Sakit , hal yang masih jisoo rasakan sampai saat ini . Bukan sakit karena bagian tubuhnya terluka tapi sakit karena baru saja ditinggal oleh laki laki yang beberapa jam lalu resmi menjadi suaminya .
Didalam kamarnya jisoo meratapi nasib , kamar yang harusnya diisi oleh dirinya dan minho kini hanya dirinyalah yang menempati .
Rasa sesak kembali meliputinya , ketika jisoo tak sengaja melihat dua lembar tiket miliknya dan minho . Sebuah tiket perjalanan keluar negeri , sebuah tiket perjalanan bulan madu . Hal yang sudah jisoo bayangkan akan berakhir dengan indah namun akhirnya berakhir dengan kedukaan .
Bergegas jisoo meraih dua lembar tiket miliknya , dan tanpa aba aba jisoo langsung merobeknya menjadi beberapa bagian . Lagi pula menurut jisoo untuk apa ia menyimpan benda berupa kertas yang menurut jisoo tak ada gunanya lagi
Jisoo menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya , ia kembali menangis
" minho .." ucap jisoo dalam tangisannya masih belum bisa menerima kepergian suaminya
...
Ditempat lain disebuah ruang keluarga , terlihat beberapa orang yang tengah berkumpul .
" apa kalian sudah membuat laporan ? " tanya tuan kim yang merupakan ayah jisoo
Ya malam ini kedua pihak keluarga telah bersepakat untuk membuat sebuah laporan kepada polisi terkait kasus pembunuhan minho yang tidak terduga sama sekali .
" sudah ..polisi akan segera memproses laporan kami .." sahut tuan lee semua mengangguk menanggapi
" kami masih tidak menyangka ada orang yang tega berbuat seperti itu terhadap minho , setahu kami minho itu anak yang baik dan tidak memiliki seorang musuh .. tapi .." ucap nyonya kim namun dipotong oleh nyonya lee
" kita tidak pernah tahu tentang semua orang , minho memang tidak punya musuh .. tapi orang yang paling dekat dengannya pun bisa saja membencinya .." ucap nyonya lee
Mendengar kalimat yang nyonya lee katakan , bangchan yang tengah meminum air tersedak dan membuat semua orang menatapnya heran
" ada apa bangchan .." tanya nyonya kim
" oh .. tidak .. tidak ada apa apa .. oh iya dimana jisoo " ucap bangchan mengalihkan pembicaraan
" dia dikamarnya .. dia benar benar terpuruk yang dia lakukan sepanjang hari hanya menangis .." sahut nyonya kim meratapi nasib buruk yang menimpa putrinya
" apa saya boleh menemuinya .." tanya bangchan
Nyonya kim mengangguk
" hiburlah jisoo .. dia butuh seseorang untuk menguatkan dirinya .." kini nyonya lee yang berucap , dan membuat bangchan seketika menganggukan kepala
Bergegas bangchan berjalan menuju lantai atas dimana disana terdapat kamar jisoo
Tak butuh waktu lama bagi bangchan untuk sampai dikamar jisoo , karena saat ini bangchan sudah berdiri diambang pintu yang terbuka lebar .
Bangchan dapat melihat jisoo yang kini tengah menangis diatas tempat tidurnya dengan menggenggam sebuah pigura , bangchan yakin jika pigura tersebut adalah foto minho .
Diawali dengan mengetuk pintu , bangchan berusaha meminta izin untuk masuk kepada jisoo
" jis .. apa aku boleh masuk .." tanya bangchan memastikan agar ia mendapatkan izin dari jisoo , namun jisoo tak menjawab ia masih setia memandangi foto minho
Bangchan memutuskan untuk masuk meskipun belum mendapat izin dari jisoo , perlahan bangchan menghampiri jisoo dan duduk disamping jisoo
" jis .. aku tahu disini kamu yang paling terpukul atas perginya minho , tapi apa kamu akan terus terusan menangis seperti ini .." ucap bangchan
" apa kamu ga kasian sama minho .. pasti dia sedih karena ngelihat kamu kaya gini .." ucap bangchan lagi
" bangchan .." akhirnya suara jisoo terdengar bangchan merasakan kelegaan dalam hatinya
" minho sekarang lagi apa .. diluar hujan .. pasti dia kedinginan malam ini .." ucap jisoo lirih dengan air mata yang kembali berurai
Bangchan memejamkan sejenak matanya untuk menenangkan pikirannya , sesaat bengchan melihat kearah jendela yang tidak tertutup oleh tirai dan ucapan jisoo benar diluar saat ini baru saja turun hujan ..
Bangchan tersenyum miris sebelum perhatiannya kembali dialihkan kepada jisoo" percaya sama aku .. minho pasti bahagia disana .. " ucap bangchan lagi memberi keyakinan kepada jisoo
Jisoo menoleh kearah bangchan , tangisan jisoo kembali pecah kini dalam pelukan bangchan . Dengan mengusap lembut punggung jisoo bangchan memcoba menenangkan jisoo
Diluar kamar tepatnya diambang pintu kamar jisoo , disana berdiri nyonya kim dan nyonya lee yang . Kedua berniat untuk menemui jisoo dan memberi kekuatan kepada jisoo .
Namun mereka mengurungkan niatnya , ketika kedua melihat jisoo sudah tenang dalam pelukan bangchan ." semoga kebahagian selalu menyertai jisoo .." ucap nyonya lee tak tega melihat menantunya terpuruk
Melihat jisoo yang sedang ditemani oleh bangchan , nyonya kim dan nyonya lee memutuskan untuk meninggalkan kamar jisoo dan kembali menuju ruang keluarga dan disana masih ada tuan kim dan tuan lee .
" kalian sudah kembali , bagaimana jisoo .." tanya tuan kim kepada istrinya
" dia masih bersama bangchan .. " sahut nyonya kim
Tak lama bangchan datang menghampiri ayah ibu dan juga mertua jisoo setelah kembali dari kamar jisoo
" bangchan .. kamu meninggalkan jisoo sendiri .." tanya nyonya kim
" jisoo sedang istirahat tante .. jadi akan lebih baik jika tidak ada satu orangpun yang mengganggunya .." sahut bangchan
" iya kamu bener , biarkan jisoo beristirahat .." ucap tuan kim dan semua mengangguk setuju
" kalau begitu , saya permisi pulang om tante , kalau ada apa apa dengan jisoo . Jangan sungkan untuk menghubungi saya .." pamit bangchan dan bergegas pergi meninggalkan kediaman rumah keluarga jisoo
Bangchan sampai diluar rumah jisoo dan bergegas menuju mobil miliknya yeng terparkir dihalaman rumah jisoo .
Sebelum masuk kedalam mobil , bangchan bersandar sejenak dimobilnya . Kepalanya mengadah keatas menatap balkon kamar jisoo
Dalam tatapannya bangchan tersenyum penuh arti , setelah dirasa cukup menatap bangchan memilih untuk masuk kedalam mobilnya , bergegas menghidupkan mesin dan pergi meninggalkan area rumah jisoo ........
Up lagi
Biar kata ga jelas , tapi ini juga hasil usaha 😄😄😄😃😃😃😂😂😆😆😆😁😁😁
Selalu menerima saran
See you ..
KAMU SEDANG MEMBACA
DOUBLE KNOT
Fanfictionjika dirimu bukan dirinya , jangan pernah menoleh sedikitpun