30. ULANG TAHUN SEKOLAH 2

14 1 0
                                    

"Assalamualaikum"sapa Nafisah para semua yang ada di rooftop
"Waalaikumsalam"jawab mereka
"Ada apa ?"tanya Nafisah
"Kita mau hang out hari minggu besok"ucap Syakir
"Oh, have fun"ucapnya singkatnya
"Kamu gak ikut ?"tanya Azmi
"Saya usahain bisa datang tuan"ucap Nafisah
"Saidatun Nafisah, orang tua saya mau datang nanti, dia mau liat kamu sebagai bodyguard saya. Kamu juga dites ilmu beladiri"ucap Riezal cuek
"Emm, iya tuan"ucap Nafisah

Mereka semua memandang Riezal heran, tak ada yang bersuara. Sampai Nafisah pun mulai jengah dan permisi untuk pergi.

"Saya permisi dulu"ucap Nafisah
"Kemana ? Ketemu sama Viko ? Mau pacaran sama dia ? Kamu mau deketin dia ?"Riezal membentak Nafisah
"Tu... tuan"lirih Nafisah
"Apa ? Yaudah pergi sana, saya gak ngalangin kamu buat kemana aja ? Sama siapa ? Terserah kamu. Tapi, ingat kerjaan kamu"ucap Riezal kali ini benar-benar marah

Nafisah mulai takut, Riezal yang memberinya semangat sekarang juga memerahinya.

"Assalamualaikum"ucap Nafisah sambil berlalu pergi
"Wa... waalaikumsalam"ucap mereka sambil menatap Nafisah
"Kenapa Jal ? Kamu kok marahin Nafish sih ? Pasti dia sakit hati sekarang"ucap Aban membela
"Dia tuh gak becus banget kalau kerja, harusnya dia lebih deket sama aku, berbaur sama calon majikannya, bukannya kegatelan kayak gitu, ganjen banget jadi cewek"ucap Riezal

Kretek

Hancur sudah hati Nafisah yang mendengar itu semua, ia putuskan untuk duduk di anak tangga menuju rooftop setelah akhirnya pergi dari sana sambil menahan air matanya.

Nafisah menuju kelasnya, ia sangat terluka atas ucapan kak Riezal, ia menenggelamkan wajahnya dilipatan tangannya. Apakah benar ia cewek yang Riezal katakan ?

"Assalamualaikum Nafish"sapa seorang wanita pada Nafisah
"Waalaikumsalam Fina"ucap Nafisah menegakkan kepalanya dan memeluk Fina erat
"Ya allah Nafish, kamu kenapa ?"tanya Fina
"Fin, apa iya aku gatel ?"tanya Nafisah menghadap kearah Fina dan membuka sorbannya
"Siapa yang bilang ? Gak kok"ucap Fina menenangkan Nafisah
"Huwaaaa, kak Riezal, dia bilang aku ganjen sama kak Viko"ucap Nafisah tambah menangis
"Gak Nafish, kamu malah jaga jarak sama kak Viko"ucap Fina menenangkan Nafisah
"Huwa, sakit aku"ucap Nafisah
"Jangan sedih lagi dong ? Oke kamu mau nya apa supaya gak sedih lagi ?"tanya Fina
"Aku mau kekantin aja"ucap Nafisah memakai sorbannya lagi dan keluar menarik Fina.

Mereka berjalan menuju kantin, Nafisah melihat keempat sahabatnya berada disalah satu meja kantin. Keempat sahabatnya mendatanganinya.

"Saidatun Nafisah, aku liat kamu enak yah deket-deket sama Fina, hahaha, aku mau akhiri persahabatan kita sampai disini"ucap Nawal
"Oh iya, kamu satu pondokkan sama kita, nanti tolong bawak barang-barang Nafish kekamar kamu yah, kamu kan sendirian dikamar kamu"ucap Fizha
"Apa ? Kalian kenapa sih ? Apa karna tadi aku pergi gitu aja ? Kalian kenapa ?"tanya Nafisah
"Heh Saidatun Nafisah, gara-gara kamu, banyak masalah yang datangin kami, kamu tau kita hampir kehilangan pelanggan gara-gara kamu. Kak Riezal tadi gak mau lagi nyewa kita"ucap Nawal membentak Nafisah

Mereka semua pergi dari hadapan Nafisah, para pria itu keluar dari kantin, dari mulai Riezal, ia tak memandang Nafisah sedikit pun.

"Sabar ya Saidatun Nafisah"ucap Syakir
"Saidatun Nafisah, semuanya cuma salah paham kok"ucap Aban
"Saidatun Nafisah, sabar yah, anggap aja masalah ini angin yang akan segera berlalu"ucap Ahkam
"Saidatun Nafisah, maaf kita gak bisa bantu kamu, mereka udah diselimuti api amarah mereka masing-masing, yang tabah yah Nafish"ucap Azmi berlalu menyusul sahabatnya

Nafisah terdiam ditempatnya. Ia menahan air matanya, sangat menyakitkan pikirnya.

"Huwa, tuh kan Fin, mereka semua ninggalin aku secara perlahankan"ucap Nafisah menangis
"Fin, mereka jahat banget"ucap Nafisah lagi
"Huwa, kamu juga mau ninggalin aku ?"tanya Nafisah
"Gak Nafisah, aku bakal bantuin kamu, tentang hukuman itu, masalah sahabat kamu nanti kita pikirin"ucap Fina
"Makasih yah Fin, ayo kita makan"ucap Nafisah menarik Fina

Mereka memesan mie ayam bakso dan es teh. Nafisah memakannya dengan lahap, ia sangat sedih saat ini. Semangkuk telah ia habiskan, Nafisah memesan nasi goreng dan memakannya sampai habis, ia membeli jus vokat, jeruk dan mangga lalu menghabiskannya.

"Nafish, perut kamu bisa pecah sama nanti kamu masuk angin, kalo kamu sakit gimana ?"ucap Fina khawatir
"Kamu tau gak Fin, mereka mutusin persahabatannya dengan aku, wah aku sangat tersinggung dengan itu, hahaha"ucap Nafisah tertawa hambar dan memakan rotinya
"Dengan mudahnya mereka memutuskan persahabatan itu"ucap Nafisah
"Udah yah Nafisah"ucap Fina menghentikan Nafisah
"Hahaha aku senang ternyata mereka gak tulus buat temenan sama aku"ucap Nafisah kemudian berdiri. Ia meninggal uang seratus diatas meja itu.
"Bu, ini uangnya untuk semua makanan ini, kalau ada sisa ambil aja, kalau kurang bilang"teriak Nafisah

Nafisah berjalan gontai menuju rooftop, ia mencari sahabatnya itu. Mereka ada disana sambil tertawa.

"Ngapain kamu kesini ?"ucap Azizah merubah ekspresinya
"Assalamualaikum"ucap Nafisah menatap mereka
"Waalaikumsalam"jawab mereka acuh
"Hahaha, cepet banget yah kalian mutusin persahabatan kita, hahaha kenapa ? Apa karna aku temenan sama Fina ? Kenapa ? Tuan Moh. Syaiful Riezal. Hahaha, aku meresa tersakiti dalam sehari. Aku ini cewek ganjen dan gatel. Wajar kalau kalian mutusin persahabatan kita, hahaha, aku gak punya kepastian dari kalian"ucap Nafisah menghapus kasar air matanya yang jatuh.

"Nawal, kamu pernah bilang, jika kita punya masalah, mari selesaikan secara baik-baik. Bwahaha, itu semua bullshit. Kalian seneng liat aku sengsara ? Seneng liat aku banyak masalah ?"ucap Nafisah membalikkan badannya.

Mereka melihat tubuh Nafisah bergetar hebat. Mereka sedih melihat Nafisah seperti ini, tapi mereka kalah dengan rasa ego.

"Aku seneng pernah menjadi bagian dari hidup kalian, gak papa, aku gak bakal ganggu, aku cuma mau bilang, makasih udah mau jadi teman cewek gatel ini, makasih. Selamat menjalankan hidup kalian masing. Gak usah repot-repot buat jauhin aku"ucap Nafisah membalikkan badannya lagi menghadap mereka.

"Saidatun Nafisah"ucap Ahkam, Azmi, Syakir dan Aban bersamaan
"Biar aku aja yang ngejauh. Biar aku aja yang menjadikan kalian orang asing lagi didalam hidup aku. Bye, jaga diri kalian, assalamualaikum"ucap Nafisah pergi dari rooftop tanpa menunggu jawaban mereka.

"Jal, apa kamu gak keterlaluan ?"tanya Ahkam
"Aku pikir, kamu punya rasakan sama Nafisah ?"ucap Syakir membuat Riezal frustasi
"Apa ? Tuan Riezal punya rasa pada Nafisah ?"ucap Nawal kaget

Keempat wanita itu langsung terdiam dan termenung. Bodohnya mereka memutuskan persahabatan mereka karna kecemburuan seorang sahabat. Salah mereka karna tidak berada didekat wanita itu, tidak merangkulnya, meninggalkannya dengan kertas-kertas kosong didepannya.

"Astaghfirullah, kita ? Kita nyakitin Nafisah yang sekarang butuh kita"ucap Aqila
"Astaghfirullahal'azim"ucap mereka frustasi.

Mereka terdiam, tak satu pun kata terlontar dimulut mereka.

Dikelas Nafisah

"Assalamualaikum"salam Viko masuk kekelas Nafisah yang sekarang sedang menangis dengan Fina.
"Waalaikumsalam"jawab mereka
"Saidatun Nafisah, kamu kenapa ?"tanya Viko
"Aku ? Gak papa kok kak"ucap Nafisah
"Kamu kayaknya udah beres-beres aja"ucap Viko
"Aku pusing, mau pulang aja"ucap Nafisah bangkit dari duduknya
"Aku anter"ucap Viko
"Gak usah kak, Nafisah bisa sendiri"ucap Nafisah berlalu keluar kelas.

Ia kacau, Nafisah berjalan sambil menunduk, bahkan sahabatnya dan kelima sholeh turun pun dia tidak memandangnya.

"Mau kemana dia ?"ucap Azmi
"Ikutin yok"ucap Syakir

Mereka mengikuti Nafisah dari jauh, sampai Nafisah diparkiran sepeda. Ia mengambil sepedanya, lalu ia menaikinya dan mengayuh menjauh dari lingkungan sekolah.

"Jadi, dia pergi kesekolah hari ini pakek sepeda ?"ucap Nawal
"Dia pasti capek"ucap Azizah

Mereka diam menatap kepergian Nafisah dari lingkungan sekolah.

Nafisah sampai diponpes, ia masuk kekamarnya dan mengemasi barang-barangnya. Setelah selesai, ia duduk diranjangnya. Ranjang tempat ia tidur bersama Fizha.

Ia meneteskan air matanya mengingat semua itu. Nafisah keluar dari kamarnya dan menemui ustazah Fatimah, untuk meminta izin pindah kamar, setelah ia menemui ustazah Fatimah. Ia pergi kekamar Fina, kamar itu sangat sepi.

Nafisah membiarkan barangnya didalam sana. Ia mengayuh sepedanya lagi dan pergi dari sana. Nafisah menuju taman ponpes, ia mengingat ketika Riezal memberikannya sesuatu disini.

Assalamualaikum readers
Jangan lupa vote😊

Hujan RinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang