"Selamat pagi."
Suara itu menyapa ramah. Minju menoleh. Menatap seorang laki-laki tampan sedang berdiri di sebelah mejanya. Lelaki itu tersenyum ramah.
"Selamat pagi." Minju tersenyum juga. Berusaha mengingat-ingat. Sepagi ini, Yuri membawanya ke berbagai ruangan di perusahaan ini, memperkenalkannya sebagai anak baru. Tapi sepertinya dia tidak ingat pernah dikenalkan dengan lelaki ini.
Lelaki di depannya ini, meskipun berpakaian rapi dan berdasi, tampak urakan dan santai. Senyumnya juga seperti senyum anak nakal didalam tubuh dewasa.
Lelaki itu mengangkat alis, tampak sadar dengan pengamatan Minju. Lalu tertawa dan mengulurkan tangannya.
"Tadi aku sedang keluar kantor, jadi tidak sempat berkenalan. Aku Jinyoung, Bae Jinyoung, IT Manager disini. Aku tadi mendengar ada anak baru yang cantik jadi buru-buru kemari untuk berkenalan." Katanya dalam canda.
Pipi Minju memerah mendengar candaan lelaki itu. Tetapi dia menyambut uluran tangan Jinyoung dengan senyum juga.
"Minju."
Jinyoung meremas tangan Minju sambil tersenyum lucu sebelum melepaskannya, lalu mengedipkan sebelah matanya.
"Aku tahu tempat makan siang yang enak. Mungkin kita bisa..."
"Jinyoung."
Suara dalam yang dingin itu menyela percakapan mereka. Jinyoung langsung menoleh ke arah suara dan tersenyum.
"Oh, sajangnim. Selamat pagi."
Yujin sedang berdiri didepan pintu ruangannya. Ekspresinya datar dan tak terbaca.
"Kebetulan kau ada disini. Tolong ke ruanganku sebentar. Ada beberapa hal tentang usulan program baru untuk data integrated kemarin yang harus kutanyakan padamu."
Jinyoung memutar bola matanya lucu ketika menatap Minju. Lalu menganggukkan kepalanya dan mengikuti Yujin masuk ke ruangannya.
Sementara itu Minju tersenyum geli sambil menatap punggung Jinyoung. Meskipun tampak urakan dan tidak serius, lelaki itu tampaknya lelaki yang baik dan menyenangkan.
.
.
.
Minju merapikan berkas-berkasnya sambil melirik jam dinding, sudah jam delapan malam. Besok hari yang sibuk untuk Zhen Ahn sajangnim dan syukurlah Minju sudah selesai menyiapkan semuanya, meskipun akhirnya dia harus ketinggalan bus karyawan.
Suara di pintu membuat Minju mendongakkan wajahnya dengan waspada. Zhen Ahn sajangnim berdiri disana, sepertinya baru pulang dari pertemuan bisnisnya di luar.
Lelaki itu mengerutkan mata melihatnya. "Kenapa kau masih ada disini?"
Mata itu sungguh tajam, Minju membatin. "Eh? Saya menyelesaikan berkas-berkas ini dulu, untuk besok."
Yujin menatap tidak suka. "Lain kali tinggalkan saja pekerjaan itu dan lanjutkan besok." Dia melirik jam tangannya. "Ini sudah terlalu malam untuk bekerja, seharusnya kau sudah ada di rumah dan beristirahat. Aku akan menyuruh supir untuk mengantarmu pulang."
Minju menggelengkan kepalanya panik. "Tidak perlu, sajangnim. Saya bisa naik bus."
"Ikuti perintah atasanmu." Yujin menatap tajam membuat Minju menelan ludahnya. "Sebelum itu, aku ingin bicara di ruanganku. Kau tidak keberatan membuat kopi untuk kita berdua?"
.
.
Kopi itu mengepul panas dan menguarkan aroma nikmat ke seluruh penjuru ruangan. Minju meletakkannya di meja di depan sofa tempat Yujin duduk dan menunggunya. Lalu dengan gugup dia duduk di depan Yujin, menunggu.
KAMU SEDANG MEMBACA
REASON (END)
Romance🔞Kim Minju menikah dengan Ahn Yujin, Orang yang telah membunuh orang tuanya.(Mature Content)