Pagi ini Lisa dikejutkan dengan sang ibu yang membangunkan, mengajaknya ke salon untuk memanjakan diri. Entah apa yang terjadi, namun ibunya berkata bahwa hari ini ia mengambil cuti.
"Udah siap, kak?"
Lisa yang tengah menyusuri tangga tersenyum manis, diangkatnya kedua jempol miliknya dan menghampiri sang ibu yang berada di ruang tamu. Berhubung hari ini kelasnya hanya ada di siang hari, Lisa bisa bersantai.
Dari tempatnya, Rosa memperhatikan tampilan sang anak dari atas dampai bawah kakinya. Lisa hanya mengenakan hoodie berwarna kuning yang kebesaran dan celana jeans yang membentuk lekuk kakinya ㅡ sedikit terlalu santai untuk digunakan ke kampus. "Kamu ga pake baju kampus sekalian?"
"Aku pake baju ini aja, ma. Cuma dua jam, males pake baju yang ribet," Ucapnya meyakinkan. Padahal sebenarnya Lisa hanya merasa tak nyaman mengenakan baju ketat, walaupun perutnya belum membuncit.
Pada akhirnya Rosa mengangguk, dan meraih lengan Lisa. "Yuk, mama udah reservasi jam sembilan," Ujar si perempuan bersamaan dengan tas kecil yang ia selempangkan.
Berhubung Lucas masih berada di jenjang sekolah menengah atas, jadi adik lelakinya itu kali ini tidak diikutsertakan. Ditambah sang ayah pasti sibuk dengan jadwal mengajarnya atau sekedar jadwal dinas.
Sesampainya di garasi, Rosa mengeluarkan kunci mobil miliknya. Ia lalu menoleh pada Lisa yang berdiri di samping pintu penumpang bagian depan, "Kak, kamu mau nyetir atau kita minta Pak Eunhyuk aja?"
Lisa menoleh pada sang supir yang tengah berada di gardu satpam, menyeruput kopi hitamnya. "Aku aja yang bawa, ma. Biarin Pak Eunhyuk istirahat, aku denger rumahnya kebanjiran kemaren."
Mendengar itu, kening Rosa berkerut. "Loh, iya? Kok Pak Eunhyuk ga cerita ke mama, ya.." Bersamaan dengan itu, Rosa memberikan kunci mobilnya pada Lisa. Dan memberi kode agar sang anak masuk ke mobil lebih dahulu, "Mama mau ngomong sama dia sebentar."
Lisa mengangguk dan memasuki kursi kemudi, menyalakan mesin mobil tanpa banyak berkomentar. Sambil menunggu, ia memperhatikan interaksi ibunya dengan Eunhyuk dan kedua ujung bibirnya terangkat. Rosa adalah sesosok ibu yang sangat berwibawa dan sabar, bahkan selama dua dekade hidupnya Lisa jarang sekali mendengar Rosa marah.
Wanita itu akan menegur anaknya dengan baik tanpa menaikkan sedikit pun nada bicaranya, dan selalu mendengar setiap keluh kesah Lisa maupun Lucas ㅡ benar-benar sesosok ibu idaman.
Namun pemikiran itu dengan cepat terganti, seiringan senyumnya yang perlahan luntur. Ia tersadar bahwa selama ini ia bukanlah anak yang baik, bukan pula anak yang bisa dibanggakan oleh sang ibu. Lisa kerap sekali melakukan hal-hal yang Rosa larang, walaupun tidak pernah dikonfrontir, Lisa yakin sang ibu mengetahui tabiatnya itu.
Rasanya sesak bukan main saat ia sadar bahwa ia belum membalas sedikitpun kebaikan sang ibu, serta fakta bahwa ia tengah mengandung seorang anak diluar nikah tentu memperburuk segalanya. Ia berpikir, apakah tidak ada satu saja hal baik yang bisa ia lakukan untuk mebalas jasa sang ibu? kenapa hanya kebusukan yang selalu ia berikan pada Rosa?
"Pak Eunhyuk mama kasih cuti tiga hari gapapa, kak?"
Suara sang ibu yang entah kapan sudah berada di dalam mobil, membuat Lisa sedikit berjengit. Ia tengah sibuk dengan pemikirannya sendiri sampai tidak sadar akan kehadiran Rosa.
Tidak mau ketahuan oleh sang ibu, Lisa berdeham cepat kemudian mengangguk. "Gapapa, ma. Aku bisa bawa mobil sendiri kok selama tiga hari ituㅡ" Ucapannya terputus saat melihat keraguan di manik Rosa. "ㅡ aku gaakan pulang kelewat malem kok, ma. Sebelum jam tujuh udah di rumah," Lanjutnya dengan nada yang meyakinkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[01] PREGNANCY (jjh.lmb)
FanfictionDua garis merah yang tertera di alat pendeteksi kehamilan, membuat Lisa tidak mempercayai penglihatannya. Pusat sarafnya menolak untuk percaya, namun fakta tetap tidak berubah: ia hamil. Seharusnya Lisa bahagia, namun hal itu tidak dapat ia rasakan...