Bertemu Kak Mingi, Lagi

169 24 2
                                    

"Jadi, pelajaran kali ini sampai disini dulu. Untuk tugas kalian di rumah, silahkan kalian kerjakan latihan soal halaman 57."

Aku mendengarkan perkataan Mr. Kim dengan kekhawatiran yang semakin menjadi. Berkali-kali aku melihat jam yang melingkar di tangan kiriku, berharap Mr. Kim segera beranjak meninggalkan kelasku sehabis memberikan pidato panjangnya itu.

Semenjak dia memasuki kelasku entah kenapa waktu seolah berjalan dua kali lebih lambat. Atau itu karena aku ingin cepat-cepat menjenguk Wooyoung?. Entahlah, tapi kurasa lelaki yang sudah berkepala empat itu seolah memakan banyak waktu hanya untuk memberikan PR. Menyebalkan bukan? Ketika waktunya pulang, malah ada saja yang menghambat macam Mr. Kim ini.

"Yuqi, woi!" aku berjengit, dengan cepat aku menoleh kesamping dan memelotot kepada Shuhua.

Kalau saja Mr. Kim tak ada di dekat papan tulis sana bisa dipastikan kalau aku akan menyumpah-serapahi Shuhua. Seenaknya saja anak itu mengagetiku, padahal Shuha itu tahu kalau aku ini tipe orang yang mudah kaget. Tapi lihatlah bagaimana Shuhua mengagetiku, benar-benar menyebalkan.

"Uhuk, lo apa-apaan sih?!" ucapku kesal sambil mendorong sedikit tubuh Shuhua.

Ahh, dia itu benar-benar menyebalkan. Aku benar-benar ingin memberi khotbah kapadanya kalau saja kelas ini sepi, tapi nyatanya kelas ini masih ada banyak orang termasuk Mr. Kim. Jadi, yang kulakukan hanyalah menyumpahi dia dalam hati.

Shuhua meringis, lalu menatap memelas kepadaku. Sedangkan aku melengos, menghadap buku-buku di mejaku.

"Hehe maaf Yuq, lagian ngapain bengong coba?" lihat kan bagaimana Shuhua membela dirinya sendiri. Ish, gadis itu selalu bisa menutupi kesalahannya dengan berbagai macam alasan klasik yang membuatku jengah. Shuhua itu tipe orang yang sangat tidak kreatif, apalagi dalam hal membela diri.

"Bodo!" ucapku acuh sambil tetap fokus memasukkan buku-buku milikku kedalam tas. Bisa kulihat Shuhua juga melakukan hal yang sama, lengkap dengan ekspresi wajahnya yang minta ditabok alias cemberut sedari tadi.

Aku mengecek laci, seperti biasa aku tak ingin ada barang yang tertinggal. Seperti kejadian minggu kemarin, kotak pensil milikku tertinggal dan terpaksa aku harus meminjam alat tulis milik abangku yang galaknya minya ampun itu *gak deng canda lop yu Bang Yuvin:).

"Yuqi, kita jadi kerumah si Kampret?" aku menoleh kearah Shuhua. Tampak menaikkan sati alisku keatas, bertanya.

"Wooyoung?" tanyaku memastikan.

Shuhua memutar bola matanya, "Iyalah siapa lagi kalo bukan Wooyoung?!" ucap Shuha agak ngegas.

"Yakali 'Kampret' lo yang lain." aku berdiri, menyandang tas di punggung lalu segera menyuruh Shuhua berdiri agar segera keluar kelas.

"Eh Yuqi, tungguin elah!"

Aku menutup telingaku, masa bodo dengan Shuhua yang super lemot itu. Karena saat ini yang terpenting adalah menjenguk Wooyoung. Aku masih tidak habis pikir bisa-bisanya dia sakit?. Apa menjaga kesehatan sesusah itu untuknya? Dasar Wooyoung:(

Thank You

"Pilih yang disana coba, disini kurang seger." titahku kepada Shuhua yang berada di sebelahku.

Setelah melalui perdebatan bagaimana aku dan Shuhua pergi ke rumah Wooyoung akhirnya pilihanku jatuh dengan naik ojol. Yang biasanya Shuhua membawa Mobil kali dia tidak membawanya, jadilah aku dan dia kebingungan sedari tadi. Sebenarnya bisa saja sih aku meminta Bang Yuvin untuk menjemputku dan Shuhua dan mengantarkan kami kerumah Wooyoung. Tapi lagi-lagi Shuhua protes, dia bilang kalau abangku itu sibuk lah inilah. Padahal adiknya kan aku, tapi kenapa yang sok tahu jadi Shuhua?

❝𝐓𝐡𝐚𝐧𝐤 𝐘𝐨𝐮❞ - 𝐌𝐢𝐧𝐠𝐢 [𝐀𝐓𝐄𝐄𝐙]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang