27. Nyanyi dan Melukis ?

20 0 0
                                    

"Da... da.... dari mana lo dapet video itu ?"tanya Dina masih kaget
"Dari hp lo, waktu belajar sejarah, kita satu kelompok, terus materinya disuruh cari di google, cuma lo yang bawa hp, lo bakal minjemin hp, kalo gue nulisin lo sekalian, terus lo bilang mau tidur, gue iyain biar cepet urusannya. Udah selesai gue cari materinya, gue iseng liat galeri lo, terus gak sengaja gue temuin tuh video, gue dengerin dan gue liat, terus gue kirim ke gue lewat WA lo, kira-kira udah terkirim, gue hapus deh. Gitu ceritanya Din"jelas Lilis panjang lebar

"Lis, please jangan gue yah yah yah"mohon Dina
"Gak bisa Din"ucap Lilis
"Kok gak bisa sih ?"tanya Dina sewot
"Para wali murid bakalan diundang, jadi mereka yang bakalan Nilai"ucap Lilis tak kalah sewot
"Oohhh...."ucap Dina tiba-tiba lelah. Tapi, ia sadar akan satu hal
"Apa ? Wali murid ? Kalau mau buat gue mau ikut lomba gak gitu juga dong !"ucap Dina tak percaya.

Mereka semua diam, sampai akhirnya Nisa pun berbicara kepada Dina.
"Iya Din, wali murid semua bakalan diundang, sekolah itu cari yang terbaik, dan lo salah satunya"ucap Nisa menjelaskan ke Dina baik-baik.

"Gak, gue gak akan....."ucapan Dina terpotong saat wali kelasnya datang. Guru yang mengajar dibidang seni itu membuat Dina gugup, ia membawa gitar ditangannya.
"Siapa yang ikut lomba nyanyi ?"tanya bu Azta.
"Dina bu"jawab semua serentak
"Oke Dina, ayo latian"ucap Bu Azta
"Bu, saya gak bis......"ucapan Dina dicela oleh bu Azta
"Kita coba dulu Dina"ucap Bu Azta

Bu Azta memberikan gitar yang ia bawa kepada Dina, Dina mengambilnya. Hanya ia pegang seperti orang yang memainkan gitar, tapi bedanya ia hanya diam.

"Tunggu apa lagi, ayo mulai"ucap Bu Azta
"Tapi bu, saya gak tau mau nyanyi apa, keadaan ini buat saya bingung ibu, bantu lah anak mu ini"ucap Dina lebay
"Din, lagu "aku suka dia" aja"ucap Lilis

Dina sangat kesal dengan Lilis, lalu ia mulai memetik senar gitar perlahan. Sampai ia pun mulai bernyayi.

Aku lihat dia disana

Aku ingin mendekatinya

Aku cuba menghampirinya

Lalu aku menyapa dia

Dia pun membuka suara

Dan aku mulai mengenalnya

Kita mulai bermain mata

Mulai timbul rasa bahagia

Bila dia mendekati diriku

Hatiku rasa sesuatu

Bila dia senyum pada diriku

Hatiku rasa tak menentu

Hu ooo.... hu ooo

Dina menghentikan lagunya. Ia sangat-sangat kesal.
"Udah ? Itu aja lagunya ?"tanya Bu Azta
"Masih ada bu"ucap Dina
"Kamu hafal ?"tanya Bu Azta
"Hmm hafal bu"ucap Dina tenang
"Oh yaudah, kamu fasihin lagi, dua hari lagi acaranya, persiapkan diri kamu"ucap Bu Azta pergi, gitarnya ? Ia tinggal

Dina sangat kesal, ia memetik gitar itu kembali dengan wajah yang sangat-sangat sedih. Mulailah ia bernyanyi kembali.

Pernahkah kau terpikir

Rindu ini hadir menghangatku

"Huft, kenapa harus gue sih"kesal Dina sambil memberikan gitarnya kepada Raka
"Gue gak nyangka lo bisa main gitar sama nyanyi"ucap Deo kagum
"Heh, Liana juga bisa nyanyi"ucap Dina
"Ekhem, tapi gue gak bisa main gitar"ucap Liana
"Tapi Din, dikamar lo gak ada gitar tuh kayaknya"ucap Satya
"Yaiyalah, semua alat band dia, ada dikamar bawah, tepat dibawah tangga"ucap Nisa
"Tunggu tunggu, artinya Dina gak cuma punya gitar dong"ucap Raka
"Gak, Dina ada drum, gitar sekitar 3 atau 4, terus keyboard, piano, biola, mic dia punya 4, speaker, apa lagi yah ?"ucap Liana mengingat-ngingat
"Ada ukulele, sound, terompet, seruling, itu aja yang gue inget"ucap Nisa

Dina mengambil gitarnya pada Satya, Satya meminjamnya pada Raka tadi, Dina terus saja memetik gitarnya tanpa henti.

"Din, kapan-kapan ajakin kita kekamar lo itu dong"ucap Deo
"Besok, kerumah gue"ucap Dina
"Kenapa gak nanti malam ?"tanya Fizha
"Gue mau nagih janji orang"ucap Dina
"Siapa ?"tanya Raka
"Kamu"bisik Dina

Raka tersenyum, ternyata Dina mengingatnya.

"Woy"jerit Ridho sang ketua kelas
"Gak kaget gak kaget huuu"ucap Fizha mengejek
"Hehehe, ni, undangan orang tua kalian"ucap Ridho memberikan 4 undangan untuk Dina Liana Nisa dan Fizha.
"Thank's do"ucap mereka berempat
"Yep"ucap Ridho duduk di dekat mereka

Taklama masuklah wakil ketua dan bendahara kelas Dina dan ikut duduk didekat Ridho. Lilis berjalan kearah Dina lalu memberikan sebuah kertas kepada Dina.

Dina membuka lipatan-lipatan kertas itu. Betapa kagetnya Dina melihat gambar dikertas itu.

Gambar Raka, nama Raka disudut kiri atas kertas dan ada nama Dina disudut kanan atas kertas. Terdapat tanggal di bagian bawah gambar.

"Lo tuh dapat dari mana sih Lis ?"tanya Dina mulai tak sabar lagi
"Di buku map seni lo"ucap Lilis nyengir.

Raka melihat gambar itu, ia tersenyum melihat gambaran Dina. Mirip dengan dirinya. Raka sangat senang dengan hal ini.

"Aku simpen ya, lukisan yang bagus"ucap Raka berbisik pada Dina
"Hah ? Apa ?"pekik Dina

Raka hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah lucu wanitanya ini.

"Oke Din, sekarang lo gambar deh, apa yang mau lo gambar terserah"ucap Lilis sambil memberikan kertas putih polos pada Dina.

Habis sudah kesabaran Dina, ia mengambil kotak pensilnya dilaci dan membukanya. Ia mengambil pensil dan mulai menggambar dikertas putih polos tadi. Tangannya sangat lincah mencoret kertas putih polos itu.

Sahabatnya belum sadar dengan yang Dina gambar. Dina memperhatikan wajah sahabatnya satu-satu. Sekitar 10 menit ia selesai menggambar.

"Lo buat kita Din"ucap Deo
"Gak usah ge..... kok gue malah gambar ini sih ?"kaget Dina

Dina menggambar dirinya dan ketiga sahabatnya, juga Raka dan ketiga sahabatnya. Dina dan Raka di gambar itu berada ditengah. Dan keenam sahabat mereka disisi mereka.

Dina kaget, ada apa dengan dirinya ? Dina sangat tidak fokus sekarang ini

Hallo guys, alhamdulillah up lagi. Jangan lupa vote aja dah guys😅

Hujan RinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang