Pagi ini terlihat begitu cerah , tapi tidak dengan jisoo . Tak ada sedikitpun yang terlihat cerah semua masih suram untuknya
Dalam kesuraman jisoo memilih untuk terus berada dikamarnya , ia tidak ingin beranjak , ia tidak ingin kemanapun
" jisoo .." panggil nyonya kim yang baru saja datang , jisoo tahu kalau nonya kim datang namun jisoo mengabaikannya
Tak mendapat jawaban dari putrinya membuat nyonya kim menghela nafas dan memilih duduk disisi tempat tidur disamping jisoo , dengan sayang nyonya kim membelai surai hitam milik jisoo
" jis .. ayo bangun kita sarapan .. kamu belum makan apapun dari kemarin .." ucap nyonya ,
Jisoo menatap nyonya kim , dan nyonya kim memberikan senyuman kepada jisoo" ma .. apa minho disana sudah makan ..?" Pertanya yang jisoo ucapkan membuat nyonya kim kembali menghela nafas , dan kembali memberikan belaian dirambut jisoo
" jisoo dengerin mama .. kamu harus yakin kalau minho udah bahagia disana .." ucap nyonya kim
" dari kemarin semua orang pasti bicara seperti itu , apa mereka lihat kalau minho bahagia .. enggak kan .." sahut jisoo dengan mata yang berkaca kaca
" kalian cuma bisa bilang ikhlasin dan yakin kalau minho udah bahagia .. tapi kalian ga pernah tahu gimana sakitnya hati aku , gimana sakitnya kehilangan orang yang kita sayangi .." ucap jisoo lagi mencurahkan semua isi hatinya kepada sang ibu
" jisoo .. kami tahu betul apa yang kamu rasakan , kami tahu kamu merupakan orang yang paling merasa kehilangan .. tapi apa dengan kamu bersikap seperti ini minho akan kembali .. enggak kan .." sahut nyonya
" jisoo .. kita itu tak ubahnya tukang parkir , dimana setiap orang akan menitipkan kendaraan kepadanya . Dan ketika pemilik kendaraan ingin mengambil kembali kendaraan yang ia titipkan tukang parkir tidak marah , karena ia tahu kalau itu bukan miliknya .. maka dari itu kita pun sama , minho itu adalah orang yang tuhan titipkan kepada kamu dan kepada kedua orangtuanya , jadi kamu juga ga boleh marah karena tuhan mengambil kembali minho dari kita .. kamu harus percaya minho sudah bahagia bersama pemiliknya .." ucap nyonya kim dan sukses membuat tangisan jisoo semakin menjadi
" tapi kenapa tuhan begitu cepat ngambil minho dari aku ma .."
" karena tuhan sayang minho , dia tidak ingin minho lebih tersakiti lagi .. denger jisoo mungkin tuhan punya rencana lain dibalik semua ini , mungkin kalian berdua tidak ditakdirkan untuk bersama didunia , tapi tuhan akan menyatukan kalian diakhirat kelak .. " lagi lagi nyonya kim berucap mencoba untuk membuat jisoo bangkit dari keterpurukannya
Jisoo semakin tak kuasa menahan tangisanya , dengan erat ia memeluk nyonya kim , berusaha membuat putrinya nyaman nyonya kim membalas pelukan jisoo ...
...
Jauh ditempat lain , seseorang tengah duduk dengan begitu nyaman bersana dengan teman temannya ..
" gila gue ga nyangka lu bisa senekad itu .." ucap changbin salah satu temannya
Ia tersenyum tipis menanggapi ucapan temannya
" apa lu ga takut , kalau nanti jisoo sampai tahu pelakunya lu ..?" Satu pertanyaan kembali ia terima
" gue ga pernah takut dengan hal apapun .." sahutnya penuh keyakinan
" bukannya mereka udah buat laporan .. "
Anggukan kepala ia lakukan guna menanggapi satu pertanyaan yang kembali diajukan
" bangchan .. bangchan .. segitu terobsesinya ya lu sama jisoo , sampai lu tega ngabisin nyawa minho yang merupakan sahabat lu sendiri .."
" buat gue .. kalau jisoo ga bisa jadi milik gue , maka siapapun ga boleh milikin jisoo .. meskipun itu minho sahabat gue .." ucap bangchan tersenyum penuh seringai
" terus sekarang apa yang akan lu lakuin buat nutupin kesalahan lu .."
Tak menjawab bangchan justru berdiri dan berjalan kearah jendela , tatapan bangchan tertuju kearah luar
Dengan tatapan penuh arti bangchan kembali berucap
" gue akan ngedekitin jisoo lebih jauh lagi .. gue akan yakinin jisoo supaya jisoo percaya sama gue , dengan begitu rahasia gue ga akan terbongkar .." ucap bangchan dengan keyakinan yang penuh dalam hatinya ..
.....
Up lagi ..
Nulisnya sambil nangis
😢😢😢Selalu menerima saran
See you
KAMU SEDANG MEMBACA
DOUBLE KNOT
Fanfictionjika dirimu bukan dirinya , jangan pernah menoleh sedikitpun