Yuqi POV
Rasanya sudah lama sejak terakhir kali aku melihat Kak Mingi berkeliaran di koridor depan kelasku. Biasanya lelaki itu akan dengan semangat berjalan ke arahku ataupun menggangguku. Tapi lain halnya beberapa hari ini. Aku sama sekali tidak melihat adanya Kak Mingi di manapun.
"Yuqi?" lamunanku buyar. Shuhua mengelus bahuku, menanyakan kenapa aku tidak bergabung saja ke lapangan untuk bermain bola.
Aku menggeleng pelan, lalu tersenyum. "Enggak lah, nanti gue bau." candaku.
Shuhua memutar bola matanya, "Sejak kapan lo masalahin itu?" tanyanya.
Iya juga sih, aku bahkan biasanya akan dengan semangat ikut olahraga. Berteriak heboh di tengah lapangan, apalagi kalau tidak ada yang mengampu seperti saat ini. Itu adalah saat-saat yang paling aku tunggu karena bisa bebas bermain di lapangan. Tapi hari ini kan aku sedang tidak dalam keadaan yang biasa saja.
"Gue males ah, lo sana aja gih." usirku sambil mengibaskan tangan ke depan wajah Shuhua. Tapi bukannya beranjak pergi, gadis itu malah duduk di sebelahku. Jadi, kami berdua sekarang berada di pinggir lapangan.
"Lo ada masalah?"
Aku mengalihkan pandanganku ke tengah lapangan. Shuhua memang tahu kalau akhir-akhir ini aku 'agak' dekat dengan Kak Mingi. Tapi gadis itu sama sekali tidak tahu mengenai apa yang terjadi belakangan ini. Entahlah, aku sungkan untuk membaginya. Bukan masalah Kak Mingi, itu bukan hakku mengatakannya pada orang lain. Toh aku juga sudah berjanji padanya hari itu agar tidak memberitahu apapun mengenai dirinya kepada orang lain.
"Enggak sih, cuma ya gitu rasanya aneh." ucapku sambil meneliti tali sepatuku. Tidak tahu harus melakukan apa.
"Kak Mingi lagi?" tanya Shuhua. Kalau Shuhua sudah bertanya hal demikian, maka yang ada di kepala gadis itu hanyalah kekhawatiran. Aku tahu benar Shuhua, walaupun sikapnya yang seperti itu dia akan dengan semangat terus mengejarku dengan pertanyaan yang sayangnya selalu tepat. Gadis itu bisa dengan tepat menebak apa yang aku rasakan.
"Mungkin," jawabku agak ragu. Entahlah, padahal yang saat ini aku pikirkan hanyalah lelaki itu tapi aku tetap belum bisa mengakuinya kepada Shuhua.
"Semoga masalah apapun yang lagi kalian hadapi, kalian bisa." Shuhua mengelus bahuku lagi. Kali ini terasa lebih menenangkan, ah mungkin karena gadis itu melakukannya di tambah dengan kata-kata itu.
"Akhir-akhir ini gue juga udah jarang lihat Kak Mingi. Semoga dia baik-baik aja." lanjutnya.
Aku tersenyum, sungguh hanya itu yang bisa aku lakukan. Aku bahkan tidak tahu bagaimana harus bersikap mengenai apa sendiri yang aku hadapi saat ini. Seperti, ya aku tidak punya solusinya mungkin.
"Semoga,"
Thank You
Author POV
Istirahat kedua, kali ini seperti biasa. Yuqi, Wooyoung dan Shuhua tengah berjalan beriringan menuju ke kantin. Demi mengisi perut mereka, lagi-lagi mereka harus rela berdesakan di tengah lautan manusia yang kelaparan. Untung manusia, bukan zombie.
"Mau makan apa nih?" tanya Wooyoung yang kali ini berinisiatif untuk memesankan makanan untuk kedua gadis itu.
"Biasa aja deh, samaan. Gue gak pake kecap ya." ucap Shuhua menyebutkan makanan yang akhir-akhir ini menjadi favorit mereka bertiga.
"Minumnya?"
"Es jeruk aja kalo gue," ucap Yuqi lalu duduk di kursi yang tepat berasa di hadapannya. Beruntungnya mereka bertiga masih bisa mendapatkan meja di jam-jam makan siang kali ini. Biasanya mereka harua rela membawa makanan itu ke depan kelas ataupun di gazebo yang ada di sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
❝𝐓𝐡𝐚𝐧𝐤 𝐘𝐨𝐮❞ - 𝐌𝐢𝐧𝐠𝐢 [𝐀𝐓𝐄𝐄𝐙]
FanficSong Mingi, lelaki itu punya keluarga lengkap. Tapi tetap merasakan arti tak dianggap. Memang benar, kadang yang terlihat baik-baik saja tidak selalu seperti kelihatannya. Song Yuqi, gadis biasa yang mencoba memahami apa itu kebahagiaan bagi seoran...