5. Jika Terlalu Melukakan Lupakan Saja

69 4 0
                                    

Setelah kejadian seorang Raka Adinata Putra datang kerumahnya, dia jadi marah dengan mama dan papa nya. Pasalnya mama dan papa ingin menjodohkannya, tentu saja Dina tidak ingin jika ia di jodohkan.

Ia hanya mengurung dirinya dikamar.
Sampai ke esokan harinya, Dina telah bangun pagi-pagi dan ia turun kebawah untuk makan.

"Good morning baby girl papa".
"Good morning sayang".
"Mornig ma, pa"jawab Dina singkat tanpa ekspresi. Sampai papa nya memecah keheningan agar suasana tidak tegang "Dina sayang, kamu pergi sama siapa ?"ucap papanya
"Sendiri"jawab Dina singkat. Papa dan mama Dina memang takut jika anak nya itu marah.

"Sayang, kamu masih marah ?"to the poin mama Dina
"Gak"jawab Dina
"Baguslah"jawab mama dan papa Dina bersamaan.
"Kamu gak jadi di jodohin kok sayang"lanjut mamanya
"Hmmmmp"jawab Dina singkat

Hening.......

"Din, kamu pergi bawa mobil kamu aja"ujar papa
"Gak ah, males" jawab Dina
"Dina sayang, papa sama mama bakalan pulang nanti siang"
Di jawab dengan deheman oleh Dina

"Dina udah selesai, Dina berangkat dulu ma, pa. Yaudah Dina bawa mobil aja"ucap Dina. "Iya sayang, hati-hati"ucap kedua orang tuanya. Lagi-lagi Dina balas dengan deheman. "Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam"
Dina siap-siap mengambil kunci mobil dan memakai sepatu. Lalu ia tancapkan laju mobilnya di jalanan yang masih agak sepi.

Disekolah

Jeri sampai di parkiran sekolah dan memarkirkan motor besarnya di halaman parkiran sekolah. Lalu ia melihat satu mobil sport masuk melambat. Dan mobil itu terparkir sangat rapi disebelah parkiran motor-motor yang lain.

Saat pintu mobil itu terbuka, ia melihat siapa yang keluar dari mobil itu, dengan muka dingin dan datar. Ia hanya melihat sekilas ke arah Jeri, dengan muka datarnya, lalu ia mengunci mobilnya dan berlalu pergi.

Jeri membatin
"Itu Dina ? Apakah aku sedang bermimpi ? Apakah mobil sport itu miliknya ? Ya ampun dia cantik banget tadi".

"Jer ?" Riky datang, abang kelas yang rumahnya dekat rumah Jeri. "Yey, ngelamun nih bocah"ucapnya lagi. "Jeriiiiiiiiiiii"ucapnya mengagetkan. "Eh, woi apaan ?"kaget Jeri. "Hello Jeri, masih pagi buat melamun"ucapnya. Jeri hanya berlalu pergi, lalu melanjutkan kata-katanya.

"Lo, naksir Dina ?"
"Gak"
"Alah Jer, gue liat tadi kok"
"Apaan sih ?"
"Lo tenang aja Jer rahasia lo aman sama gue, lo mau tanya apa tentang Dina ? Gue jawab deh cepet"
"Yakin lo ?"
"Iya Jeri"
"Ok, itu mobil Dina ?"
"Iya"
"Bukannya dia tinggal di keluarga yang agak terlalu sederhana ?"
"Iya, tapi Dina punya orang tua angkat, orang tua angkatnya juga donatur terbesar disini"
"Orang tua angkat ?"
"Iya, Sisil loh tau ?"
"Iya tau, anggota osis kan ?"
"Iya, dia juga orang kaya, lo tau ?"
"Iya gue tau"
"Nah, keluarganya juga donatur di sekolah ini, tapi cuma 40%, sedangkan 60%nya lagi keluarga angkat Dina, tapi gak banyak yang tau kalo Dina anak orang kaya, karna Dina gak mau ada yang tau, gue pun tau pas gue lewat majlis guru, mereka lagi ceritain Dina, jadi gue denger"ucapnya panjang lebar.

Sedangkan disisi lain Dina duduk di taman sambil menulis Diarynya
"Yah, pagi ini aku bertemu dengan orang yang membawa rasa di masa lalu. Ini sangat-sangat menyakitkan dan semalem aku diantar oleh pujaan hatiku".

Baru sedikit Dina tulis, ada seorang berkata sangat dalam "Dina, jika terlalu melukakan lupakan saja"ucap wanita itu yang lain tak bukan adalah sahabatnya yaitu Nisa.
"Hmmmmp"ucap Dina
"DINA ALYA, udahlah, lo gak usah ngejar ngejar orang yang setiap hari nyakitin loh".
"Gak kok, malahan gue di tumpangin pulang lagi"ucap Dina membuat Nisa terkejut. " lo, serius Din ?" Dina lalu berdiri dan membelakangi Nisa
"Iya Sa, ya ampun gue seneng banget, walaupun gue masih dingin dan kalau gue ketemu lagi, gue mau bilang i," ketika Dina membalikkan badannya, tak sengaja seorang pria ada di belakang, "love you"ucap dia tanpa ia sadari.

Hujan RinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang