Siapa?

104 16 4
                                    

Author POV

Wooyoung benar-benar mengantarkan Yuqi pulang, lelaki itu menepati ucapannya kepada Mingi. Dan saat ini mereka tengah berada di tengah perjalanan. Wooyoung busa melihat Yuqi tengah mengeratkan hoodie Mingi di tubuhnya. Gadis itu sepertinya agak kurang senang dengan ini. Ya, Wooyoung tahu itu karena Mingi saat memintanya tadi agak tidak rela. Tapi karena mungkin itu hal mendesak, Mingi harus rela menitipkan Yuqi bersama dengan Wooyoung dulu. Meskipun itu artinya, Wooyoung juga mengorbankan waktu latihannya.

Wooyoung menghela napas ketika lelaki itu puas memandangi Yuqi dari balik spion motornya. Sedari tadi yang dilakukan gadis itu hanyalah diam sambil memandangi jalanan yang basah. Kalau biasanya Yuqi akan mengomel panjang lebar mengenai apa yang dilihatnya di jalan, kali ini tidak. Dan biasanya Wooyoung punya sejuta candaan maupun olokan kepada gadis itu, sekarang lelaki itu seolah tidak memilikinya.

"Yuqi, ikut gue mau gak?" tanya Wooyoung sambil melirik kebelakang.

"Ha gimana Young?" mau dibilang Yuqi tidak mendengar perkataan Wooyoung juga tidak benar. Tetapi perkataan Wooyoung seperti ikut terbawa angin dan dia tidak bisa dengan jelas menangkapnya.

Wooyoung memelankan laju motornya, "Ikut gue mau gak?" ulang Wooyoung kali ini sedikit lebih keras.

Yuqi membuka kaca helm miliknya, lalu mendekatkan dirinya kedepan.

"Kemana?" tanyanya pelan.

"Tempat biasalah!" Yuqi mengulum senyum. Kalau diingat-ingat, sudah lama mereka berdua tidak menghabiskan waktu bersama di tempat itu. Dan saat Wooyoung mengajaknya kali ini dia kembali tersenyum lebar, mencoba sedikit melupakan tentang Mingi dan juga perkataannya.

Maka dari itu, setelah Yuqi mengangguk antusias Wooyoung segera menambah kecepatan laju motornya. Membelah jalanan yang basah karena air hujan.

Thank You

Wooyoung memarkirkan motornya tepat di depan tempat yang dimaksudnya tadi. Setelah memastikan ini belum cukup sore, lelaki itu kemudian menoleh ke belakang. Melihat Yuqi yang tengah kesusahan hanya karena pengait di helmnya. Wooyoung tersenyum, setelah meletakkan helm itu di tempatnya, lelaki itu membantu Yuqi mencoba melepaskan pengait helmnya.

Yuqi melotot, bukan karena dia kaget karena perlakuan Wooyoung. Tapi karena lelaki itu menarik kepalanya dengan sangat kuat. Entah bersikap semanis apapun, Wooyoung tetaplah menyebalkan di mata Yuqi. Dan sampai kapanpun fakta akurat itu tidak akan pernah hilang dari seorang Jung Wooyoung.

"Sakit bego!" teriak Wooyoung setelah dia mendapat tamparan pelan di lengan kanannya. Dasar Yuqi, bukannya berterima kasih padanya gadis itu justru menamparnya.

"Sori sengaja," mengabaikan Wooyoung. Yuqi memutuskan untuk berjalan mendahului lelaki itu. Biar saja, Wooyoung itu misuh-misuh. Karena itu yang ingin Yuqi dengar, Wooyoung dengan segala omongannya yang tidak berguna.

Kalau saja Wooyoung tidak ingat Yuqi itu sahabatnya sedari orok mungkin sudah dia tebas kepala Yuqi yang sekarang tengah menggeleng ke kanan dan ke kiri itu. Jangan tanyakan darimana jiwa psikopat itu muncul dari dalam diri Wooyoung. Karena semenjak bersahabat dengan Yuqi dia tidak tahu lagi bagaimana caranya membuat gadis itu takut. Dan berakhir dia menggunakan segala cara, tapi sama sekali tidak mempan.

"Halah sok berani lo, tungguin Qi!" Wooyoung meneriaki Yuqi yang kini malah berlari semakin dalam. Gadis itu lupa kalau hujan mengguyur tempat ini berapa jam lamanya dan malah berlari-lari tidak jelas seperti itu.

❝𝐓𝐡𝐚𝐧𝐤 𝐘𝐨𝐮❞ - 𝐌𝐢𝐧𝐠𝐢 [𝐀𝐓𝐄𝐄𝐙]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang