25. Maaf

15 2 0
                                    

Setelah kejadian itu, hari-hari Dina berubah menjadi hari yang suram. Seperti siang ini, persiapan untuk hari ulang tahun sekolah, sistem tidak belajar pun terjadi.

Dina berjalan menuju kantin bersama ketiga sahabatnya. Ia berusaha untuk sebiasa mungkin. Sampai ia memasuki kantin, ia melihat Raka, Sonia, Satya, Deo dan Andi makan sambil tertawa. Tapi ketika Dina dan ketiga sahabatnya masuk, tawa itu menghilang begitu saja.

Terlihat ketiga sahabat Raka tidak menegur ketiga sahabat Dina, masuklah Kinar, Fani dan Lusi duduk didekat mereka. Hancur sudah hati mereka semua melihat para lelakinya memilih wanita lain.

"Jangan ada yang pergi, kita tunjukin kalau kita itu baik-baik aja"ucap Fizha
"Gue setuju"ucap mereka bertiga serentak
"Siapa yang mau mesen ?"tanya Dina
"Gue aja"ucap Fizha sambil melangkah pergi
"Mau tau teka-teki kaya tai gak ?"tanya Dina
"Apa ?"tanya Liana
"Ntar, kita tunggu Fizha"ucap Dina

Taklama Fizha pun datang dengan nampan di ditangannya berikan 4 mangkok mie ayam bakso dan wanita parubaya disampingnya membawa nampan berisi jus.

"Kalian lagi ngomongin apaan sih ?"tanya Fizha
"Zha, lo mau tau teka-teki kaya tai ?"tanya Dina
"Apaan ?"tanya Fizha
"Hidup, hidup apa yang suka bercanda ?"tanya Dina
"Hidup bangsat"ucap mereka ber4 serentak lalu tertawa sangat kencang.
"Yang suka deket-deket tanpa suatu hubungan dan kepastian ?"tanya Liana
"Goblok"ucap ketiga sahabatnya
"Orang yang suka ngerusak ?"tanya Nisa
"Brengsek"ucap ketiga sahabatnya
"Tukang tikung ?"tanya Fizha
"Gak laku"ucap mereka sambil tertawa tebahak-bahak

"Pikiran kita sejalan"ucap Fizha
"Heh, kalian, bisa diem gak ?"sinis Kinar
"Eh, gue ada teka-teki lagi, orang iri ?"tanya Liana
"Gak tau diri, bwahahaha"pecah sudah tawa mereka. Mereka mulai makan.

"Seharusnya mereka sedih"batin Satya

"Heh, kalian tuh apa-apaan sih ?"sinis Fina
"Apa ? Apaan ?"tanya Nisa
"Gak tau, bwahahaha"mereka tertawa kembali

"Husst, bisa tenang gak sih ?"tanya Sonia
"Hah ? Tenang ? Emang kita air dalam gelas ? Bwahahaha"lelucon Nisa membuat ketiga sahabatnya tertawa pecah.
"Cabut yok"ucap Dina
"Hayuk"ucap mereka sambil tertawa

"Tunggu"ucap keempat lelaki yang bersama keempat wanita didekatnya

"Bego, kok samaan sih ?"umpat Raka
"Waddedaw, pakek samaan segala anjir"umpat Andi
"Ehhhh bangke, kok bisa samaan gini sih"umpat Satya
"Hedeh hedeh, mampus, acara samaannya ntar aja gak bisa apa ?"umpat Deo

"Ekhem gak jadi"ucap mereka bersamaan lagi

"Mampus"umpatan yang sama para pria itu

"Gila"umpat Dina
"Php amat"umpat Fizha
"Wah anjay, bodo banget kita  masih ngarepin mereka"umpat Nisa
"Aduh, ogep, ni bocah-bocah buat sakit hati aja sih"umpat Liana

"Oh, terserah"ucap mereka kasar, lalu pergi.
"Oh shit, bodo banget"umpat para pria itu.

Raka memikirkan sesuatu untuk menghindari Sonia.
"Kita ke rooftop yok"ucap Deo
"Yok"jawab Raka

Mereka berjalan menuju rooftop, sesampainya disana, mereka bungkam. Mereka melihat keempat wanita mereka duduk dan sama-sama menatap awan yang mulai mendung.

Sakit

Itulah yang merasuki hati mereka sekarang. Raka sudah tidak tahan lagi, ia mulai mengikuti apa yang ia dan Ilhan bicarakan beberapa hari yang lalu.

Flashback on

"Raka"panggil seseorang memegang bahu Raka
"Eh, bang Ilhan"ucap Raka menyalami Ilhan
"Dina udah sadar, dia juga udah makan kok"ucap Ilhan
"Kenapa kamu mau ketemu sama abang ka ?"tanya Ilhan
"Jadi gini bang, aku yang udah buat Dina jadi celaka gini"ucap Raka menunduk
"Raka, cerita aja gak papa"ucap Ilhan
"Bang, aku diancam sama Sonia, mantan aku, kalau aku masih deketin Dina maka Dina sama Rina adik aku akan celaka, temen-temen aku juga diancam sama temen-temennya Sonia, aku bingung harus gimana"ucap Raka frustasi
"Gini aja, kamu buat Sonia celaka, nanti kamu ancam dia, seperti dia ngancam kamu"ucap Ilhan

Pencerahan untuk Raka
"Oke bang paham"ucap Raka

Flashback off

"Boy, permainan dimulai"ucap Raka

Tiba-tiba Raka dan ketiga sahabatnya menyekik Sonia dan ketiga temannya.

"Aaagrrrgggghhhhh"pekik Sonia dan ketiga temannya. Sontak Dina dan ketiga sahabatnya melihat kebelakang dan terkejut atas apa yang mereka liat.

"Raka le....lepas.....in aku"ucap Sonia

Dina bingung
"Kok rencananya mereka sama kayak rencana kita sih ?"tanya Nisa
"Mungkin bg An kasih rencana yang sama buat kita, supaya kita kerjasama"ucap Liana
"Iya, kita juga kan udah pada tau kalau Sonia dan para kacungnya ngancem mereka"ucap Dina

Mereka berempat, berjalan mendekati ke8 orang itu. Dina berdiri didekat Raka.
"Raka"panggil Dina

Raka sontak menoleh dan melepas cekikannya kepada Sonia. Sonia langsung melemas dan terjatuh kebawah. Tanpa babibu Raka langsung memeluk Dina erat.

"Uhuk.... uhuk...."batuk Sonia

Dina melepas pelukan mereka, lalu menarik tangan Sonia kasar.

"Son, berapa kali gue harus bilang sama lo ? Hah ? Lo berurusan sama orang yang salah"ucap Dina
"Apa lo ?"songong Sonia

Pakk....

Melayang lagi satu tamparan kepipi Dina.

Pakk....

Tamparan yang kedua kalinya dipipi yang sama, Dina hanya meringis, ia rasa sudut bibirnya pecah, karna luka yang lalu-lalu terbuka lagi.

"Hahahaha baru gitu aja tu bibir udah berdarah"ucap Sonia puas
"Ppffft, bwahahaha"pecah sudah tawa Dina dan semua sahabatnya dan juga Raka dan sahabatnya
"Aduh aduh Son, gue gak level main tampar-tamparan, cara banci"ucap Dina mencekal kedua pipi Sonia.
"Apa ? Gak bisa ngomong ? Lemah. Gue peringatin sama lo, jangan deketin Raka lagi, kalau lo masih berani dekatin dia, gue pastiin lo lengser dari sekolah ini. Paham ?"ucap Dina memgangguk-anggukkan kepala Sonia.

Dina melepas cekalan tangannya dari Sonia, ia lalu berlalu begitu saja bersama ketiga sahabatnya. Tanpa sepatah kata apapun lagi. Raka ingin mengejarnya tapi.....

"Raka bantu aku"ucap Sonia
"Ah ngebacot aja kerjaan lo tan"ucap Raka berlari turun kebawah untuk mencari Dina disusul oleh ketiga sahabatnya untuk mengejar wanitanya.

Mereka berjalan menuju kelas Dina dan ketiga sahabatnya, sepi. Tapi, ada wanita mereka disana, Raka berjalan tenang, lalu ia duduk disebelah Dina dan diikuti sahabat Raka, wanita mereka yang sedang asyiknya memainkan handphonenya.

"Dina"panggil Raka
"Apa ?"tanya Dina sambil mengangkat kepalanya
"Ikut aku bentar aja,"ucap Raka
"Kemana ?"tanya Dina

Mereka pergi ntah kemana, sepanjang jalan, Raka hanya meminta maaf pada Dina.

Sampek sini dulu yaw
Happy reading😄
Jangan lupa vote

Hujan RinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang