CHAPTER 10

6.6K 1K 85
                                    

ayo vote dan komen,
kalau gak aku marah
ggg

Lucas tengah asik menonton televisi, dengan sekantung keripik singkong pedas saat pintu rumah dibuka dan menampakkan kakak perempuannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lucas tengah asik menonton televisi, dengan sekantung keripik singkong pedas saat pintu rumah dibuka dan menampakkan kakak perempuannya. Kakaknya itu tampak lelah, sehingga sebagai adik yang baik, Lucas memilih untuk meninggalkan sebentar tontonannya dan menghampiri Lisa.

"Kakak lagi banyak tugas ya?" Lisa yang tengah merapikan sepatunya di rak, menoleh pada sang adik dan tersenyum manis. "Mau aku pijetin? Udah makan belom?"

Lisa menepuk pelan lengan atas Lucas, lalu menggelengkan kepalanya. "Ga perlu kok, kakak tinggal mandi trus istirahat juga udah ga capek. Trus tadi udah makan sama Mingyu, kamu? Mama sama papa belom pulang?"

Manik madu Lucas membesar, bersamaan dengan bibir yang ia tekuk dan ekspresi sarat akan keacuhan. "Udah makan kok tadi pesen," Ucapnya lalu mengambil tas kuliah Lisa.

Kalau sudah begitu, yang Lisa adalah adiknya tengah menutupi rasa kesal. Sebagai anak pertama, Lisa mendapatkan kesempatan untuk menghabiskan waktu yang lebih lama dengan kedua orang tua mereka. Berbeda dengan Lucas, yang sejak umur sembilan tahun terpaksa untuk harus memahami kesibukan kedua orang tua mereka.

Beberapa tahun lalu mungkin Lucas masih sering memprotes, terlebih saat baik ibu atau ayah mereka tidak bisa datang ke sekolahnya untuk mengambil rapot. Namun semakin dewasa, lelaki itu sudah tidak lagi mau memperdulikannya.

Meski jarang membicarakan hal tersebut secara terang-terangan, Lisa memahami perubahan sikap adiknya itu. Maka dari itu, sejak memasuki sekolah menengah atas ia mengambil alih semua tanggung jawab wali akademis sang adik. "Ada pr gak?"

Lucas yang berjalan lebih dahulu menyusuri tangga rumah, menoleh pada sang kakak lalu menggelengkan kepalanya.

"Ujian?"

Lelaki berumur enam belas itu kembali menatap Lisa, kali ini mendengus. "Gaada, minggu depan udah mulai ujian akhir tapi."

Mendengar itu Lisa mengangguk, lalu membuka kenop pintunya saat Lucas menunggu di samping kirinya. "Kalau gitu mulai besok, aku temenin kamu belajar. Dua jam sehari setelah aku pulang kuliah."

Tidak banyak memprotes, Lucas memilih untuk mengangguk. Bisa dikatakan bahwa Lisa adalah satu-satunya orang yang ia dengar di rumah, sehingga tidak heran apabila Lucas sangat menurut padanya.

Keduanya memasuki kamar Lisa, dan Lucas dengan sigap meletakkan tas sang kakak ke atas meja belajarnya. "Aku tunggu di bawah ya," Ucap si lelaki sebelum akhirnya menghilang dibalik pintu kamar Lisa yang tertutup.

[01] PREGNANCY (jjh.lmb)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang