap memperhatikan rintik air yang jatuh. Dalam hati dia sedikit lega, karena airnya sudah tidak begitu deras. Tapi di satu sisi dia juga khawatir, ini sudah terlalu sore. Jadi, bagaimana dia bisa pulang?.
"Ikut gue."
"Eh Kak hujan, mau kemana?!" Yuqi tidak bisa untuk tidak terkejut ketika dengan tiba-tiba Mingi menarik tangannya. Mengajaknya menerobos gerimis, dan pergi entah kemana.
Kalau Mingi sudah memutuskan, dia bisa apa?
Thank You
"Diminum dulu Kak,"
Mingi tersenyum begitu Yuqi membawakannya minuman hangat. Dengan cepat lelaki itu mengangkat gelasnya dan menelungkupkan tangannya melingkari mug itu. Cuacanya sangat dingin, dan hujan juga masih belum reda.
"Ini Kak bajunya Bang Yuvin, aku mau bersih-bersih dulu." Yuqi menyodorkan kaus berwarna hijau army di hadapan Mingi. Lelaki itu sempat ingin menolak, tapi melihat lagi keadannya yang juga basah, akhirnya dia menerima baju itu.
Jadi, hari ini Mingi benar-benar melakukan niatnya yang ingin mengantar Yuqi pulang. Karena sedari awal dia sudah menginginkannya, mengantarkan Yuqi pulang dengan selamat sampai di rumah. Seperti sekarang.
Mingi berjalan ke kamar mandi yang ada di dekat tangga. Tadi dia pikir di rumah ini akan ada orang tua Yuqi. Jadi sekalian dia ingin berkenalan, tapi ternyata tidak. Yuqi hanya ada di rumah bersama dengan Bang Yuvin. Kalau dipikir-pikir, Mingi bahkan belum pernah bertemu langsung dengan kakaknya Yuqi. Bahkan dia hanya sekilas melihat fotonya tadi di ruang tengah.
KAMU SEDANG MEMBACA
❝𝐓𝐡𝐚𝐧𝐤 𝐘𝐨𝐮❞ - 𝐌𝐢𝐧𝐠𝐢 [𝐀𝐓𝐄𝐄𝐙]
FanfictionSong Mingi, lelaki itu punya keluarga lengkap. Tapi tetap merasakan arti tak dianggap. Memang benar, kadang yang terlihat baik-baik saja tidak selalu seperti kelihatannya. Song Yuqi, gadis biasa yang mencoba memahami apa itu kebahagiaan bagi seoran...