14. Dilarang berfikir untuk meninggalkan

34 4 0
                                    

"Loh, aku kok dirumah, aku juga masih pakek seragam lagi"tiba-tiba ada seseorang yang memutar knop pintu kamar Dina

"Baby girl abang udah bangun, udah mau magrib, mandi sana dek"ucap bang Irham yang masuk dan duduk di ranjang Dina.
"Bang, Dina kok bisa ada di rumah ?"tanya Dina
"Disekolah tadi kamu ketiduran, jadi Raka nganterin kamu pulang, mobil kamu di bawa sama temennya, kalau gak salah namanya Dio Tio...."ucap abangnya ragu lalu di sambar oleh Dina
"Deo bang"ucap Dina
"Hah iya Deo, yaudah kamu mandi sana, abang mau ngomong nanti"ucap Irham
"Iya bang"

Dina pun mandi, tak butuh waktu lama, ia turun kebawah setelah memakai pakaiannya. Seperti biasa, Dina memakai trenning panjang warna gak nentu sih, tapi ia lebih sering memakai warna hitam, dongker, dan putih juga baju berwarna hitam dengan penutup kepalanya, ia memakai celana putih.

"Hello baby girl abang"bang Ilhan menyapa Dina.
"Hello bang"ucap Dina sambil mencium pipi abangnya.
"Dina kami mau bicara sama Dina"ucap bg Irham
"Apa bang ? Yaudah ngomong aja bang"ucap Dina bergantian memandang abangnya.
"Dek, Raka tadi bilang mau melamar kamu"ujar Ilhan hati-hati
"Terus ?"ucap Dina
"Kamu gimana ? Kalau kamu iya, besok Raka sama keluarganya kesini"ucap Irham hati-hati juga
"Apa ? Besok ?"ucap Dina kaget
"Iya dek"ucap Ilhan
"Mama sama papa gimana ?"tanya Dina
"Yah mereka suka lah, karna apa ? Kamu nih, kemaren bilang gak mau dijodohin sama Raka"ucap Ilhan
"Iya iya, ya kan dia nyebelin banget bang"ucap Dina
"Yaudah kamu mau apa gak ?"tanya Irham
"Bang, Raka juga udah tau lo"ucap Dina nyolot
"Ok yaudah,bentar"ucap Ilhan

Ilhan menelpon seseorang, Dina tidak tau siapa orang itu, dan terdengar suara
"Hallo Raka ?"panggil Ilhan orang diseberang sana

"Hallo, iya bang kenapa ?"tanya Raka

"Dina siap tunangan sama kamu besok ?"ucap Ilhan

"Hah ? Serius bang ? Yaudah Raka kasih tau mama sama papa yah bang, nantik gimana nya Raka telpon abang lagi"ucap Raka sangat gembira

"Iya ka"lalu Ilhan mematikan telponnya.

"Nantik dia hubungin lagi"ucap Ilhan berseri-seri
"Bang An"panggil Dina
"Apa dek ?"tanya Ilhan
"Laper"ucap Dina
"Kamu Din, Din, abangkan juga ada disini"ucap Irham cemburu
"Abang nih, udah punya istri, jadi manja-manjain aja istri abang"ucap Dina merajuk.

Pasalnya Dina dan istri Irham tidak mempunyai hubungan yang baik.

Flashback on

"Bang, Dina mau itu"Dina menunjuk sebuah coklat
"Kamu mau berapa ?"tanya Irham
"Aku mau lima"jawab Dina sambil menunjukkan Kelima jari kanannya
"Oke"ucap Irham

Lalu mereka pulang sehabis pergi belanja.

"Mama papa Dina pulang"ucap Dina
"Sayang, kamu beli apa ?"tanya mamanya
"Aku beli coklat"ucap Dina
"Pergi lama-lama cuma beli coklat"Ilhan mencibir
"Papa liat bang Ilhan"ucap Dina merajuk
"Ilhan"panggil papanya sinis.
"Dina"panggil Tasya kakak ipar Dina, istri Irham
"Iya kak"ucap Dina
"Kamu udah gede', masih juga nyusahin abang kamu, dia capek, abang kamu cari duit tuh susah"bentak Tasya
"Kak, yang nawarin juga tadikan bukan Dina, abang juga yang nawarin"ucap Irham
"Sya, udahlah, gaji aku tuh cukup buat nafkahin kamu sebulan, cukup untuk kamu beli apa yang kamu mau, lagian aku juga gak tiap hari beliin Dina, dia juga gak minta"ucap Irham ngegas
"Kamu tuh yah, selalu aja untuk Dina, buat Dina, punya Dina. Aku ? Istri kamu, aku gak mau tau, besok kita pindah dari sini"ucap Tasya
"Kamu tuh apa-apaan sih"ucap Irham
"Bang, udah, yaudah kak, kalau kakak gak boleh Dina mintak apa-apa sama bang Irham, Dina juga gak mau kok"ucap Dina menangis, lalu berlalu kekamarnya.
"Dinaaa...."panggil Irham
"Kamu tuh keterlaluan banget tau gak Sya"bentak Irham kepada Tasya
"Belain aja terus"ucap Tasya yang melihat Irham pergi ingin menemui Dina.

Hujan RinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang