28

2.3K 217 90
                                    

Minju tertegun. Dalam diamnya. Dia menolehkan kepalanya dan menatap Yujim. Lelaki itu sedang menunduk, tidak menatap Minju, matanya menerawang oleh pikirannya sendiri.

"Kau tahu bagaimana perasaanku waktu itu?" Yujin tersenyum pahit. "Aku datang dengan segala kesombongan dan kepongahanku. Merasa berkuasa dan punya segalanya, merasa bisa membeli permintaan maaf dari seseorang. Tetapi aku salah. Kau membuatku sadar ketika itu. Ketika kau mengatakan bahwa aku adalah manusia hina yang tidak punya harga diri, yang berlindung di balik kekuasaan ayahku. Kau sangat benar." Yujin menghela napas. "Aku pulang dengan kesadaran penuh, seperti ditampar untuk disadarkan."

Lelaki itu menatap Minju dengan pandangan penuh kesakitan. "Tetapi aku berusaha, aku berusaha supaya aku bisa berdiri di depanmu, dengan harga diri. Aku berusaha sekuat tenaga. Aku mendirikan perusahaanku sebagai pembuktianku padamu. Perusahaan itu sama sekali tidak menerima campur tangan ayahku, aku memulainya dari nol." Yujin menghela napas. "Dan aku memang membohongimu. Aku mengawasimu sejak awal, jangan salah paham, aku sama sekali tidak punya maksud buruk. Aku... Aku hanya ingin menjagamu, aku tahu kau sebatang kara karena aku, dan aku merasa bertanggung jawab untuk itu."

Yujin tersenyum pahit. "Ya. Aku mengatur pendidikanmu, semua beasiswa itu. Semua kuusahakan, asrama itu juga bagian dari rencanaku, irene Ahjumma adalah pegawai Eommaku. Tapi aku tidak melakukannya untuk menguasaimu, aku melakukannya untuk menjagamu. Memastikan kau baik-baik saja. Kurasa jauh di dalam hatiku, aku ingin menjadi pahlawan untukmu."

Minju termenung mendengar penjelasan Yujin. Ini sama persis dengan apa yang dikatakan Yuri, dan juga yang lainnya. Apakah selama ini dia terlalu menutup diri? Sehingga tidak mau melihat apa yang sebenarnya merupakan kenyataan. Apakah selama ini dia terlalu diselimuti oleh kebencian dan prasangka? Hingga tidak mau membuka hatinya?

Minju sadar bahwa apa yang dilakukan Yujin demi kebaikannya. Minju ingat betapa mudahnya hidupnya. Pendidikannya yang lancar, tempat tinggalnya yang menaunginya, dan sosok seorang ibu yang menjaganya, irene Ahjumma. Semuanya disediakan oleh Yujin.

"Tujuan awalku adalah supaya kau bisa melanjutkan masa depanmu dengan baik. Setelah itu aku berniat melepasmu, pergi dengan diam-diam sehingga kau tidak pernah tahu ada aku di balik semua skenario itu." Yujin menyambung, sambil menatap wajah Minju dengan lembut, tahu kalau Minju mendengarkan. "Kuberi kau pekerjaan di perusahaan itu, karena kau mempunyai hak di sana. Perusahaan itu bisa berdiri karena kau. Karena tempatmu adalah di sana. Aku pikir kita bisa melanjutkan hubungan kerja dengan baik, sebagai atasan dengan bawahan. Lalu kuharap kau akan menemukan jodoh yang baik, menikah, lalu hidup bahagia selama-lamanya."

Minju menatap Yujin tajam. "Kalau begitu, kenapa kau menikahiku, Yujin?"

"Karena aku tidak bisa menipu diriku sendiri." Yujin tertawa pahit, seolah mengejek dirinya. "Tanpa sadar aku jatuh cinta kepadamu. Kau telah menjadi semacam obsesi yang merenggut hatiku. Membuatku merindukanmu. Semua wanita-wanita itu..." Yujin menatap Minju dalam-dalam. "Wanita-wanita seperti Nancy, mereka ada untuk menggantikanmu. Aku memang tak berperasaan."

Jadi benar apa yang dikatakan oleh Nancy. Bahwa Yujin menganggap Nancy sebagai dirinya. Minju yang selalu dipanggil Yujin ketika itu memang benar dirinya. Sekarang semuanya jelas.

"Dan kau dekat dengan Jinyoung di hadapanku." Suara Yujin berapi-api. "Aku dibakar cemburu, luar biasa cemburu. Saat itulah aku menyadari bahwa aku tidak akan bisa melepaskanmu untuk lelaki lain. Aku harus memilikimu untuk diriku sendiri."

"Jadi benar kata Jinyoung kalau kau menjebaknya."

"Aku menyuruh Sihyun merayunya. Ya, aku mengakuinya." Yujin tersenyum sinis mengingat Jinyoung. "Tetapi yang terjadi selanjutnya adalah murni kesalahan Jinyoung sendiri. Kalau dia benar-benar menjaga hatinya dan mencintaimu, dia tidak akan jatuh ke dalam pelukan Sihyun. Aku hanya menunjukkan kepadamu betapa lemahnya Jinyoung sesungguhnya. Betapa kau akan menyesal kalau menyerahkan hatimu kepadanya."

REASON (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang