sebelumnya aku mau berterima kasih buat semua yang udah ninggalin komentar dan dukungan positif selama aku hiatus kemaren, i am super thankful. berkat kalian i gained my strength back ♡ terima kasih dan selamat membaca
Seusai diskusi panjang yang cukup intens antara anggota keluarga, Krystal memilih untuk kembali ke ruang kerjanya. Awalnya, ia ingin berbicara pada Jaehyun empat mata, namun adiknya itu tampak terburu untuk menemui Lisa.
Bagi Krystal, tindakan Jaehyun tadi cukup gila, seolah secara sadar mempertaruhkan segala yang ia punya. Tidak hanya itu, jika saja ayahnya nekat, keberadaan Lisa sendiri bisa terancam. Tapi tentu saja, Krystal mendukung penuh keputusan Jaehyun untuk bertanggung jawab.
Ia hanya menyesali bagaimana adiknya itu tidak cukup perhitungan dalam menghadapi sesuatu yang begitu besar. A right move with a wrong timing. Dan beruntung pula bagi Jaehyun, ia memiliki sang ibu disisinya: sosok yang menjadi kelemahan fatal ayah mereka.
"Sekarang bagaimana?" Pertanyaan yang dilontarkan sang sekretaris, membuat Krystal yang tengah melamun kembali ke alam sadarnya.
Si wanita berekspresi datar itu tersenyum tipis, merapikan posisi duduknya. "Entahlah," Gumamnya sambil menoleh ke jendela kaca di sisi kanan. "Kali ini dia mengejutkanku, jadi sepertinya lebih baik kalau kita menjadi penonton saja."
Ada jeda yang cukup lama, sampai sang sekretaris kembali memberanikan diri untuk berbicara. "Dan mempersiapkan segala sesuatunyaㅡ maaf sebelumnya, tapi saya rasa adalah sebuah keharusan untuk memberikan ganjaran pada si pelaku. Bukan begitu?"
Krystal kembali menoleh pada sekretarisnya, menyipitkan keduanya matanya lalu tersenyum miring. "You are right," Ucapnya lemgkap dengan telunjuk yang mengarah pada si sekretaris. "Coba tolong sesuaikan jadwalku dengan detektif Cha, kita butuh bukti yang lebih konkret."
Dari balik jendela kamarnya yang setinggi dinding itu, Minkyung menatap kedua insan yang tengah melangkah menyusuri taman anggrek belakang kediaman utama Keluarga Jung. Helaan nafasnya terdengar, begitu si lelaki terlihat tertawa atas perkataan yang dilontarkan si wanita sebelumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[01] PREGNANCY (jjh.lmb)
FanfictionDua garis merah yang tertera di alat pendeteksi kehamilan, membuat Lisa tidak mempercayai penglihatannya. Pusat sarafnya menolak untuk percaya, namun fakta tetap tidak berubah: ia hamil. Seharusnya Lisa bahagia, namun hal itu tidak dapat ia rasakan...